03

16.9K 1.1K 17
                                    

Jaemin sudah beberapa kali membujuk Jeno namun pria itu terus menolak.

"Jeno."

"Saya sibuk, Jaemin. Tolong jangan paksa saya."

Jaemin menghela nafas pelan, mendekat kearah Jeno. Duduk di depan kursi yang berhadapan langsung dengan Jeno.

"Jeno dengarkan nana." Jeno diam, masih fokus dengan dokumen yang ada di tangannya.

"Ini semua takdir, Jeno pun tak ingin ini terjadi tapi ini sudah kehendak tuhan dan Jeno tak dapat menolak. Nana mengerti jika Jeno mungkin malu dengan keadaan sekarang tapi apa akan seperti itu sampai ke depannya? Tak apa sesekali keluar dan muncul didepan media, mengatakan pada mereka jika Jeno baik-baik saja. Jeno pun tau, ini tak akan lama karena Jeno sedang masa pengobatan." Jaemin menghentikan ucapannya.

"Orang-orang yang melihat Jeno pun pasti paham apa yang terjadi dengan Jeno, mereka tau Jeno kenapa. Lagi pula ini acara penting juga untuk perusahaan Jeno, nanti nana akan temani Jeno jika Jeno mau. tapi jika tak mau nana tak akan memaksa lagi, maaf untuk waktu belakang ini nana selalu memaksa Jeno agar Jeno setuju." Lanjut Jaemin, menatap Jeno yang diam sejak tadi.

"Nana pergi dulu, jika Jeno menginginkan sesuatu panggil nana atau maid saja ya." Jaemin beranjak, meninggalkan Jeno yang kini diam. Menaruh tubuhnya pada kursi dan memejamkan matanya, memikirkan perkataan Jaemin.

...

"Jika Jeno mencari Nana katakan jika Nana pergi ke minimarket sebentar." Ucap Jaemin pada salah maid yang di balas anggukan.

"Baik tuan, saya akan minta pak im untuk mengantarkan tuan." Jaemin mengangguk.

"Terima kasih." Maid berlalu, meninggalkan Jaemin yang mengambil dompet lalu memasukkan nya ke dalam kantung celana.

Jaemin yang hendak berbalik terkejut dengan kehadiran Jeno.

"Jeno? Kau mengejutkan ku." Ucap Jaemin sedikit mengomel, Jeno diam menatap Jaemin.

"Ada yang bisa Nana bantu?" Jeno tetap diam, Jaemin bingung.

"Nana ingin ke minimarket sebentar,  ada yang ingin Jeno beli? Biar nanti Nana yang belikan." Jeno tetap diam, Jaemin menghela nafas pelan.

"Ya sudah, Nana berangkat dulu. Kalau butuh sesuatu beritahu maid saja ya." Jaemin berlalu meninggalkan Jeno dengan senyum di bibirnya.

"Jaemin." Panggil Jeno, Jaemin menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Ada apa?"

"Saya mau." Jaemin menatap Jeno bingung.

"Mau apa?"

"Ikut ke acara perusahan, tapi jangan beritahu Daddy dan bubu." Setelah mengatakan itu Jeno meminta maid untuk mengantarnya menuju kamar sementara Jaemin diam tak percaya.

"hah? berhasil?" gumam nya tak percaya.

"Tuan maaf, mobil sudah siap." Jaemin tersentak, pemuda manis itu lantas mengangguk dan berjalan menuju luar rumah.

...

"Jaemin?" Pemuda manis yang namanya di panggil menoleh.

"Haechan?"

Pemuda manis dengan pipi chubby itu mengangguk, mendekat kearah Jaemin lalu memeluk tubuh itu erat.

365 days | nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang