Hari Sial

79 9 5
                                        

"Ngomong-ngomong, siapa namamu?" tanya Yushi untuk memecah suasana hening yang sudah berlangsung cukup lama.

"Aku Yeoreum. Kim Yeoreum," ucap Yeoreum.

"Yeoreum? Aku sepertinya tidak perlu menyebutkan namaku. Kau pasti sudah tahu nama lengkapku, kan?" tanya Yushi dengan percaya diri.

"Ya, semua anak di sekolah mengenalmu, Tokuno Yushi." Yeoreum mengeratkan pegangan pada kantung plastik belanjaannya. Udara dingin dan juga perasaan canggung membuatnya semakin ingin secepatnya pergi.

"Eum, bagaimana kalau kita menerobos hujan saja? Sepertinya hujannya akan berlangsung cukup lama," ucap Yushi sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Boleh. Ibuku juga pasti sedang menungguku di rumah." Yeoreum memandang langit yang terlihat begitu suram dan redup karena senja sudah datang.

"Ayo! Sini belanjaanmu kubawakan!" Yushi mengambil alih kantong belanjaan Yeoreum. Tak lupa ia juga menggandeng tangan Yeoreum sembari berlari menerobos hujan.

Apa ini? Yushi menggandeng tanganku? Rasanya seperti mimpi bagi Yeoreum. Ia tidak menyangka jika ia akan mengalami hal semacam ini di hidupnya. Tuhan, jika ini hanya mimpi belaka, tolong bangunkan aku saja, mohon Yeoreum.

Saat sampai di persimpangan jalan, Yushi berhenti sejenak. "Rumahmu ke arah mana? Kanan atau kiri?"

"Kanan, eh! Kiri." Yeoreum linglung sejenak efek salah tingkah karena tangannya masih saja digandeng oleh Yushi.

"Ayo kuantar!"

"Eh?! Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri."

"Tidak apa-apa. Jalanannya cukup sepi dan hampir malam. Aku mau memastikanmu selamat sampai rumah."

Kata-kata Yushi sukses membuat Yeoreum salah tingkah. Memangnya boleh Yushi sebaik ini padanya? Ini membuat Yeoreum semakin menyukai Yushi. Namun Yeoreum segera sadar, kalau Yushi seperti bintang yang sulit digapai. Ia bukanlah cewek populer di sekolah. Yeoreum juga merasa dirinya biasa-biasa saja.

"Baiklah kalau itu maumu. Tapi mungkin ... kita tidak harus saling bergandengan tangan."

"Eh!? Aku minta maaf. Aku tidak sadar telah menggandeng tanganmu sejauh ini."

"Tidak apa-apa."

"Sekali lagi maaf." Yushi masih saja merasa bersalah. "Hujannya sudah reda. Bagaimana kalau kita berjalan biasa saja?" Yeoreum mengangguk sebagai jawaban.

"Yak! Itu dia orangnya!" Yushi dan Yeoreum kaget saat dua orang pria berbadan kekar berteriak sambil menunjuk-nunjuk ke arah mereka.

--All About You--

Sion mondar-mandir di dalam kamarnya dengan perasaan gelisah. Rintik gerimis sore sama sekali tidak membuat niatnya luntur. Ia terus menunggu notifikasi masuk di smartphone-nya. Padahal pesan-pesan yang ia kirim sudah satu jam berlalu, namun tak kunjung ada balasan. Ia melihat pemandangan di luar melalui jendela kamarnya. Sebuah rumah yang terlihat nyaman meski sederhana.

"Kira-kira Yeoreum sedang apa, ya? Kenapa dia tidak kunjung membalas pesanku?"

Sion ingin selangkah lebih dekat dengan Yeoreum. Karena itu, ia berencana ingin bermain ke rumah Yeoreum dengan alasan ingin mengajak Yeoreum belajar bersama. Sion bahkan sudah menyiapkan buku-bukunya. Tadinya ia akan pergi jika sudah ada balasan dari Yeoreum. Tapi karena Yeoreum tidak kunjung membalas pesannya, akhirnya Sion memilih untuk nekat langsung mendatangi Yeoreum.

Dengan pakaian kasual, Sion membawa beberapa buku di tangannya. Ia memberanikan diri untuk memencet bel rumah Yeoreum. Tak berapa lama, seorang wanita cantik keluar.

All About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang