Sesi santap menyantap telah usai dilaksanakan. Semua anggota keluarga tengah asyik mengobrol, bermain bersama, menciptakan waktu berkualitas untuk mempererat hubungan antar keluarga. Quality-time yang jarang dilakukan sebab terhalang masing-masing kesibukan.
Bahkan saat ini, Putri yang hendak berdiam diri sekedar memandangi mereka yang bermain, tiba-tiba dihampiri oleh gadis kecil yang Putri perkirakan umurnya lima atau enam tahun. Gadis kecil yang bernama Aruna, salah satu sepupu Fandi yang kerap dipanggil Una. Dia menghampiri Putri untuk bermain dengan kucingnya, menciptakan seutas momen menyenangkan bersama. Sepertinya Fandi dan keluarganya tak ingin membiarkan Putri sendiri dan kesepian.
Sejauh pengamatan Putri, Aruna adalah yang paling aktif dan ceria diantara keluarga Fandi. Selain banyak bicara dan bertanya apapun itu, gadis itu juga tak sungkan untuk mengajak orang asing bermain bersama. Sampai-sampai Alano, kakak Una yang dia panggil 'Ano' itu seringkali kedapatan mengomeli tingkah adiknya yang tidak bisa diam.
Putri hanya tertawa memandangi mereka. Ternyata sifat kakak adik itu tidak jauh dari dirinya dengan Egan. Kadang akur, kadang bertingkah layaknya kucing dan tikus.
Oke, mari kembali ke acara ulang tahun Bu Ratri, yang katanya Fandi akan memberikan penampilan spesialnya. Nyatanya sampai sekarang lelaki itu tak terlihat batang hidungnya. Tadi, makanannya habis duluan, jadi dia langsung menyelonong masuk ke belakang dan tak kunjung kembali dalam waktu yang cukup lama. Putri tak yakin lelaki itu akan bermain gitar dan menyanyi dengan sukarela. Seperti yang kita tau, dia gengsinya gede banget bro! Boleh jadi Fandi diam-diam kabur untuk menolak permintaan konyol bang Fano.
Namun dugaan Putri salah, sebab tak lama kemudian, Fandi datang dengan diikuti antek-anteknya. Chandra, Haikal, tak lupa bang Fano juga ikut mengekor dengan membawa beberapa alat musik disertai toples plastik dan panci. Putri tak habis pikir, kenapa peralatan memasak itu ikut-ikutan dibawa juga. Buat apa coba?
"Perhatian! Jadi begini om, tante, adek-adek dan semua anggota keluarga, dikarenakan adik bang Fano ini malu-malu meong mau tampil sendirian, jadi kita akan tampil bareng dia buat menghibur kalian semua! Gimana? Seru kan, ide bang Fano yang ganteng ini?" Ujar bang Fano memprovokasi penonton. Sampai suara-suara bernada antusias terdengar saling sahut-menyahut.
"Yooo, seru dong pastinya. Apalagi Aa Haikal juga bakal tampil di sini. Hati-hati bakal terpesona sama kegantengan Aa," ucap Haikal dengan kepercayaan dirinya.
"Sebagai ape lu? Kagak ada yang ngajak perasaan."
"Pasukan goyang ngebor. Udah keren-keren bawa ginian padahal!" dengusnya sok-sokan ngambek.
Haikal membawa gitar bang Fano lalu berlagak menebar pesona pada semua orang. Muak dengan sikap Haikal yang di luar nalar, gitar tersebut langsung diambil alih oleh pemiliknya.
Bang Fano mengambil gitarnya, kemudian memberikannya pada sang adik. "Ini bagian adek gue. Lo ini aja, udah cocok, pas banget sama image lo," ucapnya sembari melemparkan panci yang langsung ditangkap oleh Haikal.
"Emang image dia kayak gimana, Bang?"
Tau-tau Chandra menyambar pembicaraan bang Fano dan Haikal dengan tampang meledek.
"Image tukang panci keliling."
Semua orang tanpa terkecuali tertawa, seakan sedang menyaksikan dagelan singkat sebelum pertunjukan utama di mulai. Sementara itu, Chandra dan Fandi sibuk menyetel gitar, sembari menyiapkan penampilan. Sesekali melirik perdebatan ringan kakaknya dengan teman terdekatnya. Mereka berdua itu sama-sama gesrek, jadi klop banget kalo urusan adu kegesrekan.
"Untung abang temen sendiri. Kalo enggak—" kata Haikal menggantung.
"Kalo enggak kenape?!"
Fano langsung mendekat, memperlihatkan ototnya yang kekar. Nyali Haikal langsung menciut seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BANK
Teen FictionEmeralda Saputri harus merasakan pahit manisnya PKL di masa pandemi Covid-19. Berbagai peristiwa tak terduga, mengharuskan dirinya menjalani masa PKL dengan seorang lelaki dari kelas tetangga. Di sebuah unit bank di daerah mereka, semua kisah ini be...