Bab.14 3 Syarat

200 13 0
                                    

Salma baru saja menduduki kursi dikelasnya itu, tumben sekali belum ada teman kelasnya satu pun yang hadir.

"sal ikut aku" ucap Rony yang baru saja datang sambil menarik pergelangan tangan Salma dengan pelan.

Rony membawa Salma menuju taman sekolah yang lumayan jarang orang kunjungi.

"Apa sih Ron! Ga usah kayak gini" ucap Salma risih dan melepaskan tangan Rony yang menggenggam tangannya secara paksa.

"Sorry caa" jawab Rony.

"Caca, aku mau kita baikan beneran. Di diemin kamu tuh ga enak, aku ga bisa kalau harus terus berantem sama kamu. Aku minta maaf caa! aku nyesel udah bohong" ucap Rony panjang dengan mata yang sendu.

"Kapok?" Tanya Salma singkat yang diangguki Rony.

"Sini!" Titah Salma yang merentangkan tanganya tanda untuk memeluk.

Rony yang melihat itu tersenyum dan masuk kedalam dekapan Salma.
Rony memeluk erat Salma seolah gadis itu akan pergi jauh saja.

Salma membalas pelukan itu tak kalah erat, dan juga menepuk punggung Rony pelan.

"Jangan marah lagi!" Rengek Rony.

"Ada syaratnya." Ucap Salma.

"Apa ca syaratnya?" Tanya Rony sambil menatap wajah salma lekat.

"apapun syaratnya pasti aku penuhi" lanjut Rony.

"Ambil beasiswa itu Ron" ucap Salma yang langsung mendapat gelengan kepala dari Rony.

"Ga bisa" jawab Rony tegas.

"Ronn" panggilan peringatan dari Salma membuat Rony menghela nafas.

"Kasih aku alasan ca, alasan Kenapa harus aku ambil beasiswa itu?" Ucap Rony dengan berat hati.

"Kamu bisa ubah masa depan kamu Rony. Kejar impian kamu, kamu bisa sukses bahkan di negeri orang sekali pun. Buat orang tua kamu bangga! Dan jangan pernah takut untuk kehilangan apapun yang ada di hidup kamu." Jelas Salma sambil tersenyum.

"Aku ga bisa jauh dari kamu ca" sahut Rony mencoba untuk memberikan pengertian.

"Bukan ga bisa Ron, tapi belum terbiasa" ucap Salma sambil menepuk bahu Rony.

"Iya okey anggap aja begitu, tapi hari-hari aku pasti hampa ca"

"Hari-hari kamu akan terus bersinar, selagi matahari masih menyinari siang dan bulan menyinari gelapnya malam."

"Aku kalah kalau debat sama kamu ca. Tapi kamu tau kan gimana jadinya aku kalau tanpa kamu? Hancur."

"Ron dengerin aku ya. Hidup kamu ga selalu tentang aku, aku mau kamu tau kalau kamu itu sendiri."

"Jadi selama ini kamu ga anggap aku

"Bukan gitu Ronnyyy."

"Terus apa?"

"Kamu harus bisa berdiri di kaki sendiri, karna kita ga akan pernah tau kapan masa orang disekitar kita habis. Mereka bisa aja pergi bahkan aku sekalipun. kamu itu sendiri Rony jangan jadikan hancurnya kamu sebagai kelemahan, kamu itu kuat bahkan sebelum ketemu aku. Kamu ga boleh bergantung pada manusia manapun Ron, karna mereka tetap akan pergi pada waktunya" jelas Salma dengan menatap Rony lembut, tidak lupa senyum tulus Salma membuat Rony terpesona tapi perkataan Salma membuat Rony menjadi berpikir tentang ucapan itu.

"Oke aku turutin perkataan kamu, tapi aku juga punya syarat untuk kamu!" Ucap Rony yang sudah mulai mempertimbangkan ucapan Salma, namun tetap tidak ingin rugi jadilah Rony punya syarat tersendiri.

"Loh ko jadi gini" sahut Salma dengan wajah bingung.

"Biar adil"

"Ga gitulah ronnn"

"Biarin lah ca, aku mau 3 permintaan" kata Rony dengan wajah songong, minta ditampol.

"Ron aku bukan jin ya" sahut Salma sebal.

"3 syarat maksudnya caa"

"Tetap ga mau ronn"

"Bodo amat. Harus mau!." Ucap Rony dengan wajah menyebalkan.

"Huh okayy" ucap Salma yang sudah pasrah.

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang