29 ✓ Seni Merayakan Patah Hati

23 4 0
                                    

Helaan demi helaan nafas terdengar saling sahut pada pagi hari. Tak seperti biasanya, situasi kali ini cukup menegangkan.

Hari ini kita kedatangan seseorang yang cukup misterius. Dia terdiam cukup lama mengamati sekitar, lalu saat petugas senggang, tiba-tiba, dia  mengintrogasi mereka. Dugaan sementara, itu adalah intel yang sedang menyamar. Dia tidak berpakaian rapi berseragam, secara visual dia terlihat seperti orang biasa, bahkan seperti nasabah pada umumnya.

Namun, melihat mbak Alda yang kelimpungan setelah orang itu pergi, sepertinya ada masalah yang cukup serius.

Putri tidak berani bertanya karena alasan ingin tau, jadi dia diam saja mengamati. Hingga kemudian, mas Fatih yang datang dari arah kluis dibisiki oleh mbak Alda perihal sesuatu. Mereka berbincang perlahan meski tetap terdengar oleh Putri yang berada diantara mereka.

Katanya, ada modus penipuan baru. Ada orang yang mengeluh katanya uang di tabungannya terus berkurang setiap waktu. Padahal dia merasa tidak melakukan transaksi akhir-akhir ini. Nominal yang diambil pun tidak sedikit, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan. Maka dari itu, orang tersebut mengirim intel untuk menyelidiki semuanya.

"Fandi, kamu bantu mas Agus di kluis lagi ya. Ada banyak berkas yang perlu dipindahin ke rak baru," mbak Alda berbicara pada Fandi.

Lelaki itu mengiyakan lalu bergegas ke tempat yang dituju.

Di pagi hari itu, semua agak ribet dibanding hari-hari biasanya. Dari pagi mas Fatih bahkan tidak sempat menyapanya. Dia sudah bercengkrama dengan komputernya, serius mengerjakan sesuatu. Juga pegawai lain, mbak Alda, mbak Dewi, para mantri dibelakang pun terbilang cukup sibuk.

Hingga salah satu nasabah menggebrak meja pelayanan, meminta seseorang datang membantu anggota keluarganya yang mendadak pingsan. Hari itu semua pegawai bank nampak kesulitan.

Mas Januar datang bak superhero langsung menggendong orang yang pingsan itu ke kursi panjang yang ada di ujung. Para nasabah yang sebelumnya duduk di sana praktis berdiri memberikan ruang.

Wah, kalau ditanya siapa yang paling sibuk diantara semuanya, itu sudah pasti mas Janu. Hari ini dia kebagian rolling dengan pak Jo. Sebenarnya jadwalnya besok, hanya saja hari ini pak Jo sedang izin sebab ada urusan keluarga cukup mendadak, sehingga digantikan mas Janu untuk sementara.

"Fokus, Tih. Semangat!" Ujar mas Janu sambil memijat singkat punggung mas Fatih.

Dilihat-lihat mas Fatih juga frustasi. Dia melonggarkan sedikit dasinya, memudahkannya untuk menghirup udara. Melihat itu Putri cukup sangsi. Mas Fatih pasti sangat amat lelah.

Meski di saat bersamaan, gadis itu keringat dingin sendiri melihat penampilan mas Fatih saat menyugar rambutnya ke arah belakang. Damage-nya beuh! Putri sampai tak berkedip dibuatnya.

Gadis itu berinisiatif mengisikan kembali botol air minum mas Fatih dan karyawan lain. Botol milik mbak Alda dan mbak Dewi ternyata masih penuh, hanya punya mas Fatih yang hampir habis.

"Makasih ya," kata mas Fatih.

"Sama-sama, mas."

Tak terasa waktunya jam istirahat makan siang berlangsung, mas Fatih bergegas ke belakang, tanpa basa-basi seperti biasanya pada Putri. Gadis itu maklum, mungkin mas Fatih sangat kelelahan plus banyak yang sedang ia pikirkan.

Gadis itu menyusul setelah merampungkan tugasnya. Hari ini, meskipun bank bisa dibilang cukup sibuk, namun tak banyak yang bisa ia lakukan. Hanya pekerjaan ringan seperti registrasi hingga membantu nasabah yang hendak mengisi formulir pengajuan. Selebihnya dia hanya mengamati.

"Alhamdulillah, akhirnya bisa leha-leha juga. Hari ini lagi kenapa ya, ada aja tantangannya," mas Januar menyeletuk setelah berhasil mendudukkan dirinya pada sebuah kursi di depan meja panjang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE BANKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang