#15 Di Balik Peringatan

7 1 0
                                    

*Selamat membaca*

*

Tatkala semua manik mata memandang, tidak ada yang bisa ditutupi selain sudut pandang yang sama. Salsabilla tidak bisa menghindari semuanya, tatkala beberapa orang melihat bagaimana dirinya hanya bisa terdiam saat berada di samping Fay. Jam istirahat membawa Salsabilla ke kantin, karena bagaimanapun juga kehidupan sekola Salsabilla harus tetap berjalan.

Memulai sebagai siswa baru, menjadikan Salsabilla beruntung sebab langsung dikerubungi banyak teman. Namun insiden hari ini, seketika membuat semua orang menghindarinya, sebab lebih dekat dengan orang yang kejam seperti menjadi pantangan, karena bisa saja orang terdekat ikut terlibat. Kini, Salsabilla benar-benar duduk sendiri di dalam kantin ini.

Seperti sudah terbiasa, tapi bukan berarti Salsabilla baik-baik saja. Jelas, sangat kecewa tapi tidak bisa apa-apa.

Bruk!

Salah seorang datang, tatkala Salsabilla sedang sendirian. Perasaan senang pun seketika timbul, namun tidak lama menghilang ketika Salsabilla mengetahui siapa yang datang. Ternyata, kali ini Geby yang ingin duduk dengan Salsabilla setelah tadi Fay di dalam kelas.

"Kenapa makan sendiri?" tanya Geby tanpa perasaan, karena langsung duduk di hadapan Salsabilla.

Berada lebih dekat dengan orang yang jahat memang mengerikan, tapi lebih dekat dengan orang lama, cukup membuat suasana mencekam. Salsabilla dibuat menarik nafas berat. Seketika kejadian pertengkaran fisik yang melibatkan mereka berdua seoalah tidak memiliki arti, ketika saling menyerang lewat aksi yang lebih elegan dengan maksud yang mendalam.

"Kamu pasti bingung kan? Wajar saja, karena kita semua telah berubah." Geby seoalah tahu bagaimana perasaan Salsabilla.

"Karena itu, jangan berulah. Jika gak mau kami terus terang seperti ini lagi," ancam Geby setelahnya.

Mungkin seorang Geby bisa berkata serius dengan wajah tersenyum, tapi Salsabilla tidak bisa menyembunyikan ketakutannya. Sontak Salsabilla terasa seperti terjebak sendirian di tengah kabut yang tebal, padahal sedang berada di tempat yang ramai. Manik mata Salsabilla bergetar diikuti air keringat yang mengucur deras, serta deru nafas yang terasa sangat berat.

Salsabilla berusaha menahan ketakutannya dengan menangkap balik tatapan dalam dari Geby. Selain ucapan yang mengerikan, Geby juga  memasang wajah dengan senyuman yang berisi ancaman.

"Kamu paham kan?" tanya Geby memastikan.

"Jangan berulah lagi," tambah Geby, dengan nada suara lembut namun menusuk tajam.

Salsabilla jadi semakin diserang ketakutan yang dalam. Seketika pandangan semua orang tidak Salsabilla perdulikan, selain bertengkar dengan pemikirannya sendiri.

**

Karena ketidaktahuan menjadi hal yang paling menyebalkan, hingga membuat Fay sangat kesal. Hanya tahu alasan tanpa penyebab seperti berjalan di jalanan yang buntu, artinya tidak ada jalan keluar untuk hal itu. Tapi karena ketidaksempurnaan, Fay selalu kembali ke tempat ini. Entah kenapa Fay malah berjalan ke arah sudut tembok yang banyak coretan alih-alih ke menuju pemandangan yang indah.

"Ck! Apa yang lagi aku lakuin?" Fay sampai kebingungan.

Lantas Fay hendak berbalik, namun langsung di sambut seorang pria yang tidak dinantikan kedatangannya oleh Fay. Lantas, Fay pun tidak mau membuang waktunya.

"Kenapa gak jadi masuk?" seseorang itu menegur Fay, tatkala Fay hendak melangkah pergi.

Tidak masalah jika bertanya, tapi masalahnya mereka tidak pernah menyapa sebelumnya. Walau berada di sekolah yang sama, namun jelas status mereka berbeda. Dari pakaiannya saja sudah terlihat, bahwa pria ini berandalan sekolah karena bajunya tidak mengikuti aturan sekolah serta bajunya berantakan. Batang rokok yang menyelip di sela-sela jarinya juga menunjukkan, bahwa pria ini kuat menanggung hukuman.

Source Of EvilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang