12

3.4K 195 5
                                    

Hari ini adalah hari pameran anak se-Jakarta, acara dimana semua anak dan orang tua beramai ramai melihat karya nya dimusium nasional.

"HANNA!!!" teriak anak kecil berambut panjang yang menghampiri dan langsung memeluk Hanna

"Jeji?!!! Jeji Hanna Lindu" ucap nya memeluk erat tubuh Jeji

"Eric? kesini ternyata"

"anak lu yang nelpon katanya papanya engga bisa datang, dia mau gua datang sama Jeji" jelasnya dibalas anggukan oleh Hazel

"Papa Eric liat deh, liat ini karya nya Hanna, yang ini ini juga" ucap nya heboh menunjuk lukisan indah di tembok museum itu

sepanjang hari Hazel mendengar Hanna selalu memanggil Eric dengan sebutan papa, sesekali Eric melirik wajah Hazel yang nampak marah dan tidak suka dengan penuturan Hanna.

"jangan di marahin anak nya, seharusnya lu bilang ke laki l----"

"maaf Ric tolong jangan campuri urusan rumah tangga gua, lu tau pasti kalo Max memang selalu memiliki jadwal padat"

"lu engga kasihan apa?! anak lu? bahkan jauh lebih bahagia waktu Max tidak hadir ke hidup kalian berdua"

"Eric, gua makasih.. makasih banyak karena sudah bantu gua buat besarin Hanna"

"tapi maaf, tolong jangan ngejelekin suami gua"

"papi!!!!" teriak Hanna dengan ceria

"iya sayang" Hanna meninggalkan Eric dan pergi menghampiri sosok anak nya itu

sepanjang jalan sampai rumah Hazel hanya diem, bahkan celotehan Hanna tidak dia tanggapin sama sekali.

00.30 malam

"bang, lu engga pulang? perasaan tadi lu izin deh buat liat pameran anak lu" ucap Jenan duduk bergabung dengan Max dan segelas air soju

"udah ada papa peganti disana" celetuknya dengan cengir yang begitu menyedihkan

"maksud lu?!"

"ahh engga lupain aja" senyumnya

"udah lahh udah minum nya, mending lu pulang"

"anterin gua Jen, kerumah bubu"

"bang? lu oky?"

"gua engga apa Jen, anterin iya? gua kangen sama bubu" ucapnya dibalas anggukan Jenan

sesampainya dirumah besar keluarga Jung, Jenan langsung pergi ke kamarnya setelah mengantar Max bertemu dengan bubunya.

kayanya outhor belum kasih tau iya? kalo Max sama Jenan itu adik kakak iya...

"kamu minum berapa botol?! bau banget bang!!!" ucap Taeyong menatap tajam anaknya

grep

Max memeluk erat tubuh kecil Taena sang bubu, lalu menangis sejadi jadinya di dalam pelukan lelaki yang begitu dia cintai setelah Hazel.

Taena memeluk tubuh anaknya itu, terasa lebih kurus dari terakhir kali dirinya melihat anak pertamanya.

setelah tenang, Taena menyediakan susu hangat kesukaan anak nya itu dan meminumnya sembari mengobrol.

"Abang mau cerita?"

"hari ini ada pameran di museum nasional, pameran tentang lukisan anak"

"aku hari ini ada jadwal, tapi ternyata perubahan jadwal.. aku datang ke museum nasional setelah jadwal aku selesai"

"aku lihat anak aku sama sepupu nya Hazel begitu deket, Bu.. aku cemburu wajar kan?"

"kenapa Max cemburu? keduanya deket karena dahulu dia kan yang membantu semua hal yang Hazel butuhkan"

"Max denger percakapan dia dengan Hazel, dia bilang seharusnya memang tidak ada pertemuan antara Hanna dan Max.."

"hari ini Hanna manggil dia dengan sebutan 'papa' " jelasnya dengan tatapan menatap lantai kosong

"hari ini Hanna memperkenalkan dia, kepada teman temannya dengan sebutan papa"

"Abang..."

"Bu.. seharusnya Abang engga sih Bu yang berada di sana, seharusnya Abang yang di pamerin ke temen temennya, seharusnya aba---"

"suttttt, haiii haii!!! Abang denger bubu, dengerin bubu!!"

"Abang berhak cemburu, engga suka itu berhak karena dia sudah melewati batas seharusnya"

"tapi, seharusnya abang buktiin kalo Abang itu ayah yang baik, Abang engga kaya yang di bilang sama dia, bubu tau Abang banyak memikul beban"

"namun.. setiap hal, setiap beban, setiap masalah, semua pasti ada kunci dan jalan keluarnya"

"seharusnya Abang tidak perlu pergi setalah datang ke museum, seharusnya Abang datang dan bubu yakin itu jauh bikin Hanna bahagia"

"tapi sekarang? sudah berlalu seperti ini, Abang harus coba memperbaiki yang ada.. jangan nyerah, bukan anak bubu itu mah" senyumnya mengusap pundak anak pertamanya itu

TBC

My husband a famous idol •• MarkhyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang