[11] Duri & Solar #1

342 33 21
                                    

MOHON BACA DESKRIPSI DULU!

Yang ditunggu akhirnya ter ceritakan sedikit

! Mohon bijak dalam berkomentar 🙏

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Anji-"


Umpatan tersendat, memberi peluang bunyi nyaring kepada tongkat bertatap trotoar yang terlempar sebab tangannya. Sepasang pupil abu yang kosong membulat terkejut, mulutnya ternganga beberapa detik begitu pula postur tubuhnya yang mematung seperti disetrum dengan tegangan tinggi secara tiba-tiba.


Keadaan Solar sendiri tak jauh beda, ia juga terkejut dan mulai berkeringat dingin begitu menyadari apa yang baru saja ia perbuat kepada seseorang yang 'kurang' dihadapan. Solar merasa aneh, sebab suara hiruk pikuk yang mengelilingi mendadak hening, seolah semua sedang memperhatikan mereka berdua. Padahal kenyataannya tidak.


Itu hanya isi kepala Solar yang sekarang dengan gesit mengambil tongkat yang terbuat dari pipa kecil tersebut dan mengembalikan kepada yang punya.


"Aduh maaf dek, gak papa? Gak kesenggol yang lain kan?"


Yang dipanggil 'dek' hanya mengernyit dan menerima tongkatnya kembali. Laki-laki itu mengetukkan hujung tongkat dua kali lalu diam sebentar sebelum lanjut bertanya.


"Kamu ngapain jedukin kepala di tiang listrik tadi?"


Lah kok tau?


Solar diam, mukanya memerah malu namun juga memasang ekspresi bingung, orang didepannya ini buta kenapa bisa tahu dia baru saja membenturkan dahinya ke tiang? Dia baru pura-pura kah? Pake softlens terus nyamar gitu buat mata-matain sesuatu kayak di film-film?


"Aku beneran buta kok, bisa tahu karena telingaku cukup tajam , jadi denger benturan tadi walau lagi rame."


Ah itu dia jawabannya, Solar mengusap tengkuknya salah tingkah, banyak banget kacaunya hari ini. Udah jedukin kepala, nyenggol dan hampir ngatain orang buta, malah suudzon lagi, nanti sampe rumah dia akan sujud lebih lama saat sholat. Solar menarik nafas, berusaha mencari kata yang tepat untuk meminta maaf dan mungkin sedikit bertanya-tanya biar hilang rasa malunya.


"Lagi pusing dikit aja, adek namanya siapa? mau kemana? Ayo tak anter," tawar Solar.


Percayalah Solar, kau sekarang seperti om-om yang hendak menculik orang lain. Duri yang mendengar pertanyaan serta tawaran tersebut tergelak sebentar lalu mengetuk tongkatnya lagi.


"Duri, namaku Duri. Terimakasih tapi sebenarnya bisa sendiri kok. Aku juga minta maaf kalau tadi ngagetin kamu, soalnya agak khawatir suaramu keliatan frustasi. Emm... Ada yang bisa ku bantu?"


'Baik banget Gusti...'

Solar yang memang lagi stress - stress nya pun meleleh pada kebaikan Duri, serasa dikirim penolong oleh sang kuasa. Tapi tunggu dulu, gimana minta tolong ke Duri jika ia buta? Solar disini sedang bersi keras mencari judul dan juga objek penelitian untuk skripsinya yang sudah 4 kali ditolak, dia juga sedang magang jadi tidak bisa pergi jauh-jauh banget dari lokasi magangnya sebagai asisten dokter.


 ✧ Gentar & Sopan ✧ [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang