[09] Akhiran Awal

529 56 40
                                    

MOHON BACA DESKRIPSI DULU!

Maaf terlambat, Loli habis diserang writer block (⁠;⁠ŏ⁠﹏⁠ŏ⁠)

! Mohon bijak dalam berkomentar 🙏

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Bisa dimulai?"


Halilintar memberi aba-aba pada kedua remaja yang duduk berlawanan dengannya, Gempa dan Glacier. Disampingnya ada pula Gentar yang terpaksa ikut sebab rengekan dari teman bongsornya agar proses penyelesaian masalah tidak dirasa tegang namun nyatanya hanya ada mereka ber-empat dalam kesunyian ruang Osis yang lebar ini, bagaimana tidak tegang coba?


Belum lagi iris merah yang paling tua terus menatap bergantian pada saudara kembar tersebut yang cuma bisa menunduk serta menjaga jarak kursi mereka, menambah masam di wajah dan pikirannya. Tapi jangan salah, Halilintar juga merasa bersalah disini, karena tanpa sengaja lepas tangan terhadap tanggung jawab yang masih melekat sebagai penuntun adik-adiknya, hanya saja ia terlalu gengsi dan bingung untuk memberi penjelasan serta minta maaf.


Gentar yang dari awal tak ikut-ikutan sekarang kepalang bosan, badannya ber-huyung ke kiri-kanan menunggu tindak selanjutnya. Demi satu semut di meja, jika dalam hitungan sepuluh kakak sepupunya ini tidak bicara ia akan mendobrak meja, nyerocos dan pergi dari ruang ber ac yang semakin menjadi dinginnya itu. Heran sekali dia dengan tiga orang yang betah diam anteng cosplay jadi patung.


Si merah menghela nafas berat, menarik atensi mereka bertiga. Tangannya bertumpu pada paha lalu dengan segenap hati, melemparkan harga dirinya. Halilintar menundukkan kepala tepat beberapa senti diatas meja.


"Maaf."


Ucapan singkat tapi bermakna luas tersebut hanya mendapat respon terkejut dalam diam.


"Maaf gara-gara gue lepas tanggung jawab, bikin Gempa hectic sendirian dan bertengkar sama lu Glacier," lanjutnya kemudian semakin menundukkan kepalanya.


Karena terlalu hikmat, ia sampai tak sadar kepalanya terantuk lumayan keras dan berbunyi 'duk' hingga membuat Gempa kelimpungan untuk memaksanya duduk tegak kembali, Glacier yang dimintai maaf masih berpikir keras sambil bergerak tak nyaman, sedangkan Gentar menggeser kursinya hanya untuk menertawai dahi Halilintar yang sedikit me-merah. Betisnya langsung mendapat tendangan nikmat dari mantan ketos itu.


Tak menghiraukan Gentar yang misuh-misuh, Halilintar masih melihat mereka berdua dengan sedikit harapan dimatanya, mirip anak anjing yang habis buat kesalahan pokoknya. Gempa menjadi gemas sedangkan Glacier menatap miris atas ketidaksesuaian wajah galak tersebut dengan mata yang bersedih menyesal. Ngomong-ngomong sudah hampir 15 menit mereka berhadap tidak jelas begini.


Lupakah mereka dengan orang-orang diluar ruangan yang menunggu kedamaian terjadi? Bukan cuma anggota Osis, teman se-sirkel Gentar entah kenapa juga ikut-ikutan ngintip di jendela. Gentar memutar mata, lalu mengambil kedua tangan Halilintar dan menatanya di meja, kemudian berdiri dan menarik masing-masing satu tangan Gempa-Glacier dan diarahkan untuk berjabat tangan begitu juga mereka berdua.


 ✧ Gentar & Sopan ✧ [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang