14

16.1K 793 9
                                    

Jeno, Jaemin, Mark serta Haechan menyelusuri jalan, melihat pemandangan yang begitu menyejukkan mata mereka.

Sesekali tersenyum saat beberapa orang juga ikut tersenyum kearah mereka, orang beranggapan jika mereka berempat adalah dua pasang pengantin baru yang pindah ke desa mereka atau mungkin berlibur.

"Udara nya sangat sejuk, aku suka." Ucap Jaemin, Jeno mengangguk setuju.

"Dingin?" Tanya Jeno saat Jaemin mengeratkan jaket yang dikenakan.

"Sedikit, tapi aku suka." Jeno menarik pinggang Jaemin membuat pria manis itu menepuk tangannya.

"Agar kau tak kedinginan." Jaemin mengangguk saja, mereka berjalan begitu dengan Mark dan Haechan.

Keduanya tampak diam, canggung sepertinya. Mark fokus pada jalan dan Haechan yang menatap sekeliling.

Banyak anak-anak yang bermain di sekitar lapangan, ada bermain bola, layangan, bersepeda dan masih banyak lagi. Haechan tersenyum kecil melihatnya, ia jadi rindu masa kecilnya.

Sreeet

Haechan yang fokus pada jalan setelah melihat anak-anak terkejut saat pria di sampingnya itu menarik pinggang nya kuat. Pemuda manis itu diam, masih mencerna sementara Mark menatap kearah beberapa anak yang mendekat kearah mereka.

"Maaf kak, aku tak sengaja." Ucap salah satu, mengambil bola yang hampir mengenai Haechan.

"Lain kali hati-hati." Anak laki-laki itu mengangguk.

"Maaf kak sekali lagi." Mark mengangguk.

"Kakak tak apa?" Tanya salah satu anak bertubuh mungil dari anak yang lain pada Haechan.

Haechan tersadar pun melepaskan pelukannya pada Mark, menatap anak itu dan mengangguk.

"Tak apa, lain kali hati-hati." Anak itu mengangguk lalu berpamitan, Haechan hanya tersenyum kecil.

...

"Hati-hati di jalan, Chan." Ucap Jaemin, Haechan mengangguk.

Haechan dan Mark akan pulang ke kota pagi ini, sesuai yang mereka katakan kemarin.

Sebenarnya Haechan masih ingin berada di sini, namun melihat sepasang suami yang baru saja baikan itu ia urungkan. Tak mungkin kan jika dirinya menjadi nyamuk jika tak ikut Mark pulang ke kota.

"Kak Mark hati-hati."

Mobil yang Mark kendarai menjauh dari halaman rumah mereka, Jaemin masih melambaikan tangannya.

Hingga mobil tak terlihat Jaemin menurunkan tangannya, menatap Jeno yang tiba-tiba saja menarik pinggangnya dan mengecup pipi Jaemin.

Jaemin menatap Jeno bingung, "kenapa?" Tanya nya.

Jeno tersenyum kecil, tanpa menjawab menggendong tubuh Jaemin ala bridal style. Tentu saja membuat pria manis itu terkejut dan mengalungkan tangannya pada leher Jeno.

"Jeno!" Jeno terkekeh.

"Ayo buat keponakan untuk Haechan dan Mark. Kau mau berapa sayang? Satu, dua atau sepuluh seperti yang aku katakan waktu itu?" Goda Jeno, Jaemin membulatkan matanya.

Memberontak saat Jeno memasuki rumah, pemuda manis itu sedikit takut.

Tidak!

365 days | nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang