NIJUU ICHI

49 15 2
                                    

Ketidak hadiran jevano membuat suasana sekolah terasa sepi dan sunyi. Semenjak seluruh siswa mengetahui hubungan eliu dan jeremy. Keduanya terang - terangan tak membantah apapun. Sebab, ayah jeremy dengan resmi meminta eliu untuk menjadi menantunya. Meski eliu tak percaya lagi akan namanya cinta, tentu saja menolak permintaan kedua orang tua jeremy adalah hal yang mustahil untuknya.

Jeremy sendiri, sejak mengetahui sisi lain dari eliu. Hatinya perlahan - lahan terbuka. Jujur saja, jeremy sangat malu saat memikirkan masa lalu hubungan keduanya. Eliu adalah gadis yang sangat baik, keadaan saja yang sudah membuatnya seperti itu.

"El"

Suasana canggung terlihat ketika hecha menghampiri eliu dan jeremy yang sedang berjalan bersama menuju ke kelas mereka.

Jeremy langsung menggenggam tangan eliu. Dia tahu hecha adalah orang baik, tapi jeremy tak yakin hecha tak akan memanfaatkan eliu lagi. Setelah mendengar segalanya, dia sudah berjanji pada kedua orang tuanya akan menjaga eliu sepenuh hati.

"Lo pergi dulu aja".

"Enggak!"

"Jemy!"

Eliu menghembuskan nafas panjangnya. Semalam dia sudah membicarakannya. Perihal hubungan mereka yang tak dilandasi dengan cinta. Sudah sangat jelas semalam eliu mengatakan bahwa jeremy tak berhak mengaturnya. Begitu juga sebaliknya, eliu juga mengatakan bahwa dia tak memiliki perasaan apapun pada jeremy. Dan keduanya sudah saling terbuka satu sama lain. Mereka sudah sepakat tetap menjalani hubungan yang tanpa perasaan itu.

"Gue hanya akan balas masalah ayah el aja kok. Kalau jemy mau tahu, tidak masalah dia disini".

"Jemy! Please!"

Eliu memohon dengan sepenuh hati agar jeremy membiarkan hecha dan dirinya berbicara empat mata.

Akhirnya jeremy pun menurutinya. Dan keduanya mencari tempat yang sepi.

"Apa yang mau lo bilang?"

"El, sebenarnya aku mau minta maaf sama kamu."

"Lalu?"

Dengan nafas yang berat dan tangan gemetar, hecha mau mengatakan segalanya sekarang juga. Mengingat terakhir kali dia datang ke rumah ayahnya eliu. Kondisinya tak benar - benar baik.

"Aku sengaja deketin mina agar bisa datang terus ke rumah."

"Aku tahu, and then?"

"Hmm aku hmm sejujurnya aku hmmm....."

Hecha tak tahu harus memulainya dari mana. Dia sangat bingung, dia sangat frustasi. Hecha terus menerus memikirkan bagaimana eliu akan bersikap terhadapnya setelah mendengar pengakuannya.

"Hecha!"

Hecha bersimpuh di hadapan eliu. Dia mengakui semuanya dan menceritakan awal mulanya hubungan keluarga nya menjadi buruk. Hecha menangis, dia merasa sangat bersalah pada eliu. Sebagai seorang sahabat, harusnya hecha mengatakan hal itu sejak dulu kepadanya. Bukan memikirkan dari satu sisi saja.

Eliu ikut menangis, sejujurnya dia sudah tahu. Sebab kedua orang tua jeremy mengatakannya. Mereka tahu semua itu belum lama ini, eliu sadar, hecha kecil sudah berbuat kesalahan. Tak seharusnya dia menghakimi hecha seperti itu. Yang salah adalah orang - orang dewasa, mereka membuat para anak - anak menjadi korbannya.

"Hiks maafkan aku hiks aku salah".

"Gue udah tahu, itu sebabnya gue benci sama elo cha. Hiks gue bener - benar benci sama elo". Ucapnya dengan ikut bersimpuh bersama hecha.

Eliu sejujurnya sangat menyayangi hecha. Dia tahu hecha tak sepenuhnya salah. Harusnya eliu mau mendengarkan permintaan maaf serta ucapannya ketika mereka memiliki waktu sejak dulu. Keduanya sudah saling menyakiti terlalu lama. Padahal mereka hanya seorang anak - anak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Strong Women || RENJUN, HAECHAN, YANGYANG ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang