Bab.10 Peri Cintaku

191 9 0
                                    

"Mamih ayo aku udah siap!" Seru Nabila yang sudah rapih dengan baju putihnya begitu juga Salma.

"Ayo nab, Rony juga udah didepan kayaknya" ucap Salma sambil merangkul Nabila dan mereka berjalan menuju pintu.

Salma mengunci terlebih dahulu pintu rumahnya dan berjalan bersama Nabila memasuki mobil putih milik Rony.

"Huh aku udah cantik belum sihh!?" Tanya Nabila pada Rony dan Salma yang duduk di kursi depan tentunya.

"Cantik nab! Kalian berdua cantik banget!" Jawab Rony  membuat Nabila tersenyum dan Salma sedikit salting.

"Udah ah ayo berangkat" ucap salma.

"Oke udah siap! Ayo berangkat" ucap Rony dan diangguki oleh kedua perempuan itu.

Rony pun menjalankan mobilnya menuju tempat tujuan mereka.

Setelah 20 menit perjalanan akhirnya mobil Rony pun sampai di depan masjid yang mereka tuju.

"Dah sampai deh," ucap Nabila sambil melihat ke arah luar.

"Aku sama Nabila masuk dulu ya. Nanti kamu jemputnya kalau aku chat ya Ron!" Ucap Salma dan diangguki Rony.

"Siap sayang. Hati-hati ya" sahut Rony diangguki mereka berdua .

Salma dan Nabila pun masuk kedalam masjid yang sudah lumayan penuh oleh para perempuan.

Yah hari ini kebetulan sekali Nabila dan Salma menghadiri sebuah kajian yang dimana bintang tamunya itu ustadzah terkenal Indonesia.

'Imam yang baik akan menuntun kita menuju surga' itu adalah tema ceramah kali ini.

"Nabila!" Panggil seorang gadis dari arah belakang membuat Nabila dan Salma menoleh.

"Wahh, Geiz kamu juga ada disini?" Tanya Nabila sambil tersenyum.

"Iyalah aku ke sini diajak kakak aku, tapi tadi dia sama temennya. Jadi pas liat kamu aku seneng deh  " jawab Geiz, gadis dengan kerudung berwana pink itu tersenyum kepada Nabila.

"Wah kak Salma juga ikut!?" Seru Geiz dan diangguki Salma sambil tersenyum lembut.

"Iyalah kakak juga ga mau ketinggalan kajian ini" ucap Salma dan diangguki geiz.

"Yaudah yuk sekarang kita duduk disana aja, mumpung bagian depan masih kosong" ajak Salma diangguki mereka berdua.

Salma, Nabila dan Geiz duduk di bagian depan yang bisa melihat secara langsung wajah ustadzah itu, dan dengan seriusnya mereka mendengarkan kajian ini.

Setelah satu jam acara kajian ini pun berakhir, mereka bertiga yang sejak tadi menyimak sudah berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu masjid.

"Nabila kamu mau ikut aku ga?" Tanya Geiz.

"Kemana geiz?"

" kumpul aja dicafe biasa sama Fatiha, ada kak Riski juga" ucap Geiz.

"Yah ga bisa deh kayaknya Geiz" ucap Nabila dengan wajah sedikit ditekuk

Salma yang dari tadi hanya menyimak dan ketika melihat wajah Nabila ia pun berbicara.

"Udah sana ikut Geiz aja, nanti pulangnya kabarin ya! Biar kakak jemput" ucap Salma yang mendapat tetapan binar dari Nabila begitu juga dengan geiz yang mendengarnya.

"Tapi nanti Mamih pulang sendiri, babeh kan ga bisa jemput" ucap Nabila khawatir mamihnya pulang sendiri.

"Udah gapapa, sana berangkat!" Ucap Salma dan langsung mendapatkan pelukan hangat Nabila.

"Makasih Mamih sayang"

***

Salma berjalan menuju bangunan yang merupakan tempat ibadah, yah tempat ibadah sang kekasih.

Salma berdiri didepan pagar sambil melihat kedalam, namun Rony belum juga keluar.

