Hari ini merupakan hari yang menyebalkan bagi tiga orang manusia itu karna mereka harus menjalani hukuman dari ibunda ratu.
Hal yang sangat menyebalkannya adalah mereka disuruh memakai costum binatang yang sudah disiapkan.
"Sayang ini beneran kah?" Tanya Rony menatap tidak percaya ke arah Salma, lalu menatap costum itu.
"Iyalah" ucap Salma.
"Sal masa iya kita pake ginian" ucap Paul sambil menunjuk costum itu.
"Kenapa ga mau?" Tanya Salma dengan galak dan dijawab gelengan kepala baik oleh Paul dan Rony.
Berbeda dengan Paul dan Rony, Nabila malah memuji bahkan ia sangat senang ketika melihat costum yang lucu-lucu itu.
"Ih kenapa, lucu tauu kalau pakai itu" sahut Nabila gemas sambil menunjuk costum unicorn.
"Tenang aja sih, ga kalian doang yang pake. Gue juga pake nemenin kalian" jelas Salma yang diangguki semangat oleh Nabila dan Rony, Paul hanya bisa pasrah.
"Mih kenapa ga ke taman aja? Lucu tau pakai costum ini terus piknik di taman" usulan Nabila sangat disambut baik oleh salma, sedang para lelaki hanya bisa saling bertatapan dengan tatapan tak percaya.
"Ahh ide yang bagus nabilaa" sahut Salma sambil mempertimbangkan ide Nabila.
"Wah dikasih ide Ron" ucap Paul dengan penuh penekanan dan senyum paksa sambil menatap Rony.
"Bisa-bisanya ul" ucap Rony yang juga mengikuti Paul, tentu dengan senyum paksa yang sangat amat terlihat terpaksa.
"Udah ah berisik sana pakai costum nya" titah Salma yang diangguki pasrah.
Paul dan Rony saling pandang dan mereka pun berebut costum, mereka mencari costum yang masih terlihat oke walau ga oke oke banget.
"Ah anjirr lo, itu yang gue" ucap Rony sambil berusaha merebut costum dinosaurus yang ada ditangan Paul.
"Ga dulu Ron, harga diri lebih penting" sahut Paul yang langsung pergi ke arah dapur, agar terhindar dari amukan bapak Rony.
" Mih aku ganti dulu ya hehe" pamit nabila dan diangguki Salma.
"Sayanngg, masa aku pake ginian.. ga mau ih" rengek Rony kepada Salma.
Salma hanya bisa tertawa kecil melihat rengekan dari kekasihnya.
"Ga peduli" ucapnya sambil berjalan menyusul Nabila.
Kali-kali kan Salma ngerjain kekasihnya, kapan lagi coba? Kapan-kapan bisa sih sebenarnya.
Ini foto ketika mereka berempat sudah memakai costum nya.
Salma dan juga Nabila yang melihat penampilan Paul dan Rony, sedikit menahan tertawa atau bahkan sudah tidak bisa menahan tawa.
"Ih babeh lucu bangett, kak Paul juga gemes. Kalian cocok deh jadi badut yang di ancol" sahut Nabila membuat Salma tertawa ngakak.
"Hahaha nab-nab, jangan jauh-jauh deh mereka udah mirip banget sama badut pasar malam" ledek Salma membuat wajah Rony dan Paul yang sudah masam semakin masam.
"Ledekin terusss, sampai puas!" Seru Rony membuat Salma yang tadi tertawa jadi berhenti.
"Loh kenapa diem sal" tanya Rony panik. Siapa yang tidak panik ketika melihat kekasih yang tadi tertawa ngakak tiba-tiba berhenti atau bahkan diam tanpa aba-aba.
Sumpah Rony lebih baik mendengar ledekan dari pada diamnya Salma, ketar ketir nih si Rony.
"Lagi mikirin hukumannya" ucap Salma santai.
"Loh ini bukan hukumannya mak?" Tanya Paul dengan wajah serius.
"Bukanlah, ini tuh dream gue hehe" sahut Salma sambil memasang senyum tanpa bersalah.
" Nab tahan gue nab, tahan!" Seru Paul sambil berusaha pura-pura maju untuk mengajak Salma berantem.
Nabila yang bingung pun menuruti ucapan Paul dan menahan tangan Paul. Ah sepertinya Paul salah langkah ia malah baper dengan pegangan Nabila.
Buktinya wajahnya malah memerah, bahkan senyum yang berusaha Paul tahan malah terpampang juga.
"Mau gue tampol Paul?" Tawar Rony sambil menunjukkan kepalan tanganya.
"Boleh, tampol pakai cintanya mas Rony ya" ucap Paul sambil menampilkan wajah genit, membuat siapa saja yang melihatnya merasa jijik.
"Paul sumpah gue tampol beneran yah" sahut Rony yang sudah jijik dengan Paul, bahkan ia melayangkan bantal ke wajah sang empu.
"Anjir Ron, kasar banget jadi cowok" ucap Paul sambil menaruh bantal yang terkena wajahnya ke sofa.
"Najis sumpah Paul anjing" ucap Rony yang mulai mengeluarkan bahasa kasar, tentu ia melupakan sesuatu.
"Aww aw awssh shh.. sakit sal" ringis Rony ketika mendapat cubitan maut dari kekasihnya.
"Abisnya ngomong kasar, udah tau ada anak kecil" sahut Salma sebal.
Mendengar ucapan Salma Rony langsung menatap Nabila dengan tatapan tak bersahabat, sedangkan yang ditatap hanya tersenyum tak bersalah.
Bukan karna apa Rony menatap nabila seperti itu, tapi karna Rony juga tau Nabila kalau dibelakang Salma dan dirinya juga sering berbicara kasar, apalagi bersama teman-temannya.
"Sal padahal Nabila juga sering ngo-" ucapan Rony sambil menampilkan senyuman jahat ke arah Nabila, namun belum selesai berbicara ucapannya lebih dulu terpotong oleh aduan Nabila.
"Mamih liat deh masa babeh pelototin aku, kan serem" adu Nabila dramastis membuat Salma menatap Rony tajam.
"Rony gue tampol ya" marah salma sambil melindungi Nabila dibalik badannya.
Nabila yang mendengar ucapan Salma tersenyum kemenangan bahkan ia dengan berani menguarkan lidahnya untuk meledek Rony.
"Sayang liat itu Nabila ngeledek aku" adu Rony membuat Salma membalikan badannya menghadap Nabila.
Nabila yang mendengar itu reflek terdiam dan memasang wajah sendu.
"Parah ih babeh, aku dari tadi diem tauu" ucap Nabila
"Bohong sal, coba aja tanya Paul" ucap Rony dengan mencari pembelaan, namun bukan seperti yang dibayangkan Rony, justru Paul malah menjadi Boomerang untuk Rony.
"Rony yang bohong sal, Ron jangan gitulah" ucap Paul dengan wajah serius.
Salma menatap Nabila dan Paul bergantian lalu berbalik menatap Rony dengan tajam.
"Maksud kamu apa fitnah anak aku Ron!!" Ucap Salma sambil menarik sebelah kuping Rony dan menyuruhnya untuk duduk.
Sedangkan Nabila yang dibelakang Salma menahan tawanya, begitupun dengan Paul.
Dan terjadilah aksi ceramah dadakan dari Salma untuk Rony, dan sang empu hanya bisa pasrah sambil mendengarkan.
Nabila dan Paul yang melihat itu bertos ria tanpa suara, bahkan mereka meledek Rony dengan berjoget pelan seperti orang yang baru saja mendapatkan jackpot.
Ketika Salma berbalik menatap mereka, mereka berdua akan terdiam dan menunduk. Dan ketika Salma ke posisi semula mereka kembali berjoget bahkan bertos ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita
Teen Fiction"setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya" Hidup tidak selalu berdiam pada zona yang sama, perlu adanya dorongan agar roda berputar dan setelah itu zona kita berubah. Ini mungkin hanya sebagian kisah kecil dari perjalanan yang tak akan...