#29 Dibalik Rahasia

4 1 0
                                    

*Selamat membaca*

*

Kata siapa jika tidak ada kata terlambat? Karena tidak perduli seberapa cepat, sebab kebenaran akan selalu datang diwaktu yang tepat. Walau tidak pernah Fay bayangkan sebelumnya, ketika Fay harus mengungkapkan rahasia yang selama ini Fay pendam sendirian. Ini mungkin termasuk keahlian bagi beberapa orang, tapi Fay menganggap ini adalah kesialan dimana Fay tidak mau lagi tenggelam di dalam kejahatan dunia Cyber.

"Jadi dia gak bakal jadi buronan Internasional kan?" ulang Frey, pada ucapan Jefry.

"Udah berapa kali aku bilang, kalo kali ini berbeda!" hentak Jefry, sudah sangat gregetan.

Walau kedua kawan ini sedang berada jauh dari posisi tempat Fay duduk, tapi ucapan yang lantang dengan tatapan yang selalu tertuju pada Fay itu tidak bisa Fay pungkiri jika akan selalu tertuju pada Fay. Setelah rahasia itu terbongkar, ada momen dimana Fay sangat menyesal, ketika Fay sudah berusaha sangat keras untuk menutupinya. Tapi apa boleh buat, mungkin ini saatnya keluarga Fay tahu perihal ini.

Di sebuah lorong jembatan, tepat dimana mereka semua sedang berhenti sejenak setelah melakukan aksi yang cukup menengangkan. Frey meminta Jefry untuk melihat gambaran yang lebih luas perihal apa yang terjadi pada adiknya ini.

"Terus kenapa bisa berbeda!" tekan Frey, karena memang tidak mengerti.

"Aku juga gak ngerti, tapi yang pasti ini hanyalah polisi Nasional bukan Internasional. Karena biasanya ada perjanjian berapa orang yang harus dicari, tapi ini gak ada. Jadi aku pikir ini bakal cepet selesai, lagi pula katanya Fay juga udah gak dapet kabar lagi kan. Jadi jangan khawatir," kata Jefry.

"Tapi tetep aja, gimana bisa kalian semua bisa kaya gitu!" Frey masih sangat kesal.

"Yak! Jangan samaratakan semuanya," henti Jefry, karena kebetulan Jefry bekerja sebagai Badan Intelegent Negara.

"Maaf, aku cuma terbawa suasana aja. Lagi pula seharusnya aku gak bisa ngomong gitu ke kamu, karena kamu udah bantu aku," kata Frey, seketika menyesal.

"Kebetulan aku baru aja mau bahas soal itu," kata Jefry, seketika menjadi semangat.

"Bukannya permasalahan kita udah berakhir?" tanya Frey.

"Aku kira juga begitu, tapi ada yang aneh. Pada kasus yang kedua kenapa nama orang itu gak terdaftar, lalu malah kamu yang akhirnya di tangkap, tapi gak lama dibebasin. Sedangkan orang yang pertama, ada dimana dia?" Jefry menjabarkan hasil pengetahuannya.

"Apa maksudmu? Yang pertama itu emang udah berhasil membocorkan data, tapi yang terjadi sama aku ini–" ini adalah sebuah fakta yang sangat memalukan bagi Frey untuk diceritakan.

"Kamu kenapa?" cecar Jefry.

"Apa kamu kira aku ini susah jera? Ini bukan aku, aku juga gak ngerti kenapa aku yang dituduh, aku juga sama sekali gak ngerasa ngehubungin hacker itu. Ah! Aku kesel banget kalo inget itu!! Aku ini korban," akhirnya Frey berkata terus terang, di saat Fay juga sudah dijelaskan perihal itu oleh Frey.

Kenyataan itu membuat Jefry menghembuskan nafas kasar. "Wajar aja, zaman sekarang dunia digital itu memang sangat menyeramkan, sebuah data gampang diretas, dimanulifulasi, atau disabotoase. Gak ada yang bisa dilakuin selain menerimanya, karena kekuasaan juga lebih menakutkan, karena bisa mengendalikan segala keadaan."

Ya, itu adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Dengan kekuasaan kejahatan bisa ditutupi, pemberitaan bisa diredam, lalu pihak yang berwenang bisa dibungkam. Entah dunia seperti apa ini, dan akan jadi seperti apa hidup ini.

**

Pada setiap momen yang terjadi, terkadang tidak perlu aksi ketika harus menerima semua ini. Cukup tenang, lalu lakukan dengan elegan. Jika negatif bertemu negatif saja bisa berakhir positif, maka jika seseorang yang naif pasti akan bisa berakhir baik, baru inilah cara yang paling berkelas. Pelajari permasalahan ini, lalu amati apa yang akan terjadi. Malam hari ini, tepat dimana semua saudara ini sedang berkumpul di meja makan, di saat sang pemberi aturan tidak kunjung datang.

Source Of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang