bonchap : hujan 2

13.6K 728 60
                                    


Hujan.

Jisung menyukai hujan sejak kecil, menurutnya hujan itu membawa kebahagiaan untuknya. Karena saat Jisung kecil, pemuda itu pernah bermain hujan bersama ayah juga papa nya.

Mereka tampak bahagia, terlebih dirinya.

Tapi itu dulu sebelum sesuatu yang tak Jisung ketahui menghancurkan keluarga nya, keluarga yang tampak bahagia ini kini hancur.

Jisung benci hujan karena setiap hujan datang kenangan indah juga buruk selalu saja teringat dalam otaknya, dan Jisung benci itu.

Keluarga nya yang tampak baik-baik saja pun kini hancur, Jisung tak akan pernah lagi melihat kebersamaan orang tuanya. Melihat mereka begitu romantis di depannya, saling mencintai satu lain.

Kini ia tak akan bisa melihat itu lagi, saat di depan Jisung keduanya memang tampak baik-baik saja sering mengobrol tapi saat Jisung tak ada keduanya diam, seperti orang asing. Sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Tiga tahun lalu, entah apa yang terjadi keduanya memutuskan untuk berpisah dan Jisung ikut dengan Jaemin di rumah mereka dulu sementara Jeno tinggal di apartemen yang tak jauh dari kantornya.

Jisung menatap hujan dari jendela kamarnya, tangannya sengaja air keluarkan untuk menampung air hujan yang jatuh.

Pemuda tampan itu menatap halaman depan rumah depan mereka, disana Jisung ingat saat ketiganya bermain hujan bersama meski keesokan harinya ia dan Jeno jatuh sakit lalu di susul Jaemin.

Ia tersenyum tipis, tanpa sadar air matanya jatuh perlahan. Jisung menunduk, jika hujan turun pasti ia akan menangis bersama hujan.

Mengunci pintu kamarnya, tak ingin jika Jaemin tau jika ia sedang sedih.

Jisung yang dulu ceria kini hanya diam, menatap malas kearah sekitar. Memandang datar juga tak banyak bicara, tentu karena kejadian tiga tahun lalu saat ia tau kedua orang tuanya memutuskan untuk pisah.

Saat itu juga dunia Jisung hancur, pemuda itu tak pernah membayangkan akan seperti ini.

...

"Jisung." Pemuda tampan itu menoleh saat Jaemin memanggil namanya.

"Paman Hyunjin sudah menunggu di luar." Jisung hanya mengangguk, pemuda tampan itu berjalan menuju luar rumah.

"Sudah siap?" Tanya Hyunjin, Jisung mengangguk pelan.

"Kalau begitu aku dan Jisung pergi dulu, kau benar tak akan ikut?" Jaemin mengangguk.

"Kalian berdua saja, hitung-hitung pendekatan karena kau akan menjadi ayah sambung untuk Jisung." Hyunjin terkekeh, mengusap surai Jaemin.

"Baiklah, hati-hati di rumah." Jaemin mengangguk pelan.

Pria manis itu menatap mobil Hyunjin yang mulai berjalan dan menjauh.

Sementara di tempat lain Jeno sedang sibuk dengan pekerjaannya, pria tampan itu menatap berkas yang ada di tangan. Membaca dengan teliti sebelum akhirnya ia tanda tangan.

Pria tampan itu menaruh berkas lalu mengambil ponselnya, tersenyum kecil saat melihat foto sang anak bersama Hyunjin.

Lalu pandangannya menatap kearah bingkai foto yang berisi dirinya, Jaemin serta Jisung dengan senyum.

...

Hyunjin, ya?

Jisung tau pria tampan itu baik, sangat. Ia juga bisa melihat jika pria itu mencintai Jaemin dengan tulus, ia juga menerima Jisung dengan senang meski Jisung bukan anaknya.

365 days | nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang