08

15.5K 1K 18
                                    

Jeno menatap wajah Jaemin yang masih terlelap, pria tampan itu tersenyum tipis melihatnya. Tangannya terangkat mengusap pipi serta dagu si manis, Jaemin yang mendapatkan perlakuan itu menggeliat pelan dan sedikit merengek membuat Jeno gemas dan semakin mengeratkan pelukannya pada Jaemin.

Jaemin yang merasa tak nyaman karena pelukan Jeno lantas memukul pelan dada bidang suaminya itu, ia kehabisan nafas.

"Lepas! Aku tidak bisa bernafas Jeno!" Marah nya dengan wajah lucu.

Jeno tertawa melihatnya, wajah si manis begitu menggemaskan pagi ini. Ia kemudian melepas pelukannya pada Jaemin.

"Maaf, aku terlalu gemas melihat wajahmu." Ucap Jeno membuat Jaemin menatapnya tajam.

"Bagaimana jika aku kehabisan nafas lalu mati? Kau akan kehil—"

cup

Si manis mengerjap pelan, ia menatap Jeno dengan pandangan bingung membuat Jeno gemas sendiri dan mengecup pipi nya.

"Jenooooo~"

"Maaf. Masih mengantuk? Kalau masih tidur lagi saja." Jaemin menggeleng.

"Aku mau buat sarapan. Hari ini jadi ke kantor?" Tanya Jaemin, Jeno mengangguk.

"Ya, untuk meeting setelah itu pulang." Jaemin mengangguk.

"Bangun lalu mandi, sarapan setelah itu berangkat ke kantor."

"Aku berangkat siang."

"Lalu? Jika berangkat siang tidak ingin mandi, begitu?" Tanya Jaemin, Jeno menggeleng.

"Ya sudah." Jaemin tersenyum mendengarnya.

...

Jaemin mendorong kursi roda Jeno menuju mobil yang sudah siap untuk berangkat, Jaemin dengan supir membantu Jeno untuk masuk ke dalam.

"Hati-hati, Jeno." Ucap Jaemin dengan senyum, Jeno mengangguk.

"Kemari, Nana. Lihat, apa dasi ku sudah rapih?" Tanya Jeno, Jaemin mengangguk pemuda manis itu mendekat kearah Jeno merapihkan dasi pria tampan yang menurutnya sudah rapih.

"Sudah ra—pih." Jaemin terkejut saat Jeno mengecup keningnya lembut, pemuda manis itu lantas mendongak dengan wajah bingung.

"Untuk makan siang, aku ingin kau buatkan aku sup ayam." Jaemin yang tersadar pun mengangguk.

"Baiklah, ada lagi?" Jeno menggeleng.

Jaemin menjauhkan tubuhnya dari Jeno, "aku berangkat dulu, Nana." Jaemin mengangguk, setelahnya pintu mobil tertutup dan mobil itu berjalan menjauhi perkarangan rumah mereka.

Meski mobil sudah menjauh, Jaemin masih menatap lurus kedepan dengan pipi yang bersemu mengingat kejadian tadi. Jeno, pria itu benar-benar membuat Jaemin tak waras.

Jika Jaemin menyukai Jeno apa itu salah? Jika iya, salahkan saja sikap Jeno yang membuat Jaemin berharap lebih padanya.

Jeno, pria tampan itu juga memikirkan hal tadi. Ia sedikit merutuki dirinya sendiri karena melakukan hal tadi, Jeno takut jika Jaemin tak nyaman padanya.

Jika bertanya apa Jeno menyukai Jaemin maka jawabannya iya, Jeno menyukai Jaemin entah sejak kapan namun perasaan itu memang sudah tumbuh.

...

Ini sudah bulan ke 11 pernikahan mereka, keduanya tampak dekat. Bahkan tak jarang jika Jeno memanggil Jaemin dengan 'sayang', awal Jaemin memang malu dan senang mendengarnya namun ia juga bingung mengapa Jeno memanggilnya seperti itu.

365 days | nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang