17

14.1K 712 8
                                    


Langkah kaki terdengar dari lorong sepi rumah sakit.

Tadi saat meeting Jeno mendapatkan kabar jika Jaemin masuk rumah sakit, tentu saja pria itu langsung bergegas pergi meninggalkan meeting yang masih berjalan.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan Jaemin? Pagi tadi pria itu masih sehat, senyum manisnya bahkan terus ia pancarkan.

"Jaemin!" Jeno mendekat kearah Jaemin yang berbaring lemah di brankar rumah sakit, mata pria manis itu terpejam.

"Wali Jaemin?" Jeno menoleh.

"Saya suami nya, dokter."

Dokter itu tersenyum tipis, "Mari ikut saya tuan, ada yang ingin saya bicarakan." Jeno mengangguk, mengikuti dokter yang berjalan kearah ruangannya.

.

Hamil.

Dokter mengatakan jika Jaemin hamil, pria manis itu tengah mengandung anaknya. Darah dagingnya.

Senyum Jeno tak luntur, pria itu tersenyum dengan tangan yang menggenggam tangan Jaemin. Menunggu pria manis itu sadar.

"Eunggg Jeno." Jeno mendongak, pria manis itu tersenyum menatap Jaemin.

"Ada yang sakit?" Tanya Jeno, Jaemin mengangguk lemah.

"Kepala ku pusing."

"Tetap rebahkan tubuh mu." Jaemin menurut.

"Terima kasih." Ucap Jeno, Jaemin menatapnya bingung.

"Jaemin kau tengah mengandung." Lanjut Jeno, Jaemin mengangguk pelan.

"Kau sudah tahu?" Tanya Jeno lagi saat melihat respon Jaemin.

"Kemarin aku sudah cek dengan testpack dan hasilnya positif, aku ingin memberitahu mu tapi menunggu waktu yang tepat lebih tepatnya memeriksa ke dokter apa aku benar mengandung atau tidak." Jawab Jaemin pelan, Jeno menghela nafas pelan.

Bangkit lalu memeluk tubuh Jaemin, "Jangan melakukan hal-hal yang berat, dokter mengatakan jika kau kelelahan." Ucap Jeno, setelahnya melepaskan pelukannya pada Jaemin.

"Maaf."

"Jangan diulangi." Jaemin mengangguk.

.

Sore harinya Jaemin sudah di perbolehkan pulang, keduanya sedang berada di supermarket. Membeli beberapa kebutuhan untuk Jaemin yang tengah mengandung.

Jeno menyuruh Jaemin untuk tetap berada di mobil, biarkan Jeno yang turun dan membelikannya. Jaemin hanya perlu mengatakan apa saja yang ia inginkan, namun pria itu menolak. Ingin ikut, karena pria itu ingin memilih sendiri. Dan Jeno mau tak mau setuju, takut jika Jaemin akan menangis.

"Enak coklat atau vanilla?" Tanya Jaemin dengan dua kotak susu hamil dengan rasa berbeda di tangannya.

"Coklat." Jawab Jeno, Jaemin mengangguk ingin menaruh kotak susu rasa vanilla namun ia urungkan.

"Kenapa?" Tanya Jeno, bingung.

"Nana juga mau rasa vanilla, Jeno. Bagaimana ini?" Lirih Jaemin.

"Beli kedua nya saja, Nana."

"Boleh?"

"Boleh." Jaemin tersenyum cerah, pria itu mendekat kearah Jeno lalu mengecup pipi pria tampan itu.

"Sayang Jeno." Jeno tersenyum tipis, menahan salah tingkah. Keduanya tak sadar jika beberapa pengunjung melihat kearah mereka dengan gemas.

...

365 days | nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang