[15] P = Playboy

348 40 27
                                    


MOHON BACA DESKRIPSI DULU!

WARNING
!!! BROMANCE MOMENTS !!
! Mohon bijak dalam berkomentar 🙏

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sial...


Sial banget sumpah


Hamba ini salah apa Ya Allah.....?


Begitulah ungkapan hati Sopan.


Kini ia terjebak hujan disebuah mini market saat pulang sekolah bersama Supra. Niatnya membeli sesuatu dulu sebentar, makanya ia menyuruh Gentar untuk duluan namun apalah daya, awan tiba-tiba melepaskan muatannya yang langsung membuat pandangan seakan berkabut juga suhu yang dingin.


Syukurlah Sopan memakai jaket hari ini, tapi tetap saja ia merasa tak nyaman sebab harus duduk bersebelahan dengan Supra. Kursi lain sudah ditempati, teras minimarket pun penuh oleh orang-orang yang meneduh dari hujan.


"Kusut banget tu muka."


"Iya, soalnya lagi duduk bareng orang penghancur hubungan saudara," sindir Sopan tanpa menoleh.


Supra memutar matanya.


"Elah, udahan kali, gue juga ga ngapa-ngapain si Gentar, kalau mau tanya yang begituan lagi mending sama Gentarnya langsung deh."


"Kalau Kak Gentar jawab, aku juga ga bakal tanya kamu sih, kamu soalnya ......"


Walau kalah dengan derasnya hujan, telinga Supra masih bisa mendengar jelas sumpah serapah beserta ancaman lembut yang ter-tutur dari remaja disebelahnya. Benturan hujan pada atap minimarket membuat buihnya masuk ke teras tempat mereka duduk yang berasa di sisi lebih luar sehingga membuat Sopan terpaksa mepet sedikit ke Supra agar tidak basah.


Supra menopang dagu, mengamati lamat wajah cemberut yang tercetak jelas jika hanya bersamanya. Padahal bukan kandung, tapi kalau diperhatikan lagi mukanya makin lama mirip Gentar. Sebab dia terlalu lama menatap, kini Sopan risih karena sebenarnya ia sudah memergoki, cuma diem aja.


"Maaf, bisa berhenti liatin aku kayak gitu? Ngomong-ngomong tadi dengerin ucapanku enggak?"


"Oh, denger kok."


"Bagus, dengan begitu kamu bakal mikir lagi kalau misahin aku sama Kak Gentar"


"Jangan khawatir, enggak perlu pisah kok," ungkapnya santai dan sekarang mendapat tatapan tanda tanya dari lawan bicara.


Terpantul lah seringai yang mencurigakan pada wajah Supra di pupil gradasi Sopan yang sedang melebar


"Kalau bisa dapet dua-duanya kenapa harus satu?"


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 ✧ Gentar & Sopan ✧ [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang