Sudah bulan ke lima, kandungan Jaemin perlahan terlihat. Pria manis yang semakin hari semakin cantik menatap tanaman bunga di halaman rumah nya dengan mata berbinar.Taman bunga yang ia buat beberapa bulan lalu, begitu indah di lihat.
"Nana!" Jaemin menoleh, itu Haechan.
"Haechan!" Jaemin mendekat kearah Haechan, memeluk tubuh pria manis itu.
"Ini, seperti yang kau mau." Haechan menyodorkan paper bag pada Jaemin, pemuda manis itu tersenyum manis.
"Terima kasih, Haechan." Haechan mengangguk.
"Semoga kau suka, maaf baru bisa aku buatkan hari ini."
"Tak apa, kau kan baru pulang honeymoon." Goda Jaemin membuat Haechan mendengus lalu tersenyum.
"Ya terserah kau saja, mau di makan sekarang?" Jaemin mengangguk semangat, keduanya berjalan menuju dapur untuk memakan kue yang Haechan buat.
"Enak sekali, Nana suka!"
"Aku senang mendengarnya."
"Mau?" Haechan menggeleng.
"Untuk mu saja, habiskan." Jaemin mengangguk, kembali memakan dengan pipi yang mengembung lucu. Haechan gemas melihatnya.
"Haechan?"
"Ada apa?"
Jaemin menatap Haechan, "Entah mengapa perasaan ku tak enak." Ucap Jaemin tiba-tiba.
"Tak enak? Mengapa?" Jaemin mengangkat bahu.
"Tak tahu, hanya tak enak saja. Sejak kemarin, seperti ada sesuatu yang membuatku gelisah." Lanjut Jaemin, menaruh sendok di atas piring.
"Aku sudah tak nafsu lagi, untuk mu saja." Ucap Jaemin, mendorong piring itu kearah Haechan lalu meminum air putih perlahan.
"Semoga ini bukan pertanda buruk." Ucap Jaemin pelan namun terdengar oleh Haechan, entah mengapa perasaan pemuda itu pun sama.
...
Jaemin membawa satu kantung berisi buah, berjalan di trotoar jalan. Pria manis itu menginginkan buah dan ingin memilihnya sendiri dari pasar langsung, senyum manis itu tak luntur sejak tadi.
"Biar saya bantu, tuan." Jaemin mengangguk, memberikan kantung itu pada paman Kim.
"Paman."
"Ya tuan?"
"Paman bisa ke mobil lebih dulu, ada yang lupa aku beli." Ucap Jaemin, paman Kim mengangguk pelan.
"Baik, tuan."
Jaemin berjalan kearah zebra cross, pria manis itu melewatinya. Namun saat di tengah jalan, ia merasakan mobil yang tadinya diam perlahan melaju kearahnya.
Pria manis itu berjalan cepat agar berada di ujung jalan sana namun mobil itu mengikuti arahnya hingga—
Brak
...
Jeno berlari kearah ruangan UGD, pria tampan itu mendapatkan kabar jika Jaemin mengalami kecelakaan.
Detak jantung Jeno berdetak kencang, pria tampan itu takut, sangat.
"Bagaimana keadaan Jaemin?" Tanya Jeno pada pria paruh baya yang sejak tadi menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 days | nomin [✓]
Fiksi PenggemarKontrak pernikahan selama satu tahun sampai Jeno benar-benar pulih dari lumpuh nya, akankah pernikahan kontrak itu akan berakhir semestinya atau ada cinta yang tumbuh di hati keduanya?