Sebuah Pilihan

39 6 1
                                    

Pagi hari, Yeoreum heran melihat ibunya yang terlihat sangat senang sampai bersenandung sembari membuat sarapan.

"Ibu, apa ada hal gembira?" tanya Yeoreum sembari membantu ibunya menyiapkan hidangan di atas meja.

"Kau tahu, ternyata tempat kerja Ibu dan ayahnya Sion bersebelahan. Lalu ayahnya Sion menawari Ibu untuk berangkat bersamanya setiap pagi. Ibu senang karena tidak harus naik taksi lagi." Yeoreum hanya tersenyum saja mendengarnya.

–All About You–

"Sion, apa dasi Ayah terlihat cocok dengan kemeja ini?" tanya Sehun saat sedang sarapan bersama Sion. Sion kemudian melihat penampilan ayahnya. Menurutnya cocok-cocok saja. Lagi pula penampilan ayahnya menurutnya sangat membosankan. Itu-itu saja setiap harinya.

"Cocok."

"Syukurlah."

Tiba-tiba smartphone Sehun berbunyi, tanda ada pesan masuk. Ia kemudian bangkit berdiri setelah selesai membaca pesannya. Ia pamit pada Sion  karena mau berangkat lebih dulu ke kantor.

Sion juga telah selesai dengan sarapannya. Sebenarnya Sion bisa saja berangkat ke sekolah bersama ayahnya. Tapi Yeoreum adalah alasan kenapa dia lebih memilih untuk naik bus ke sekolah.

Sion mengucek matanya saat melihat Joohyun berdiri di pinggir jalan. Ayahnya terlihat membukakan pintu mobil untuk Joohyun. Mereka berdua terlihat begitu gembira. Itulah alasan kenapa hari ini Sehun sangat memperhatikan penampilannya.

"Bibi Joohyun berangkat bersama ayah. Kalau dipikir-pikir, selama ini aku tidak pernah melihat ayahnya Yeoreum." Sesaat Sion terdiam. Ia memikirkan bagaimana hubungan dirinya dengan Yeoreum ke depannya.

"Oh Sion!" Sion tersadar dari lamunannya saat Yeoreum memanggil namanya dan melambaikan tangannya dari seberang jalan. Sion segera memasang senyum di wajahnya dan berjalan menghampiri Yeoreum.

Yeoreum lama-lama mulai merasa nyaman dan sudah tidak canggung lagi saat bersama Sion. Semalam ia bahkan mengobrol dengan Sion hingga larut malam.

"Yeoreum, sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu."

"Apa itu?"

"Selama ini aku tidak pernah melihat ayahmu. Ayahmu kerja di mana?" tanya Sion hati-hati.

"Orang tuaku bercerai sekitar dua tahun yang lalu. Setelah itu, aku tidak tahu bagaimana kabar ayahku. Dia menghilang begitu saja bersama istri barunya."

"Astaga! Yeoreum, aku minta maaf." Sion menyesal sudah bertanya. Tapi setelah mendengar jawaban Yeoreum barusan, semua tampak semakin jelas dan masuk akal bagi Sion. Tapi Sion masih penasaran apakah Yeoreum sudah tahu kalau ibunya akan menikah lagi atau belum. Tapi dari sikap Yeoreum, Sion menduga kalau Yeoreum belum tahu dan ia juga tidak mau memberi tahu sampai semuanya sudah pasti.

"Tidak apa-apa. Santai saja. Aku sudah menerima dan berdamai dengan keadaan ini." Yeoreum tersenyum meyakinkan.

"Sion, sebenarnya saat pertama kali kamu pindah, aku melihatmu dari jendela. Wajahmu terlihat kesal, ditambah kamu membawa dua koper. Kupikir saat itu kamu juga melihatku," ucap Yeoreum untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Benarkah? Saat itu aku pikir aku seperti melihat penampakan hantu di jendela. Ternyata itu kamu haha..." Sion tertawa di akhir kalimat. Sekarang Yeoreum sudah biasa dengan tingkah Sion yang selalu menertawakan hal apa saja, padahal menurutnya itu tidak lucu.

All About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang