#11 Keegoisan Seseorang

10 1 0
                                    

*selamat membaca*

*

Di saat malam yang seharusnya menjadi waktu untuk berkumpulnya para keluarga, sebelum terlelap ke dunia mimpi masing-masing. Tapi seperti malam sebelumnya, Fay yakini bahwa malam ini juga tidak akan ada makan malam. Ketegangan terus terjadi di antara para orang dewasa, menyisihkan Fay yang masih menikmati masa remaja.

Berjalan di tengah malam, seperti menjadi rutinitas baru bagi Fay. Tidak ada yang Fay cari selain ingin mengalihkan pikiran.

"Selamat malam semuanya.." suara yang tidak asing terdengar oleh Fay.

Tepat ketika Fay sedang berada di tepi jalan, Fay tiba-tiba dibuat terdiam, tatkala suara sang kaka terdengar, dan asalnya dari layar yang berada di seberang jalan, tepatnya di sebuah gedung tinggi dari salah satu tempatnya pusat kota.

"Saya Ervan Zaliki, selaku Direktur Perusahaan Laboratorium FZ Group."

Ternyata sebuah Pertemuan Media, sedang dilakukan oleh sang kaka pertama dari Fay, dengan mewakili perusahaan yang kini sedang terlibat skandal penyalahgunaan prosedur keamanan. Sungguh sangat menyakitkan, tatkala melihat salah seorang anggota keluarga sedang menanggung beban Perusahaan sendirian. Melihat hal itu, Fay langsung teringat bagaimana reaksi sang ibu. Sosok yang paling berkuasa di balik Perusahaan.

Sehingga Fay langsung menghentikkan kegiatan rutinnya, lalu bergegas pulang menuju rumah. Kaki ini sudah jauh melangkah, hingga Fay harus berlari untuk segera sampai di rumah. Seketika sekeliling Fay tampak tidak berarti, selain perasaan sang ibu yang mudah sekali mati. Segala hal yang terjadi, selalu membawa dirinya ke tempat yang sunyi, lalu kembali dengan sikap yang tidak memiliki hati. Begitulah hidup membentuk karakter seseorang.

Fay berlari tanpa pikir panjang, tanpa memperdulikan jantung yang terus berdebar seiring dengan Fay saat berlari kencang, hingga tiba di depan gerbang yang langsung disambut oleh para penjaga keamanan yang langsung membukakan pintu untuk Fay. Lantas, Fay menjadi semakin tidak sabaran, dengan mendobrak pintu utama yang besar, lalu Fay dibuat terdiam setelah masuk ke dalamnya.

Seseorang turut berlari dari arah berlawanan, tepatnya dari ruang makan, lalu menyambut seseorang yang baru datang dari lantai atas.

Bruk!!

Pukulan keras langsung Frey layangkan pada Ervan, sang kaka sulung yang baru saja turun dari anak tangga.

"Apa yang kamu lakukan!!" hentak Frey kencang.

Terlihat pukulan itu sangat menyakitkan, hingga rahang Ervan mengeras kencang.

"Ck!" Ervan berdecak kesal.

"Kenapa kamu marah sekali, seharusnya aku yang marah di sini!!!" gertak Ervan.

Itu jadi yang pertama kalinya, kelembutan Ervan tertutup dengan kemarahan.

"Apa? Kenapa harus kamu yang marah. Masalah ini kan terjadi karena ulahmu," tekan Frey.

"Sudah berapa kali aku bilang ini bukan ulahku!!" kata Ervan, dengan penuh penekanan.

"Apa maksudmu!" Frey tidak percaya.

"Apa kamu orangnya?" kata Ervan tiba-tiba.

"Apa?" ulang Frey tidak mengerti.

"Aku tanya, apa kamu orangnya?" Ervan menegaskan pertanyaan.

"Jadi kamu menuduhku? Kamu kira aku orangnya?" papar Frey.

"Kamu ngomong apa si!!" elak Frey kesal.

"Aku gak omong kosong, karena aku memang udah menyelidikinya dengan benar!! Dan kamu tau apa yang aku temukan? jejak digital itu tertangkap di rumah ini. Orang yang menyabotase data perusahaan dan mengarang cerita lalu menyebarkannya ke media, keberadaannya terdeteksi di sini!! di rumah ini!!!" Ervan menjabarkan hasil pencariannya.

Source Of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang