Jeno terkejut saat seseorang memeluk nya, pria itu terdiam sebelum mendorong tubuh wanita di depannya.
"Jeno, kau berhasil. Kau sudah sembuh sekarang, aku senang melihatnya." Ucap wanita itu dengan senyum.
Jeno menatap wanita itu dengan tatapan datar.
"Aku yang tak senang melihat wajah mu, pergi dari hadapanku."
Wanita itu menatap Jeno sendu, Jeno diam dan mengumpat dalam hati.
"Jeno, kau melakukan ini untukku, kan? Sekarang kau sudah berhasil, kembali lah padaku, Jeno." Jeno menatap wanita di depannya tak percaya, pria itu berdecak mendengarnya.
"Kembali padamu?" Wanita itu mengangguk.
"Setelah apa yang kau lakukan padaku? Pergi saat aku benar-benar butuh kau untuk sembuh, kau mengatakan malu jika memiliki kekasih cacat seperti ku, kan? kau malah pergi dengan pria yang berbeda hampir setiap harinya." Ucap Jeno.
"Aku menyesal sudah menyukaimu, apa yang bubu katakan benar." Lanjut Jeno.
"Jeno, kau salah paham. Pria itu hanya teman ku." Elak wanita itu.
"Teman? Apa ada seorang teman yang bergandengan tangan dan bermesraan di tempat umum? Sudahlah, jangan mengelak lagi. Sekarang pergi dari rumah ku sebelum satpam menyeret mu keluar."
"Jeno—"
"Keluar!"
"Jeno dengarkan aku—"
"Satpam!"
"Aku bisa keluar sendiri, ku harap kau tak menyesal karena menolak ku."
"Tidak akan."
Wanita itu keluar, menepis tangan satpam yang hendak menyeretnya keluar.
Jeno melihat itu menghela nafas pelan, pria itu memijat pelipisnya.
"Ini berkas nya tuan." Jeno mengangguk, pria itu kembali masuk ke dalam mobil dan berlalu menuju bandara.
"Wanita sialan, kau pikir kau bisa membodohi ku lagi." Gumam Jeno.
...
Haechan datang, pemuda manis itu membantu Jaemin menaruh barang-barangnya ke dalam mobil.
"Kau benar-benar akan pergi? Tidak ingin mendengarkan penjelasan Jeno lebih dulu?" Jaemin menggeleng ragu membuat Haechan menghela nafas pelan.
"Baiklah, aku ikut kau saja. Apa masih ada yang tertinggal?"
"Aku ingin menitipkan surat pada bibi Han setelah itu kita pergi, kau bisa tunggu di mobil."
"Oke."
Jaemin berjalan masuk ke dalam rumah dengan membawa surat untuk Jeno yang ia titipkan pada bibi Han.
"Bibi Han?" Panggil Jaemin saat wanita paruh baya itu menatapnya sambil melamun.
"Ah, maaf tuan." Jaemin tersenyum.
"Ini, tolong berikan pada Jeno ketika pulang." Bibi Han menatap Jaemin bingung, tangannya terulur menerima surat itu.
"Tuan, maaf jika saya lancang. Tuan ingin pergi kemana dengan koper yang tuan bawa." Jaemin tersenyum tipis mendengarnya.
"Tugas ku sudah selesai, bi. Aku harus pergi." Wanita itu diam tak mengerti.
"Tolong ya, berikan ini pada Jeno. Aku pamit pergi dulu." Jaemin berlalu setelahnya membuat bibi Han menatap punggung itu sendu.

KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days | Nomin [✓]
FanfictionKontrak pernikahan selama satu tahun sampai Jeno benar-benar pulih dari lumpuh nya, akankah pernikahan kontrak itu akan berakhir semestinya atau ada cinta yang tumbuh di hati keduanya?