GO...

176 12 2
                                    

Senin pagi yang cerah membuat suasana hati eliu sangat hangat. Sekolah adalah tempat yang dia sukai setelah apartemen miliknya. Dia bebas melakukan apapun tanpa melihat mata-mata sang ayah. Pagi ini eliu menjadi salah satu siswa yang akan dipanggil ke depan untuk di jadikan contoh bagi siswa siswi yang lain. Sebisa mungkin dia harus menunjukkan penampilan terbaiknya.

Serangkaian upacara bendera hari senin pun hampir selesai. Kini kepala sekolah neo high school pun memberi beberapa kata untuk petuah dan mendoakan agar anak-anak yang terpilih mewakili olimpiade lusa akan pulang membawa !nama baik sekolah ini.

"Kita beri tepuk tangan kepada Eliu, Jeremy, Rena serta Marvin yang akan mewakili sekolah kita untuk mengikuti olimpiade minggu ini".

Semua orang bertepuk tangan sangat meriah. Marvin satu-satunya siswa kelas XII yang masih aktif mengikuti olimpiade. Padahal dirinya harusnya mempersiapkan untuk belajar ke perguruan tinggi. Namun dengan sukarelawan, marvin ingin mengikutinya karena rasa sukanya terhadap belajar. Tak heran semua orang menyukainya.

Upacara pun bubar, anak-anak kembali ke kelas masing-masing.

"Kalian ber empat bapak bebas tugaskan mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sebagai gantinya kalian akan belajar bersama di ruang khusus. Marvin, sebagai seorang senior, bapak minta kamu membantu mereka mengerjakan beberapa soal yang pernah kamu kerjakan."

"Baik pak"

"Jemy, bapak minta untuk kegiatan OSIS sebaiknya kamu limpah dulu kepada wakil dan sekertarismu. Bapak tak ingin kamu kelelahan".

"Tidak masalah kok pak, saya masih bisa menghandle semuanya".

"Baiklah kalau begitu"

"Pak, maaf sebelumnya. Apakah bapak sudah mengirim surat permintaan kepada kedua orang tua saya?"

"Ah ya kamu rena ya?"

"Iya pak"

"Bapak sudah memberitahu kedua orang tuamu. Dan mereka menyetujuinya.

"Terimakasih pak"

Keempat siswa tersebut pun langsung menuju ke ruangan khusus anak-anak yang mengikuti olimpiada tingkat nasional.

Tak hanya ke empat anak tersebut, melainkan ada beberapa siswa siswa yang juga ikut olimpiade non akademis. Meski mereka tak melakukannya dalam waktu dekat, seperti mereka.

Marvin memimpin kagiatan belajar mengajar mereka. Rena sangat memperhatikan bagaimana marvin menjelaskan segalanya. Sedangkan jeremy sibuk dengan ponselnya yang sejak tadi tak berhenti bergetar. Tentu saja jadwal sebagai ketua OSIS sangat banyak. Marvin pun memaklumi karena sebelumnya dirinya lah yang berada di posisi tersebut. Dan eliu tak begitu peduli dengan apa yang disampaikan oleh marvin.

"Apa ada pertanyaan?"

Eliu mengangkat tangan kanannya. Marvin pun mempersilahkan eliu untuk mengatakan pendapatnya.

"Gue mau ruangan belajar gue pisah dan gak saling ganggu satu sama lain".

"Tapi kan ada beberapa pelajaran yang mengharuskan kita untuk kerja sama tim. Bagaimana kita melakukannya jika kamu ingin ruangan terpisah".

"Kalian saja, aku akan ambil pelajaran yang indvidu".

"Hey, gak bisa gitu dong! Lo pikir cuma elo yang disini yang pinter?". Jeremy pun tak terima. Dia tak pernah tahu siapa eliu. Yang jeremy ingat hanya seorang anak pindahan yang sudah merebut posisinya di peringkat satu.

"Kalau iya emang kenapa?"

Jeremy semakin naik pitam, dia ingin sekali mengomeli eliu. Hanya saja marvin melarangnya. Rena hanya menyaksikan bagaimana ketiga teman barunya sedang bertengkar.

Strong Women || RENJUN, HAECHAN, YANGYANG ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang