SHICHI...

167 16 3
                                    

Rena merapikan pakaiannya yang terlihat sedikit lebih lecek dari sebelumnya. Untung saja marvin masih tahu batasan waktu meski keduanya terlihat sangat menikmatinya satu sama lain. Mengingat tak hanya ada mereka berdua, apalagi jam istirahat mereka sudah hampir habis. Marvin tersenyum senang, padahal dia hanya ingin menggoda rena. Dia tak tahu jika rena ternyata sepolos itu. Dan marvin berkali-kali mengatakan bahwa semuanya bukan keinginan dirinya. Melainkan rena lah yang lebih dulu melakukan hal tersebut.

Kedatangan eliu membuat keduanya kembali menjauh. Tak menghiraukan kelompok belajarnya, eliu pun langsung duduk di tempat yang sudah menjadi bangkunya sejak tadi pagi.

Eliu langsung membuka buku dan catatan miliknya. Dia harus kembali fokus, meski ucapan anak tampan tadi mengganggu pikirannya. Bagaimana jika dia benar-benar melakukan hal itu? Apa yang harus eliu katakan? Jika nanti sang ayah mengetahuinya? Meski membencinya, eliu tetap memiliki rasa hormat kepada ayahnya.

Jeremy langsung duduk ke meja miliknya. Dia pun langsung mengerjakan soal-soal yang sudah dia dapatkan dari tempat les nya.

"Marv....Maksud gue, kak marv, tolong ajari soal ini dong".

Marvin dengan lihai mengajari semua soal yang menurut jeremy cukup sulit. Selain lebih senior, marvin memiliki kemampuan yang tak diragukan lagi.

Bukan hanya jeremy, rena juga meminta diajarkan beberapa soal yang tak dia mengerti. Marvin adalah guru yang cukup baik bagi rena dan jeremy. Terbukti dengan setelah dijelaskan oleh marvin, mereka langsung bisa mengerjakan soal lainnya.

Memang sudah sepakat, hanya saja marvin sangat penasaran dengan eliu. Seharusnya dia belum mengerjakan beberapa soal yang diajarkan di kelas XII. Namun sejak tadi eliu tak meminta bantuan darinya sedikit pun. Dia sangat fokus mengerjakan segala sesuatu.

Marvin diam-diam mengintip eliu. Mata marvin terbelak karena terkejut. Eliu bisa mengerjakan semua soal yang harusnya belum dia kerjakan. Bahkan tanpa meminta bantuan dari marvin. Lebih herannya lagi, semua jawaban eliu hampir semua benar. Dari 10 soal yang sudah dikerjakan eliu, hanya satu jawaban yang memiliki kesalahan. Sebagai senior yang baik, marvin pun tiba-tiba mengoreksi pekerjaan eliu. Dimana saat mendengar ucapan marvin yang secara tiba-tiba membuatnya terkejut.

"Sorry, maksud ku...."

"Bisa gak sih lo permisi dulu?"

Eliu sama sekali tak takut dengan seniornya. Jeremy dan rena pun langsung menatap ke arah eliu yang kebetulan suaranya cukup keras.

"Gue hanya mau bantu lo ngerja....."

"Gue gak butuh bantuan lo! Bisa minggir gak?"

Marvin melotot, baru kali ini ada cewek yang marah-marah padanya. Padahal di luar sana, semua orang mengantri untuk menjadi siswa bimbingan marvin. Tapi berbeda dengan eliu yang memang tak suka diganggu saat belajar. Meski niat baiknya marvin salah di tangkap oleh eliu.

Mendengar penolakan eliu membuat jeremy semakin sebal dengannya.

"Lo itu gak punya sopan santun ya? Kak marvin itu senior kita! Harusnya lo lebih...."

"Lo budek ya? Sejak awal kan udah gue bilang. Gue mau ruang belajar sendiri. Dan dia nyetujui hal itu. Bukan salah gue dong ngomong kayak gitu. Secara dia tiba-tiba masuk kawasan tempat belajar gue".

Apa yang dibilang eliu sebenarnya tak salah. Sejak awal marvin memperbolehkan eliu untuk memilih sendiri tempat belajarnya. Marvin bilang tak masalah selama mereka masih dalam satu ruangan. Dan dengan catatan nilai yang dia miliki harus sempurna. Itu sebabnya marvin berinisiatif melihat ke meja eliu. Meski sebenarnya marvin juga penasaran dengan cara belajar eliu yang sangat kompetititf.

Strong Women || RENJUN, HAECHAN, YANGYANG ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang