Sekitar 3 hari an Ifa di rumah sakit teman-teman nya sering mengunjungi teman mereka itu,mereka kaget melihat Ifa.
Dius terus di sana hanya saat tidur dia pergi karna tak enak untuk tidur di ruangan itu apa lagi keluarga Ifa yang ramai sering menginap di sana.
Dan ini sudah seminggu lebih Ifa kembali ke rumah saat Ifa kembali kerumah dia tak menemui pacar itu bahkan Ifa menghubungi nya beberapa kali tapi tak di angkat juga.
Sifa kini sedang asik-asik nya di dalam kamar,sifa kini sedang nonton drama di handphone nya dengan menggunakan earphone
"Sifa, itu diluar ada temen kamu" ucap mama sifa di depan pintu kamar
"Hah.temen aku siapa? " tanya sifa karena memang dia tak membuat janji dengan temen teman cewe nya
"temuin sana nanti abang mu keluar kamar" ucap mama nya sifa
"Iya" sifa langsung membereskan barang-barang yang habis dia pakai tadi, lalu keluar
Saat keluar sifa dapat melihat Dius yang duduk berhadapan dengan abangnya
"Lah, mama gimana sih katanya abang dikamar,aduh.. Mana pas banget lagi" sifa menangis dalam batin
Sifa dapat melihat muka abangnya yang datar menelisik setiap tubuh dius, seperti seorang polisi, dan muka Dius yang always datar menambah tegang suasana di ruang tamu
"Bang, ngapain?" tanya sifa hati-hati
"Temen yang nolongin kamu?" tanya abangnya balik tanpa menjawab pertanyaan sifa
"Emm... Anu!" ohh ayolah sifa ngga berani bilang
"Pacar sifa" bukan, bukan sifa yang bicara tapi Dius
"Ya ampun.. Tamat riwayat aku" batin sifa
"Tujuan kamu kesini, mau ngapain?" tanya abang sifa pda Dius
"Ngajak sifa keluar" ucap Dius tanpa memikirkan sifa yang tak dapat bersuara lagi
"Ada syaratnya!" ucap abang nya
"Hm?"
"Beliin rokok sekotak"
"Oke!" lalu Dius menelpon seseorang dan setelah lima menit menunggu ada seorang kurir mengantarkan rokok lima kotak
Sifa yang melihat itu menganga dan ngelag dikit, bisa-bisa nya Dius menuruti permintaan abang nya
Sedangkan abang nya sifa, ber smirk sambil memandang Dius
"Baiklah,saya izinkan kamu membawa adek saya, tapi saya minta jaga kepercayaan saya sama kamu,kamu orang pertama yang saya kasih izin buat bawa keluar adek saya" ucap abang sifa pada Dius dan dibalas Dius anggukan yakin
☠️☠️☠️
"Untung aja dikasih izin sama abang huh, tadi aku tu takut banget tau ngga kamu kerumah aku ngga bilang-bilang" ucap sifa
"Haha, maaf yah..ayang nya aku" ucap Dius terkekeh sambil mengacak rambut sifa
"Iihh...jangan di berantakin" ucap sifa cemberut, Dius semakin tertawa melihat wajah sifa
Kini mereka berada di apartemen Dius karena katanya ada yang mau Dius bicarakan
"Sekarang aku nanya serius!! " wajah Dius berubah menjadi datar dan itu membuat sifa meneguk ludah kasar
"N-nanya tentang apa? " ucap sifa terbata,dia juga ngga tau kenapa tapi melihat wajah Dius sepertinya ini urgent
"Siapa yang kamu sebut daddy waktu itu? "Tanya nya datar, dan membuat sifa bingung
"siapa? Kapan?"Bingungnya
"waktu disekolah kamu sama zuhar,kalian bahas cowo kan!!"Ucap Dius datar
"Itu udah lama banget perasaan deh!"jawab Ifa. "Jawab aja!"
Ifa sedikit mengingat-ingat "o-ohh, itu..!!" ucap sifa manggut-manggut karena sudah mengingat apa yang dimaksud Dius
"Hm, siapa?"
"Itu cuman idola aku, hehe" ucap sifa dengan tersenyum peps*de*t
"Lain kali jangan dibahas depan aku, aku cemburu" ucap Dius sedikit cemberut lalu merebahkan kepalanya di paha sifa
Kan sifa kata juga apa, mood Dius itu sebenarnya susah ditebak tadi aja datar, terus cemberut, tapi bagus kek gini sih, dari pada dia mode psikopat kan ngeri
"Iya.. Lain kali ngga lagi deh" ucap sifa sambil mengusap kepala Dius yang berada di pahanya
"Usapin terus, aku mau tidur bentar yah" ucap Dius sambil memejamkan matanya
Sifa terus saja mengusap kepala Dius dengan bibir yang terkantup rapat,memandang wajah Dius rasanya dia tak percaya bisa mendapatkan lelaki sempurna seperti Dius
Sifa hanya berpikir,kasta Dius dan sifa berbeda jauh, agama mereka juga berbeda, keluarga, Dius mempunyai keluarga yang harmonis. Sedangkan sifa,apakah keluarga Dius akan menerima hubungan mereka?
Pikiran sifa penuh dengan kemungkinan-kemungkinan yang belum pasti, sifa bisa menyembunyikan kesedihannya dari semua orang, dia tak akan membagi kesedihannya, dia akan berusaha hanya menebarkan kebahagiannya pada orang-orang
Sifa tersenyum tipis mengingat takdirnya yang sangat rumit, sifa terus saja memandangi Dius yang tertidur di paha nya dengan damai
"Kalo nanti kita ngga bisa bersama, aku mohon bahagia terus seperti sekarang" bisik sifa pada Dius lalu sifa juga ikut tidur dengan bersandar pada bantalan sofa
☠️☠️☠️
Beberapa hari berlalu
"Mommy mau ketemu sama kamu!"ucap Dius. "Hm kapan?"tanya Sifa ragu.
"Besok?".
"Hm maaf ya kaya nya aku gak bisa soalnya harus temanin mamah!"alasan Sifa padahal dia hanya takut untuk bertemu dengan keluarga Dius.
"Maaf ya!"ucap Sifa. "Iya gak papa!"jawab Dius.
"Maaf aku belum siap,aku takut orang tua kamu gak nerima aku. Aku cuma dari keluarga biasa sedangkan kamu jauh tinggi dari aku!"batin Sifa.
"Gak usah di pikirin hm!"Sifa mengangguk dan langsung memeluk Dius walau pun beda agama mereka saling menyayangi satu sama lain.
Perasaan Dius yang tak pernah tersentuh dan bagaikan hamparan es yang dingin langsung menghangat setelah melihat Sifa.
Begitu pun dengan Sifa walau pun pertama dia terpaksa karna takut tapi dia sudah menerima semua perasaan yang awal nya terpaksa menjadi sebuah rasa yang nyata.
Next
Part pendek aja kok cerita ini malah gak nyambung ya yaudah semoga aja bisa di perbaiki ya
KAMU SEDANG MEMBACA
CLAUDIUS
General FictionDi revisi dan di percantik setelah end 😅 Cerita tentang Claudius Kres Bragatama cowok tanpa perasaan, emosi, dan hati nurani,sifat nya itu berasal dari sang Ayah yang seorang psychopathy juga hingga menurunkan pada sang putra kedua. Cowok yang tak...