Ketika Salma menatap ke arah jalan, karna kebetulan rumah ibadah ini berada dipinggir jalan yang lumayan sering orang lewati.

Seseorang memegang pundak Salma, membuat sang empu langsung berbalik.

"Hai sayang, nunggu lama ya?" Ucap Rony yang tepat berdiri dihadapan Salma.

"Kaget tau Ron" ucap Salma dengan wajah cemberut dan tangan memegang dadanya, sumpah Salma beneran kaget ini mah.

"Hahaha sorry sayang, maaf yah! Ih ini gemes hidungnya" ucap Rony sambil mencubit pelan hidung Salma.

"Apa sih cubit-cubit sakit tauu!" Ucap Salma dengan kesal.

Lain di mulut lain dihati. Yang dicubit hidung yang salting hati sksk.

"Udah Ron?" Tanya Salma.

"Udah apa?" Tanya balik Rony.

"Ibadahnya lah"

"Udah sayang, ayo pulang. Atau kamu mau masuk ke gereja?" Tawar Rony yang langsung mendapat gelengan kepala dari Salma.

"Apasih ronnn" ucap Salma dan dibalas senyuman tipis dari Rony.

"Kamu cantik sal dengan jilbab kamu. Jangan pernah lepas yaa" ucap Rony sambil mengusap puncak kepala Salma.

"Iya enggalah! Ga mungkin aku lepas jilbab ini Ron" sahut Salma yang mendapat anggukan dari Rony.

"Pinterrr!"

Dengan jahilnya Rony menyentil dahi salma pelan.

"Ronnny ngeselin ih" ucap Salma yang kesal dengan kejahilan sang kekasih.

"Ron kamu pakai kalung?" Tanya Salma yang sedikit salah fokus dengan kalung salib yang melingkar dileher Rony.

"Hah? Ah iya ini udah dari lama sal" jawab Rony membuat Salma mengernyitkan dahinya.

"Masa sih! Kok aku baru liat" jawab Salma.

"Aku selalu masukin kedalam baju jadi pasti ga keliatan sal" jawab Rony membuat Salma mengangguk pelan.

'kok gue sakit ya liat kalung itu, padahal dari awal gue tau kalau kita ini beda.' ucap Salma dalam hati namun matanya terus meneliti pada kalung yang Rony pakai.

"Malah bengong, Ayo pulang. Tapi kita mampir dulu ke cafe DVirs yang diujung sana ya" ajak Rony yang diangguki Salma.

Mereka pun menaiki mobil putih milik Rony dan melaju menuju cafe yang mereka tuju.

Didalam perjalanan Salma memutar lagu secara asal dan mereka berdua menikmati musik dalam perjalanan.

"Ron ada minum ga?" Tanya Salma yang diangguki Rony.

"Ada, ambil aja di kursi belakang. Nyampe ga?" Jawab Rony sambil menyetir mobil.

"Nyampe lah ronn" jawab salma sambil mengambil botol air mineral dan membuka tutupnya.

"Jangan lupa bismillah sal" ucap Rony mengingatkan Salma.

"Oh iya hehe, bismillahirrahmanirrahim" ucap Salma lalu meminum airnya.

Tuhan memang satu

Kita yang tak sama

Haruskah aku lantas pergi

Meski cinta takkan bisa pergi?

Mendengar lagu yang terputar dengan reff yang sangatrelate, membuat Salma yang sedang minum tersedak dan Rony pun sempat terdiam.

"Sayang kamu gapapa?" Tanya Rony khawatir yang diangguki Salma.

"Gapapa" jawab Salma pelan.

"Ronn" panggil salma.

"Kenapa hm?"

"Cape ga?" Tanya Salma membuat Rony menatap bingung.

"Temboknya terlalu tinggi" ucap Salma membuat Rony terdiam.

Bahkan Rony enggan mengeluarkan kata apapun.

"Kita beda ya!?"lanjut Salma sambil menatap Rony dengan tatapan yang sangat sulit diartikan bahkan dijelaskan.

Rony mendengar pertanyaan itu hanya bisa terdiam.

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang