JUU ROKU

225 35 4
                                    

Brak!

Beberapa minggu hidup eliu sangat tenang tanpa jevano. Justru eliu bahagia, namun dia merasa kesepian sejak jevano tak lagi mengganggunya. Memang jeremy terus menerus menempelinya secara diam-diam sebab tak ingin eliu membuka mulut tentang hubungan keluarga mereka.

Eliu terkejut ketika dia pergi ke atap, dia melihat jevano dengan seseorang yang cukup eliu tahu.

Jevano hanya melirik eliu, tak mengatakan apapun. Sedangkan gadis itu pun mematung setelah ketangkap basah sedang berciuman mesra dengan jevano. Yang statusnya mungkin masih menjadi kekasih eliu.

Eliu sedikit gemetar, nafasnya tersenggal, dadanya terasa nyeri. Meski dia tak mencintai jevano sejak awal, tapi perbuataan jevano saat ini membuatnya mengingat kembali perbuatan ayahnya di masalalu. Tak ingin semakin marah, eliu pun langsung pergi secepatnya.

"Jev, eliu....."

Jevano langsung pergi menyusul eliu. Namun eliu pergi secepat kilat. Jevano merutuki dirinya sendiri yang sudah membuat eliu takut seperti itu. Meski tak pernah bercerita, jevano tahu betul eliu memiliki semacam trauma tentang pengkhianatan. Dan dengan bodohnya, dia melakukan hal semacam itu hanya karena cintanya tak pernah terbalas oleh eliu.

"Hah hah hah"

Tubuh eliu mengeluarkan keringat bercucuran, dia tak peduli bahwa dia berlari sangat kencang. Perbuatan ayahnya membuat dirinya terus memikirkan semuanya. Ucapan dona, tangisan ibunya, pertengkaran kedua orang tuanya di masalalu, kebohongan hecha. Semua terlintas begitu saja di kepala eliu.

"Hei, bangun, hei"

Eliu tak sadar siapa yang terus memanggilnya. Dia berharap bukan jevano ataupun hendra. Siapapun dia tak peduli, karena eliu tak mau kedua orang itu melihat bagaimana terpuruknya eliu saat traumanya kembali.

"El, eliu, bangun hei, eliu!"















Eliu membuka kedua matanya perlahan, semua yang dia lihat sangat asing untuknya. Tangannya terasa berat, seseorang sedang menimpanya dengan kepalanya. Dengan perlahan eliu melepaskan tangannya tanpa membuat seseorang itu terbangun.

Eliu berjalan perlahan, ini masih dilingkungan sekolah. Ah ternyata dia baru saja terbangun di ruang UKS.

Tak ingin bertemu dengan siapapun eliu langsung pergi dari sekolah. Dia memesan taxi dengan cepat. Dan meminta marvin membuatkan ijin untuk dirinya. Untung saja marvin tak bertanya banyak hal. Jadi eliu tak perlu khawatir menjelaskan segalanya.

Tujuan eliu bukanlah apartement miliknya. Dia pergi ke rumah duka tempat ibunya dikuburkan. Eliu menangis dengan keras, rasanya sangat sakit sekali. Orang-orang yang berada disekelilingnya satu persatu mengkhianati dirinya.

Selama menjadi kekasih jevano, eliu sudah menganggap jevano sebagai teman berceritanya. Keduanya juga saling berbagi ketika sedang memiliki mood yang buruk. Mereka saling menghibur satu sama lain.

"Hiks mama, el sangat merindukan mama".

Eliu tak pernah menunjukkan tangisan atau keluhannya. Dia akan datang berkunjung ke rumah ibunya jika sedang mengalami hal yang sangat buruk.

"Bawa el mama, el ingin bersama mama"

Usapan halus dikepala eliu rasakan, ketika dia mengadah ke atas, dia melihat sosok pria yang selama ini berada disisinya. Seorang pria yang tidak pernah mengkhianati dirinya sejak dulu.

"El"

Eliu memeluk erat pria tersebut, dia semakin menangis kencang. Pria itu memberikan rasa nyaman kepada eliu. Pilihan ibunya tidak pernah salah, pria ini selalu menepati janjinya.

Strong Women || RENJUN, HAECHAN, YANGYANG ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang