17

168 9 1
                                    

Tanpa di duga anak buah Minho yang kemarin mendatanginya, sekarang kembali mendatangi Minho ke kantornya. Karena Hyunjin sudah mengetahui semuanya, dia jadi tidak perlu lagi menguping. Yang mereka bahas pasti tidak akan jauh jauh seputar organisasi itu. Namun netra Hyunjin seperti menangkap bayangan seseorang yang juga berada disana seolah tengah memantau percakapan yang terjadi antara Minho dan anak buahnya. Ia curiga orang itu merupakan orang yang juga selama ini mengawasinya. Hyunjin tak ambil pusing. Untuk sementara ia memilih membiarkannya.

"Jadi bagaimana? Kau mau tinggal di mansionku untuk sementara? setidaknya sampai aku kembali dari Jepang."

"Walaupun aku menolak, kau pasti akan tetap memaksaku kan?"

Minho hanya merespon ucapan Hyunjin dengan senyumannya, seolah dia sudah mengetahui sifat keras kepala sang kekasih.

Keberangkatan Minho ke Jepang tinggal menghitung beberapa hari. Hyunjin sepakat untuk tinggal di Mansion Minho sesuai keinginannya. Beberapa anak buahnya sudah diamanatkan untuk menjaga Hyunjin.

"Kak..aku bisa jaga diri, aku juga bukan anak kecil yang harus selalu dijaga oleh orang dewasa."

"Aku melakukannya demi kemananmu sayang, sudahlah jangan protes."

Hyunjin membelalakan matanya malas.

"Aku akan pergi cukup lama sayang, aku hanya ingin memastikan keselamatanmu, itu saja."

"Huufttt, terserah kau saja"

Hari berlalu, kini sang kekasih sudah benar benar berangkat, walaupun begitu, Hyunjin tetap beraktivitas seperti biasa tapi bedanya dia harus selalu diawasi oleh anak buah Minho yang ditugaskan menjaganya.

1 minggu terhitung sejak keberangkatan sang kekasih ke Jepang. Hingga suatu malam Hyunjin menodongkan pistol ke arah kepala seseorang saat mendapati dirinya tengah diawasi.

"Kau ini sebenarnya siapa?" Ucap Hyunjin sembil menodongkan senjata berisikan peluru itu ke kepala si penyusup.

Hyunjin melihat sekeliling.

"Mansion ini dilengkapi sistem keamanan yang cukup ketat, bagaimana bisa kau masuk ke dalam mansion?"

"Sistem keamanannya saja yang buruk, sampai sampai penyusup sepertiku bisa masuk."

"Berhenti berbicara omong kosong dan katakan siapa yang menyuruhmu? Kau pikir aku bodoh. Sejak awal kau bekerja diperusahaan Minho kau selalu mengawasiku."

"Kau mengenalku?"

"Apa kau pikir dengan berpakaian serba hitam dan tertutup seperti ini membuatku tak mengenalimu, Kim Seungmin."

Pria yang berpakaian serba hitam itu lantas membuka maskernya.

"Jika kau mengenalku sejak awal, kenapa kau tetap bersikap polos seolah tak tahu apapun?"

"Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengungkap semuanya."

"Kau siapa?"

"Nae?"

"Caramu memegang senjata seolah seperti sudah terbiasa. Aku yakin jika kau menarik pelatuknya, kau dapat mengenai sasaran dengan tepat."

"Entahlah. Aku tidak yakin. Mau mencobanya? Kenapa kau tidak berdiri di depan sana dan aku akan mencoba menembakmu dari jarak jauh. Sudah lama aku tidak pernah menggunakan senjata lagi. Setelah bertahun tahun, akhirnya aku bisa kembali memegang senjata seperti ini. Sudahlah, berhenti membahas pembicaraan lain, sekarang katakan kenapa kau selalu mengawasiku?"

"Aku akan mengatakannya 1 kali sebagai rekan kerjamu. Jauhi Minho, dia itu sangat berbahaya, musuhnya dimana mana. Jangan sampai kau terluka dan bernasib sama seperti Jungwoo, kekasihnya dulu."

"Aku tidak mau. Apapun yang kau katakan, aku tidak akan mendengarmu. Memang kau ini siapa sampai menyuruhku menjauh dari kekasihku sendiri."

"Aku akan membantumu agar kau dapat terlepas darinya. Ku dengar dari Karina, kau dulu sangat membencinnya kan? Kenapa kau tidak terus membencinya saja, dengan begitu kau takkan pernah terlibat dengannya."

Hyunjin masih dengan posisi menodongkan senjatanya ke arah kepala Seungmin. Ya, selama ini yang selalu saja mengawasinya adalah Seungmin si karyawan magang.

"Aku akan memberimu kesempatan untuk segera pergi dari sini sebelum aku benar benar menembus kepalamu dengan peluru yang didalam senjata ini."

"Kau sedang mengancamku?"

"Tidak. Aku hanya memberi saran sebagai seorang rekan kerja. Dan mungkin sebuah peringatan terakhir untukmu? Ini adalah terkahir kalinya aku bersikap baik padamu, aku bisa saja membunuhmu malam ini juga jika aku ingin."

"Tidak ingin tahu siapa yang menyuruhku mengawasimu?"

Hyunjin menunjukkan smirk nya.

"Ku rasa kau tidak berniat memberitahuku. Karena itu harus aku sendiri yang mencari tahu."

"Kau sangat peka rupanya. Baiklah kalau begitu, semoga  berhasil." Ucap Seungmin yang akhirnya pergi dari tempat Hyunjin berada. Namun sebelum langkahnya sepenuhnya keluar , Seungmin kembali terhenti saat mendengar ucapan Hyunjin yang kembali berucap "Kuharap kau segera mengurus surat pengunduran dirimu Seungmin, kau sudah ketahuan".

"Maka orang lain yang akan menggantikan tugasku"

"Akan kupastikan mereka tertangkap sebelum melakukan tugasnya."

_____

"Kenapa kau begitu ceroboh Seungmin?"

"Kurasa Hyunjin itu bukan orang sembarangan, dia cukup peka. Karena itu aku ketahuan."

"Bukankah sebenarnya dirimu yang kurang berhati hati? Sampai sampai penyamaranmu terbongkar."

"Sudahlah Kak, jangan terus menyalahkanku. Setidaknya aku sudah cukup berusaha. Dari informasi terkahir yang ku dapat, Minho sudah berangkat ke Jepang. Sepertinya ada masalah dengan organisasi miliknya."

"Chan yang akan mengurus sisanya, tugas kita hanya mengawasi pergerakan nya."

"Aku tidak mengerti, kenapa kau begitu yakin jika sosok L yang kita cari adalah atasanku di kantor."

"Sekalipun aku menjelaskannya, kau tidak akan mengerti Seungmin."

"Kau selalu saja seperti itu Kim Seokjin."

"Kau juga masih saja ceroboh Kim Seungmin, melakukan tugas semudah itu saja tidak bisa"

"Apa kau pikir kau sudah cukup hebat?"

Kedua kakak beradik itu tak henti hentinya beradu mulut dan masih mendebatkan hal hal sekecil itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daepyeonim (대표님)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang