Sion Galau

43 7 5
                                    

Sion sampai di rumahnya dan langsung merebahkan dirinya di kasur. Ia melempar secara asal dua buku yang sedari tadi dipegangnya. Sion merasa ada yang aneh dengan dirinya. Kenapa ia merasa cemburu saat melihat Yeoreum dekat dengan laki-laki lain?

Sion tadi berhasil menemukan Yeoreum di taman bermain. Tapi Yeoreum tidak sendirian, ia sedang bersama dengan anak laki-laki yang tadi pagi berwajah datar. Tak hanya itu, Sion juga ingat kalau tadi pagi Yeoreum duduk bersebelahan dengan anak itu sewaktu di bus.

"Jangan-jangan dia pacarnya Yeoreum."

"Ah tidak mungkin! Kalau pacar, kenapa tadi mereka tidak saling menyapa dan malah terlihat canggung? Atau jangan-jangan dia mantan pacarnya Yeoreum? Itulah mengapa mereka terlihat canggung." Sion menggelengkan kepala. Ia merasa sudah menjadi gila. Sion tidak tahu kenapa ia tiba-tiba menjadi segalau ini. Apa itu tandanya ia menyukai Yeoreum?

–All About You–

Yeoreum memandangi pintu rumah Sion dengan ragu-ragu. Ia merasa bersalah pada Sion. Ibunya bercerita kalau kemarin sore Sion mencarinya di tengah rintik gerimis. Entah sampai jam berapa Sion sudah mencarinya dan membuat semuanya menjadi khawatir.

Yeoreum saat ini sedang sibuk berdebat dengan dirinya sendiri. Apakah ia harus berangkat lebih dulu atau perlu mengetuk pintu rumah Sion dan mengajaknya berangkat bersama sekaligus meminta maaf karena telah merepotkan dirinya. Kalau mengetuk pintu, ia malu. Kalau pergi lebih dulu, Yeoreum tambah merasa bersalah. Jadi Yeoreum harus bagaimana? Di tengah kebimbangannya, seseorang muncul dari balik pintu dan menampilkan senyum cerah, secerah sinar matahari pagi ini.

"Hai Yeoreum!" sapa Sion dengan ceria. Yeoreum balik menyapa Sion dengan canggung seperti kemarin.

"Kau sengaja menungguku, ya? Aku memperhatikanmu dari balik jendela tadi. Maaf ya membuatmu menunggu lama."

"Eh?! Si-siapa yang menunggumu? Aku tidak menunggumu," elak Yeoreum. Selalu saja Sion membuatnya menjadi salah tingkah. "Ayo cepat kita bergegas!" Yeoreum lebih dulu melangkahkan kakinya meninggalkan Sion. Sion tertawa kecil melihat tingkah Yeoreum.

"Jelas-jelas kau menungguku, kan? Ayo mengaku saja." Sion senang menggoda Yeoreum karena Yeoreum begitu lucu.

"Sudah kubilang tidak. Tadi aku hanya..." Ucapan Yeoreum terhenti karena ia tidak tahu harus berkata apa. Ucapan Sion adalah sebuah kebenaran, tapi Yeoreum tidak ingin mengakui itu. Baginya itu terdengar memalukan.

"Hanya apa?" Yeoreum kaget saat Sion tiba-tiba mendahului langkahnya dan berhenti tepat di hadapannya. Ia hampir saja menabrak tubuh tegap Sion yang menjulang tinggi. Kalau dilihat secara dekat begini, ternyata wajah Sion manis sekali. Jantung Yeoreum seketika menjadi berdebar.

"Menyingkirlah! Kau menyebalkan sekali!" Melihat Sion bergeming di tempat, Yeoreum menyerah. "Iya tadi aku sebenarnya mau mengajakmu berangkat bersama, tapi aku ragu takut kalau kau ternyata sudah berangkat. Jadi kesannya tadi aku menunggumu, padahal tidak."

"Oh begitu." Sion lalu menyingkir dan mempersilakan Yeoreum berjalan. Sion tertawa kecil mendengar jawaban Yeoreum.

"Yeoreum! Tunggu aku!" Itu bukanlah teriakan Sion, tapi Yushi. Yushi berlari menyusul Yeoreum. Yeoreum tersenyum senang sambil balik menyapa Yushi.

Diam-diam Sion tidak menyukai momen ini. Ia merasa kedatangan Yushi merusak suasana kebersamaannya dengan Yeoreum. Itu juga terbukti selama sepanjang perjalanan naik bus. Yushi kembali duduk bersebelahan dengan Yeoreum sedangkan Sion terpaksa berdiri karena tempat duduk sudah penuh. Sion jadi semakin bad mood saat melihat Yushi dan Yeoreum asyik mengobrol seolah tidak ada dirinya.

All About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang