10

3.6K 180 1
                                    

Hazel menatap testpack didepannya, menunggu hasil yang akan keluar dari alat panjang itu.

Satu hembusan nafas panjang keluar setelah hasil yang keluar hanya satu garis merah, rasanya lega dan senang.

"terimakasih tuhan, Hazel belum siap tuhan jika engkau titipkan kembali karunia kepada ku" senyumnya

badanya bener bener lemas, makanan yang sudah diantar hingga ketiga kali sama sekali tidak ada yang bisa masuk kedalam mulutnya.

"sayang, hari ini tidur sama uncel, atuyyaa dan paci dulu yaa" ucap Max lembut agar anaknya tak tersinggung

"iyaa papa!!! biar papa lawat papi yaa!! biar becokkk bicaa liat konsel papi yannn thelen cethali itu!!!" serunya

"iya sayang, gua titip Hanna sama kalian iya"

"iya tenang aja, aman kok sama kita"

"makasih iya" senyumnya

sebelum meninggalkan tempatnya berdiri Max mencium seluruh wajah anaknya dan berlari pergi, dirinya memasuki kamar milik Hazel menampilkan sosok Hazel yang tak berbusana.

"haii sayang" ucapnya kahwatir

"eungggu??"

"haii haiii kenapa? kok engga dipake baju nya hm?"

"panas... panas mass" tangis nya memeluk erat tubuh Max

"shutttt , jangan nangis nanti tambah panas badannya, dengerin mass dengerin"

"kedokter iya? Kedokter sama mass Oky?"

"engga mauu, engga mau mass"

"haiiii, kasihan Hanna dia nangis tadi nyamperin aku katanya papi na cakit payyah cekalii" ucap nya dengan meniru anaknya

"tapi sama mass iya??"

"iya sama mass, sini pake baju dulu"

"kamar nya sampe sedingin ini, kenapa sih kamu selalu nahan apapun yang bikin kamu sakit"

Max telaten memakaikan baju kepada Istrinya itu, baju yang dipake jauh lebih tipis guna menghindari kenaikan suhu badan Hazel. karena suhu badanya sekarang cukup tinggi, beruntung lelaki itu tidak mengalami kejang.

"kak tolong iya"

"iya santai aja, gua udah atur semua, mobil rumah sakit"

"udah bawa bini lu dulu ke rumah sakit, soal besok atau apapun itu nanti liat kondisi Hazel" ucap manager nya

#Rumah sakit

"gimana dok?"

"huffff, untuk kondisi ini pasien mangalami tipes cukup parah""

"karena suhu tubuhnya yang sudah diatas normal, saran saya perawatan di rumah sakit lebih baik dari pada dirumah. apa lagi tuan sendiri adalah idol, dan pasien hanya pendatang di negara ini"

"memungkinkan tidak dok? jika dibawa pulang ke Indonesia? dan melakukan perawatan disana??"

"untuk sekarang memungkinkan tuan, karena sudah di beri obat bius dan anti nyeri"

"terimakasih dok.."

Max keluar ruangan itu menuju manager nya dengan tatapan sayu, Dion mengusap usap pundak getir Max dengan senyuman nya.

"ada apa??"

"tipes katanya kakak, harus di rawat"

"dokternya bilang Hazel terlalu sibuk sama perkerjaan nya, dan tubuhnya tidak menerima jadwal yang di atur sama dirinya sendiri"

"kakak, bantu gua urus surat rujukan ke Indonesia ya?"

"lu yakin? lu engga bakal bisa pergi nemenin dia kesana loh"

"anak lu juga, lu bakal ngomong kaya gimana?"

"boleh engga Kaka? lu urus yang di sini, gua urus anak gua"

"yaa gampang gua bakal tolong lu"

"makasih kakak, gua pamit kakak" senyumnya dan langsung pergi meninggalkan manager nya itu

#Hotel

"loh Max? kenapa?"

"Hanna udah tidur?"

"belum tuh lagi main sama Cio"

"gua izin masuk iya?"

"i-iyaa silahkan"

Max masuk kekamarnya itu, memeluk tubuh mungil anaknya itu erat sudah pasti pelukannya itu di balas dengan begitu erat juga.

"thenapa papa? kok papa badannya basah c? ujan ujan?" tanya nya

"heheh iya, tadi lobi udah engga bisa buat parkir jadi papa parkir di sebrang terus lari kesini"

"ihhh!! thalo papa ujan ujan nanti cakit, ciapa yang urusin papi nanti!!!" marahnya

"hahhaha, iya iya maaf yaa boss keccil"

"boss keccie hari ini ikut papi pulang iya??"

"pulang? thapi than koncell na papa macii ada satu lagi"

"papi sakit sayang, harus di rawat di rumah sakit, tidak apa kan??"

Hanna memeluk erat tubuh besar Max dengan badan yang bergetar karena tangisan nya, Max mengusap usap punggu anaknya lembut.

"tidak apa, Hanna mau temenin papi"

"terus Hazel pulang sama siapa?"

"sama asisten gua kayanya, udah telpon Mae sama bubu juga buat jemput di bandara"

"ini engga apa kita pulang, sama kita aja deh pulangnya"

"engga apa kok, engga enak gua juga duit kalian juga udah lunas bayar tiket kan" senyum

setelah packing, Max membawa Hanna pergi langsung kebandara, disana sudah ada Hazel yang terbaring di kasurnya dan seseorang asisten Max.

"gua titip iyaa.."

"iyaa tenang aja gua jaga kok istri lu"

Max mencium seluruh wajah Hanna dan istrinya tercinta, dirinya menatap kepergian kedua orang terkasihnya.

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My husband a famous idol •• MarkhyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang