!MOHON BACA DESKRIPSI DULU!
Saya percepat update kali ini karena....
GENTAR ULANG TAHUN WUIOUIIIIU 🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Tanpa basa-basi mari kita lanjut ke chapter kedua, selamat membaca!! Mohon bijak dalam komentar 🙏
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Gentar."
Habislah dia, mulutnya kaku
, batinnya menjerit. Mereka berdua wangi-wangi berduit. Kenapa ayahnya ga cerita rupa mereka begini?! Kan jadi insecure dadakan. Gentar bersyukur masih bisa berlagak keren dan tidak gagap sekarang.Ya, sekarang....
...setidaknya sampai remaja didepannya membungkuk, lebih tepatnya mendekatkan wajahnya ke tangan Gentar. Baru saja punggung tangan bersentuhan dengan ujung hidung, dengan cepat ia menarik tangannya dan melempar tatapan tajam.
"Mau apa lu?!" Gertaknya
Aduhai.... galak sekali ini calon saudaranya.
Yang ditanyain pun kebingungan "eh? mau salim..."
'Hah?'
Pikiran Gentar blank seketika. Salaman mah masih wajar, lha salim sampe cium tangan?
Gentar segera mendelik ke Kul'dar yang sedang facepalm, dimana respon tersebut tidak membantu sama sekali. Dengan lembut perempuan dibelakang menarik Sopan, yang ditarik cuma nurut-nurut aja.
"Maaf ya, kebiasaan formal. Saya Kuputeri, calon Ibu Tirimu," tubuhnya di bungkuk-an sedikit untuk menatap Gentar "Ganteng dan keren seperti yang diomongin Kul'dar ya," lanjutnya.
Senyum lebar langsung dipasang, terlihat matanya yang sedikit berkilauan. Siapa yang tidak tersanjung ditatap dan dipuji seperti itu? Apalagi orangnya cantik setinggi langit. Agak lebay tapi asli ini ayahnya dapet darimana? Kok mau sama yang polos-polos ndeso ini?
Oke Gentar mulai kurang ajar, tapi tidak semudah itu meluluhkan hatinya ferguso.
Dengan cermat ia meneliti mereka berdua bergantian. Secara penampilan udah tidak dipungkiri mereka sangat cantik dan tampan belum lagi cara mereka berpakaian dan bertutur kata. Tidak salah ia berpikir mereka seperti bangsawan ala film-film kerjaan.
Ia juga bertanya-tanya tentang kipas yang tergantung di pinggang mereka. Gak bisa dimasukin tas kah? Karena terlalu lama memberi respon, Kul'dar menyenggol lengannya.
"Oh, iya, err..., saya Gentar bu."
Gentar membungkuk hormat, tak lama kemudian, segera tegak kembali setelah mendengar deheman geli. Sopan menutup mulutnya dengan kipas, matanya pun masih setia menyipit sama seperti ibunya. Tangannya kembali disenggol, namun kali ini ada sesuatu yang terayun.
KAMU SEDANG MEMBACA
✧ Gentar & Sopan ✧ [OG]
Teen Fiction#Sibling Ini kisah mereka berdua dari awal hingga akhir "Takdir itu candaannya ada aja ya, kayak gak ikhlas kalau aku bahagia" ".........." NOTE! > NOT A SHIP but Sibling > Bakal banyak typo dan kesalahan EYD ataupun diksi. > Genre Family & Friends...