Pindahan

40 6 1
                                    

Saat Sion tiba di rumah, ia melihat ayahnya sedang berolah raga di halaman belakang rumah. Sion mencoba mendekat. Ayah pasti berolah raga supaya terlihat kekar saat hari pernikahan nanti, pikir Sion.

"Ayah, katakan padaku, kapan Ayah akan menikah?" tanya Sion to the point.

Sehun tentu saja bingung. Ia segera berhenti dari kegiatannya melakukan push up dan berjalan menghampiri Sion yang duduk di kursi panjang. "Menikah? Kau ingin Ayah segera menikah?" tanya Sehun sembari meraih botol minumannya.

"Kemarin lusa saat kita sarapan, ada sesuatu yang ingin Ayah katakan. Itu soal pernikahan Ayah dengan ibunya Yeoreum, kan?" tanya Sion dengan wajah polosnya. Sehun yang sedang minum tentu saja terkejut dan tidak sengaja menyemburkan minumannya ke wajah Sion.

"Ayah! Lihat wajahku jadi basah begini, iuh!" Sion langsung mengelap wajahnya dengan tangannya.

"Sejak kapan? Ayah dan ibunya Yeoreum bahkan baru mengenal beberapa hari lalu. Kau ini ada-ada saja." Sehun tertawa sembari menepuk-nepuk punggung Sion.

"Kalau bukan soal pernikahan, lalu tentang apa?"

"Begini. Sebenarnya Ayah punya teman dekat saat di SMA dulu. Dia sangat baik pada Ayah. Dia pernah menyelamatkan hidup Ayah. Dan sekarang, dia sedang dalam kesulitan keuangan."

"Lalu?"

"Ayah menawarinya pekerjaan di Jepang. Kebetulan, dia punya putra seumuran denganmu. Ayah mengajaknya agar dia tinggal di sini sampai dia menyelesaikan sekolahnya. Bagaimana menurutmu? Kau baik-baik saja, kan?"

"Oh, jadi itu." Sion menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sebenarnya ia sedang malu karena telah berpikir macam-macam. Ternyata selama ini ia hanya salah paham saja.

"Ya, aku tidak masalah. Nantinya dia bisa menjadi temanku." Sehun tersenyum senang karena Sion tidak keberatan. "Lalu kapan dia akan pindah ke sini?" tanya Sion lagi.

"Mungkin dalam beberapa hari ke depan."

"Oke baiklah, aku akan mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Tapi ... dia akan tidur di mana?"

-All About You-


"Sudahlah, aku menyerah mengerjakan soal ini. Penjelasanmu itu tidak rinci. Aku lebih paham kalau Yeoreum yang menjelaskan," protes Sion pada Yushi. Saat ini keduanya sedang belajar bersama di rumah Yeoreum. Sion ingin minta diajarkan matematika pada Yushi yang merupakan ranking satu di sekolah. Yeoreum sendiri sedang sibuk di dapur untuk menyiapkan minuman dan camilan untuk keduanya.

"Ya sudah, kalau begitu jangan minta aku mengajarimu lagi! Asal kau tahu, aku sudah menjelaskan sesuai urutan. Kau saja yang bo–" Yushi tidak jadi melanjutkan kalimatnya karena Yeoreum sudah datang dengan sebuah nampan besar di tangannya. Ia dan Sion segera membantu Yeoreum menaruh gelas dan beberapa stoples camilan.

"Yeoreum, seharusnya kau tidak perlu repot-repot menyiapkan semua ini," ucap Yushi.

"Benar, Yeoreum. Kita jadi tidak enak padamu," tambah Sion tapi ia sudah menggigit sepotong biskuit.

"Tidak apa-apa. Ini bukan masalah besar. Ngomong-ngomong, kalian sudah belajar sampai mana? Aku masih bingung di soal nomor empat." Yeoreum kemudian ikut bergabung bersama Sion dan Yushi.

"Nomor empat? Oh, kalau ini aku tahu caranya," ucap Yushi. Ia kemudian menjelaskan tata cara mengerjakannya pada Yeoreum. Sion hanya bisa memperhatikan saja.

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Matahari sudah hampir tenggelam dan langit di luar berwarna jingga. Yushi dan Sion dengan berat hati pamit untuk pulang. Saat ketiganya sudah sampai di depan rumah Yeoreum, Yushi tidak sengaja melihat ayahnya keluar dari rumah Sion bersama seorang pria lainnya.

All About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang