16

13.7K 770 15
                                    


Beberapa hari kemudian, sikap Jaemin masih sama seperti waktu itu. Pria itu melakukan apa yang seharusnya ia lakukan namun tak lagi banyak bicara, pria itu lebih banyak diam.

Jeno tentu saja merasa bersalah pada Jaemin, pria itu sudah bicara ini dan Jaemin selalu mengatakan tak apa dengan tubuh yang menjauh dari Jeno.

"Na." Panggil Jeno, Jaemin menoleh dan lagi, pria itu kemudian mundur perlahan.

Seperti yang ada pada drama, Jaemin berdiri tak seimbang saat menjauh perlahan dari Jeno. Tentu saja dengan sigap Jeno mendekat lalu mendekap tubuh mungil Jaemin, keduanya diam sebentar sebelum Jaemin mendorong tubuh Jeno dan berlari kecil meninggalkan Jeno.

Kan, selalu seperti itu!

Jeno menghela nafas pelan, pria tampan itu melangkah mengikuti Jaemin. Ini tak bisa dibiarkan, mereka harus bicara.

Apa mungkin Jaemin masih kesal dengan Jake? Atau ada hal lain yang tak Jeno tahu?

...

Jeno menarik tangan Jaemin saat pria itu bangkit dari ranjang, Jaemin pergi saat Jeno datang dan duduk di sampingnya.

"Lee Jaemin, duduk." Titah Jeno, Jaemin tersentak pelan.

Pria itu menggeleng lemah, berusaha melepas cekalan tangan Jeno.

"Apa yang terjadi pada mu? Kenapa bersikap aneh seperti ini?" Tanya Jeno, menarik tangan Jaemin hingga pria itu duduk di atas pangkuannya.

Tentu berontak, namun suara si manis tak keluar sama sekali.

"Na, jawab pertanyaan ku."

Jaemin menggeleng pelan, menunduk dengan tangan yang menutupi mulut nya sendiri.

"Kau masih kesal dengan kejadian itu? Jika iya aku minta maaf, maaf membuat mu kesal selama beberapa hari karena ada Jake. Juga sifat jahilnya, aku—"

Dengan kencang Jaemin mendorong Jeno, berlari menuju kamar mandi. Jeno menghela nafas kasar, kesal.

Kenapa Jaemin hanya diam tak menjawab, dirinya bukan cenayang yang bisa membaca pikiran seseorang.

"Hoek."

Jeno menoleh kearah kamar mandi, lalu bangkit dan melihat apa yang terjadi dengan Jaemin.

"Na." Panggil Jeno, Jaemin menoleh dengan pandangan sendu.

"Jangan mendekat aku—hoek."

Jeno mendekat membuat Jaemin kembali memuntahkan cairan bening lebih banyak, pria tampan itu memijat tengkuk si manis pelan.

Jaemin membasuh mulutnya, menatap Jeno dari cermin.

"Menjauh Jeno aku mual dengan bau mu!" Ucap Jaemin sedikit meninggi, pria itu menatap tajam kearah Jeno.

"Aku sudah mandi, na. Aku tidak bau." Sahut Jeno.

"Parfum mu membuat ku mual, Jeno. Sana keluar!"

"Aku tidak memakai parfum."

"Tapi kau bau—hoek."

Jaemin kembali memuntahkan isi perutnya, menoleh kearah Jeno dengan tatapan sendu.

365 days | nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang