#6 Karena Ketidaktahuan

12 1 0
                                    

*Selamat membaca*

*

Ya, benar apa kata Fay. Seseorang yang terpadang, tidak mungkin jika tidak diketahui latar belakangnya.

"Tapi, aku sama sekali gak tau. Kamu tau sendiri kan, selama ini aku selalu berada di lingkungan kelas bawah." wanita itu mengungkit latar belakang dirinya sendiri.

Fay tersenyum tipis, "Aku gak bisa menyangkal apa yang kamu akui sendiri," kata Fay.

Pernyataan Fay membuat wanita itu langsung gusar, karena secara tidak langsung Fay seperti menyetujui ucapannya. Tapi Fay tetaplah merasa tenang, tanpa adanya rasa bersalah. Karena begitulah cara Fay bertahan, dengan prinsipnya yang kejam.

"Kalo begitu, aku ucapin selamat datang." Fay menyambutnya, dengan memasang wajah senang.

"Terimakasi, sudah menyambutku dengan senang." kata wanita itu, tapi tidak terlihat senang.

Hal itu membuat Fay menyadari satu hal, tentang apa yang ingin dilakukan wanita itu di sini. Terlihat dari sebuah lipatan kertas, yang mungkin tadi diberikan oleh si gadis berkaca mata itu.

"Tapi sebenernya apa alasanmu datang kesini?" Fay langsung bertanya to the point.

Wanita itu tertawa samar. "Kamu gak berubah sama sekali Fay."

Tapi Fay tidak pandai bercanda. "Apa kamu berniat untuk balas dendam? Kepada siapa? Apa kepadaku?" berbicara terus terang, selalu yang menjadi kebisaan Fay.

"Apa kamu berpikir begitu?" wanita itu langsung memasang wajah serius.

"Lalu kenapa? Di saat seperti ini hanya itu yang aku pikirkan." begitulah Fay berkata jujur.

"Dengar Fay! Jangan pernah berbicara suatu hal yang gak kamu tahu." wanita itu memberi pesan kepada Fay.

"Itu kenapa aku bertanya langsung padamu, aku gak mau salah paham sendirian. Seperti orang lain," jelas Fay.

Suasana tampak menjadi tegang, ketika tidak ada pembicaraan yang terus terang.

"Aku hanya mau melanjutkan pendidikan." elak wanita itu cepat.

Wanita itu hendak mendekati Fay, dengan berjalan sedikit mendekat dengan Fay yang posisinya masih bersandar.

"Dimana aku bisa mengambil banyak pelajaran selain di sekolah?" kata wanita itu, lalu pergi meninggalkan Fay.

Bukannya marah Fay malah tertawa samar. Tidak percaya? Mungkin itu yang Fay pikirkan. Ternyata waktu telah merubah banyak hal, terutama sikap seseorang. Wanita yang diam seribu bahasa tatkala bertemu dengan Kayden, menjadi wanita yang pandai berbicara ketika bertemu dengan Fay. Dan ya, sekolah memang menjadi tempat untuk mendapatkan banyak pelajaran. Entah itu untuk kebutuhan hidup, atau untuk pembelajaran tentang kehidupan.

Jadi, pelajaran apa yang Salsabilla Andriani cari?

**

Waktu yang telah berlalu, telah merubah banyak hal? Waktu yang telah lewat itu memang tidak banyak, tapi kenapa dia berubah sebanyak itu? Pikiran Fay saat ini tidak bisa tenang, mengingat ada banyak hal yang membuat Fay bimbang. Wajah seseorang memang bisa diubah, tapi kenapa sifat seseorang juga ikut berubah?

"Dengar Fay! Jangan pernah berbicara suatu hal yang gak kamu tahu,"

Ucapan wanita itu membuat Fay berpikir keras. Memangnya apa yang tidak Fay ketahui? Saat ini Fay tidak bisa mengontrol dirinya, hingga Fay tidak perduli jika sampai menunjukkan wajah kecemasannya. Sebab Fay dan wanita tadi, pernah terjadi hal yang tidak mengenakan di antara mereka. Di tambah lagi, rasa menyedihkan selalu datang tatkala Fay mendapati momen yang tragis.

Source Of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang