"papa!!! ayok main kerumah Hanna"
"Jeji, papa lagi pusing tolong jangan ganggu papa!!!!" bentak nya membuat anak perempuan itu tersentak kaget
"hikss... m-maaf papa"
Eric langsung memeluk erat tubuh putri kesayangannya itu "maaf, maaf sayang maaf udah bentak bentak putri papa" ucapnya
"papa kenapa??"
"engga apa sayang, kebetulan lagi banyak kerjaan aja"
"papa..."
"apa bener papa yang nyebarin rumor tentang papa nya Hanna?"
"kenapa kamu ngomong begitu?" tanya nya dengan tatapan tajam
"Hanna bicara seperti itu, Hanna tidak mau kerumah Jeji karena papa katanya" ucapnya dengan kepala menunduk takut
"kamu sayang kan dengan papa? kamu harus dukung apa yang papa la---"
"papa inget tidak? bunda pernah bilang seperti ini"
"Jeji, harus sayang dengan papa.. tapi kalo papa nakal pukul saja dan jangan mau dengan orang yang nakal"
"pahh.. kita berdua saja yaa?? Jeji janji bakal bikin papa bahagia, bikin papa bangga"
"pahhh kata bunda, mengambil kebahagiaan orang lain hanya menjadi bahagia sesaat buat kita"
Eric kembali memeluk anaknya itu, mengecup berkali kali pipi kenyal miliknya.
perkataan itu cukup membuat Eric sadar, pagi itu juga setalah mengantar sekolah Jeji Eric pergi kerumah besar keluarga Seo, jelas kedatanganya disambut dengan ramah oleh keluarga itu.
Eric menjelaskan semua apa yang dia rencanakan, dan apa yang dia lakukan. Hazel mendengar nya tidak habis fikir, awal nya dia fikir omongan anak nya tidak sampai sejauh ini.
tintintin
"biar bibi aja den yang buka pagarnya" ucap bibi itu yang langsung berlari kearah luar
"iya bi"
"gua minta maaf, gua minta maaf sebesar bes---"
"maaf??" suara berat yang begitu familiar ditelinga Hazel
"mass?!!!"
bughhh
"mass, mass apa apaan sih kamu!!!"
Max mencengkram kerah baju Eric kuat, tatapan elang yang begitu tajam mendominasi ruangan itu.
"beresin nama baik gua, dan nama baik Hazel!!!!"
"engga cuma foto foto itu!!! komentar buruk di sosial media, dan media berita lainnya"
"mass udah!!"
Max menarik kerah baju Eric dan membawanya keluar, kerah baju itu dilepas dengan sedikit mendorong tubuh Eric hingga terjatuh.
Hazel hanya bisa menatap nya, karena setalah nya pintu rumah itu dibanting kuat oleh suaminya.
grepp
Max memeluk erat tubuh istri kesayangan nya itu, dengan helahan nafas lega bahwa kini lelaki yang ia cintai ada didalam pelukannya.
"kok kamu tau semua nya??" tanya Hazel dengan tangan melingkar cantik di pinggang suaminya
"ayah yang nyari tau semuanya, aku sama ayah sengaja engga kirim bukti kepengadilan karena Jeji"
"biar agensi yang konfirmasi semuanya" senyum nya mengecup cup bibir tebal milik Hazel
"gimana keada baby nya??" tanya Max kini berjongkok menjajarkan wajahnya dengan perut sang istri
"kemarin sempet keram terus, hampir 24jam"
"kata dokter karena aku stres sama ditinggal suami nya lama, bisa dibilang baby nya rindu suara ayahnya.. gitu katanya" jelas Hazel
"baby nya yang rindu atau papinya??" tanya nya dengan nada meledek
"baby nya!!! orang kata dokter baby nya!!!" rengek nya
Max usap perut buncit Hazel, di kecup sesekali dengan begitu lembut "haiiiii jagoan keccie papa, nakal yaaa buat papi nya sakit hayoo.. kan sudah janji tidak nakal?" ucap nya
"shtttt" ringis Hazel saat merasa tendangan kuat dari dalam perutnya
"protes nih ceritanya sama papa hm??? papa sayang jagoan, jagoannya papa juga tidak boleh nakal dengan papi iyaa.. ini perintah!!!" ucapnya dengan kecupan manis di perut itu
dua chp lagi bakal end, see you Sabtu Minggu semuanya!!!
TBC