Perpustakaan

42 7 1
                                    

Saat jam istirahat tiba, Yeoreum memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, bersama Sion tentunya.

"Yeoreum, bagaimana ini? Aku malu sekali." Sampai sekarang kuping Sion masih terlihat merah. Sion baru saja dihukum bernyanyi di depan kelas. Tidak ada masalah dengan suaranya. Tapi Sion merasa malu saja.

"Tidak ada yang memalukan. Suaramu justru bagus sekali. Sepertinya aku tahu ekskul yang cocok untukmu," ucap Yeoreum sambil membuka halaman buku yang akan dipelajarinya.

"Hah? Ekskul apa?" tanya Sion antusias.

"Band! Kau pasti akan bersinar."

"Hei jangan seperti itu. Aku jadi tambah malu." Sion kemudian berdiri untuk mencari buku yang akan dibacanya.

Berbeda dengan Yeoreum yang membaca buku pelajaran, Sion lebih memilih mencari buku fiksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbeda dengan Yeoreum yang membaca buku pelajaran, Sion lebih memilih mencari buku fiksi. Setelah menemukan buku yang kira-kira memiliki cerita seru, Sion lalu kembali duduk di sebelah Yeoreum. Tak lupa Sion mengeluarkan headset berwarna putih untuk mendengarkan musik.

Yeoreum menoleh ke arah Sion. Sesuatu hal tiba-tiba terlintas di pikirannya. Kenapa Sion gembira saat tahu kalau aku dan Yushi hanya berteman? Yeoreum baru kepikiran hal itu sekarang. Ingin rasanya ia bertanya, tapi Yeoreum takut mengganggu konsentrasi Sion. Akhirnya ia kembali menatap buku pelajarannya.

Meskipun sibuk membaca buku, namun sebenarnya Sion tahu kalau Yeoreum sedang memperhatikannya. Jantungnya berdebar kencang saat Yeoreum menatapnya. Kenapa Yeoreum menatapku? Sion tidak sanggup menoleh karena takut dirinya akan semakin kikuk.

Lama-lama Sion bosan membaca buku. Akhirnya ia memulai pembicaraan dengan Yeoreum. "Yeoreum! Bagaimana kalau sepulang sekolah nanti kita mampir ke kafe? Katanya kau mau mengajariku matematika, kan?"

Yeoreum menghentikan aktivitasnya dan menatap Sion yang bicara padanya. "Boleh. Tapi apa kau bisa berkonsentrasi kalau belajar di tempat yang ramai?"

"Bisa!?" Sion jadi ragu. "Kalau tempat yang sepi memang di mana?" Pikiran Sion jadi ke mana-mana.

"Em, yeah. Di kafe saja." Yeoreum jadi kikuk sendiri.

"Oh, kau tidak suka tempat ramai, ya? Bagaimana kalau di rumahmu saja?"

"Tidak apa-apa. Kita belajar di kafe saja." Yeoreum menutup bukunya dan mengajak Sion kembali ke kelas karena jam istirahat hampir habis.

–All About You–

Sampai di kafe, Sion memesan iced americano dan Yeoreum memesan caramel macciato. Keduanya memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela. Kalau dipikir-pikir, ini adalah kali pertama Yeoreum menikmati suasana seperti ini. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau ia akan duduk santai di kafe setelah pulang sekolah. Sion adalah orang pertama yang mengajaknya.

All About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang