Bab.7 Rony kenawhy?

260 10 0
                                    

"sayang" panggil salma yang melihat Rony memasang sabuk pengaman.

"Apa cinta" jawab Rony.

"Dih" ucap Salma sambil menatap aneh.

"Nabila gapapa sama si Paul itu? Beneran aman kan?" Tanya Salma menatap Rony dan Rony yang mendengarnya tersenyum.

Yah, anak bontot Salma dan Rony itu dititipkan kepada Paul. Rony sih percaya pada bule satu itu, hanya saja sepertinya ibu negara ini belum sepenuhnya percaya.

"Iyalah pasti aman, aku pastiin itu." Jawab Rony tegas yang diangguki mengerti.

"Kamu ini khawatirnya berlebihan banget, udah kayak ibunya aja" ucap Rony sambil menyetir mobilnya dan sesekali menatap Salma.

Salma ini tipe ibu protektif jadi ia selalu takut jika anaknya kenapa-kenapa. Maksudnya adiknya.

"Iyalah, dia itu anak aku. Apalagi dia disini cuman sama aku, gimana ga khawatir coba??" Jelas Salma, tentu kakak mana yang tidak akan khawatir pada adiknya.

"Iya Mamih salsa" jawab Rony meledek.

"Apa sih Ron" ucap Salma kesal.

"Marah?" Tanya Rony.

"Gak lah ngapain?"  Ucap Salma sewot.

"Tapi ngegas" sahut rony membuat Salma semakin kesal.

"Berisik deh Ron"

Rony mendengar itu pun terdiam dan entah mengapa pikirannya menjadi terbagi, ia malah memikirkan sesuatu yang harusnya bukan saat ini ia pikirkan dan membuatnya melamun.

"Jangan melamun Rony! lagi dijalan raya ini, Bahaya loh ron!" Marah salma yang tadi tak sengaja menatap Rony.

Seakan tersadar Rony pun berusaha untuk fokus, Salma yang melihat itu hanya bisa menghela nafas.

"Salsa, misalnya aku pergi jauh"Rony menjeda ucapannya membuat Salma bingung.

"Kamu khawatir ga sama aku?" Lanjut Rony setelah melihat tatapan bingung sang kekasih.

"Kamu mau ninggalin aku?" Tanya balik Salma sambil menatap Rony tak percaya.

"Ya engga, aku cuma nanya aja"

"Engga ya, aku tau maksud kamu. Kamu mau ninggalin aku kan?" Ngegas Salma dengan tuduhan tak berdasar itu membuat Rony menyesal menanyakan itu.

"Apasih caca. Ga gitu maksudnya" ucap Rony.

Jika Rony sudah memanggil dengan nama Caca itu berarti obrolan ini sangat serius.

"Bohong"

"Sumpah yah kamu nih kayak anak kecil tau ga? ditanya apa jawab apa! Ga jelas tau sal" ucap Rony terbawa emosi membuat Salma terdiam.

"Loh ko jadi aku?" Tanya Salma dengan ekspresi tak percaya.

"Ya terus siapa? Kamu tuh terlalu curigaan" jawab Rony dengan muka yang memerah seperti menahan marah.

"Aku kan cuma pengen tau kamu khawatir ga sama aku. Atau kamu lebih suka ga ada aku?" Rony kembali berucap dan tentu saja ucapan itu membuat Salma marah.

"Kapan sih aku ga khawatir sama kamu Ron? KAPAN?"  Ucap Salma diakhiri bentakan.

"Waktu aku ke Jakarta, kamu ga ada hubungin aku? Kamu ga khawatir sama kabar aku?" Tanya Rony membuat salma menatap tak percaya.

"Ron, sumpah ya aku ga ngerti. Masalah itu kan udah selesai, kenapa jadi dibahas lagi?" Tanya Salma.

Salma semakin tidak mengerti dengan Rony yang hari ini, Rony didepannya ini bukan seperti Rony biasanya.

"Ron jujur kamu ngomong deh sekarang! Kamu kenapa?" Tanya Salma yang sudah jengah dengan obrolan ini.

"Kalau ada masalah jangan jadiin hal lain sebagai kambing hitamnya" ucap Salma yang sudah terlanjur lelah dengan drama ini.

Mendengar ucapan Salma membuat Rony seakan tersadar dan mengusap wajahnya kasar.

Rony tidak langsung menjawab, ia lebih memilih memberhentikan mobilnya disisi jalan yang lumayan sepi.

"Sal, butuh pelukan" ucap Rony parau dan merentangkan kedua tangannya, tumben.

Salma yang melihat itu langsung memeluk Rony dan mengusap punggung rony untuk menenangkan.

Tapi perlakuan Salma justru membuat Rony menangis kecil.

"Kenapa hm?" Tanya Salma lembut, Salma tidak tau apa isi pikiran bapak Parulian satu ini.

Rony membalas dengan gelengan kepala, hal itu tidak membuat Salma marah. Ia sangat tau sekarang yang Rony butuhkan hanya pelukan, jika Rony sudah siap cerita Salma akan selalu menjadi pendengar yang baik tapi ia tidak akan pernah memaksa Rony untuk menceritakan masalahnya.

Seperti nya Rony sedang banyak pikiran karna ini pertama kalinya sang kekasih itu meminta pelukan.

Salma tidak melepaskan pelukan itu malah semakin mempererat pelukannya dan ia sesekali mengucapkan kata-kata untuk menenangkan Rony.

"Are you okay?" Tanya Salma saat pelukan mulai melonggar.

"Kamu udah tenang sekarang?" Tanyanya lagi sambil menatap Rony dan dibalas anggukan.

"Maaf sayang, aku benar-benar minta maaf. Aku kelepasan. Aku ga sadar sama ucapan aku, aku minta maaf. aku terlalu terbawa perasaan" ucap Rony menyesali ucapannya yang berujung menyakiti Salma.

Mendengar perkataan maaf itu Salma hanya menganggukan kepalanya dan Salma mengerti perasaan Rony.

"Iya iya Ron aku maafin"

"Maaf juga sal aku nangis, padahal aku cowok" ucap Rony, sebenarnya dia malu karna menangis didepan sang kekasih. Dimana sifat laki itu Ron Ron.

"It's okay. Gapapa Rony, kamu ga harus selalu kuat. Nangis itu hal yang manusiawi, semua orang pasti pernah. Aku aja kalau nangis pasti ke kamu kan?" Jelas Salma yang diangguki Rony dan beralih mengambil tangan kanan Salma lalu diusapnya pelan.

"Iya sayang, makasih yah udah ngertiin aku dan sekali lagi maaf buat yang tadi" ucap Rony sambil mengecup tangan Salma dan diangguki salma sambil tersenyum.

"Love you" ucap Rony sambil menatap Salma dengan tersenyum.

"Love you more"

***

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang