TFC - 01

526 23 0
                                    

Megantara Pranadipa si sulung yang selalu didesak untuk segera menikah oleh ayah dan bundanya itu kini tengah memijat kepalanya.

"Yah, Megan udah gede, Megan bisa sendiri."ucap Megan sedikit jengkel dengan ayahnya itu

Setiap hari pertanyaan "kapan nikah","kapan kasih ayah cucu" selalu ayahnya lontarkan, sehingga membuat dirinya semakin menyibukkan diri dengan semua pekerjaan kantor. Bahkan dirinya sesekali tidur di kantor untuk menghindari ayah dan bundanya itu. Ingatkan Megan untuk segera membeli apartemen, tentu saja jangan sampai ayahnya tau.

"Makanya itu, karna kamu udah gede kamu cepet kasih ayah cucu."sang ayah menimpali

"Minta aja sama Dion."

"Adek kamu masih kuliah."

"Kuliah bisa kok sambil nikah."

"Astaga kamu ini selalu saja membalas ucapan ayah."

Megan menatap ayahnya itu "yaudah kalau gitu ayah nikah lagi aja."

"Kamu mau ayah digorok sama bunda?"

"Yah sumpah deh, Megan lagi pusing banget ini. Ayah dateng makin pusing jadinya."

"Kamu ini, yasudah ayah pulang dulu."

"Kok pulang, bantuin Megan dulu lah."

"Tadi katanya pusing liat ayah."

"Kalau ayah masih bahas cucu sama pernikahan ya Megan pusing."

"Dasar anak durhaka kamu. Ayah perlu bantu apa?"karna tak tega melihat sang anak yang sepertinya sedikit stres itu, akhirnya Tama membantu sang anak.

Diratama Pranadipa, suami Anindya dan ayah dari Megan dan Dion, ayah Megan ini adalah pemilik perusahaan yang ia pimpin saat ini. Walaupun begitu, Tama tetap membantu sang anak dalam mengurus perusahaannya itu. Sementara sang adik, Dion kini masih kuliah dan udah semester 4

"Ayah bawa keruangan ayah dulu."pamit Tama

Megan sedikit meregangkan tubuhnya yang terasa kaku, lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.

Tak terasa kini sudah menunjukkan pukul tujuh malam, semua karyawan termasuk ayahnya sudah pulang dari satu jam yang lalu, menyisakan dirinya dan sang asisten yang masih sibuk mengetikkan sesuatu di laptop.

"Lo pulang aja Josh."ucap Megan

"Nanggung, dikit lagi beres."ucap Joshua sang asisten

"Pulang aja Josh gapapa,bisa dilanjut dirumah atau besok."

"Tumben Lo."

"Mumet gue jing."

Joshua ini temen sekaligus merangkap menjadi asisten Megan, mereka berteman sejak SMA, kuliah, dan sekarang bahkan Joshua bekerja untuk Megan. Megan juga meminta Joshua untuk jangan terlalu formal kalau diluar kerjaan.

"Soal cucu lagi?"tanya Joshua

"Lo tau sendiri lah Josh ayah gue, meriang keknya kalau ga nanyain kapan gue nikah."

Joshua tertawa "yaudah lah nikmatin aja."

"Dah ah gue balik dulu."

"Bawa mobil kan lo?"

"Bawa kok gue, hati-hati lo." Megan hanya mengangguk sebagai jawaban

Sesampainya dirumah, Megan melihat sang adik yang sudah rapih, Megan menghentikan langkahnya.

"Mau kemana Yon?"tanya Megan

"Mau ke rumah temen bang, sekalian nginep ya gue mau ngerjain tugas kuliah."

"Yesa?"yang dibalas anggukan oleh Dion

"Yaudah hati-hati."

"Tambahin bang buat jajan."ucap Dion nyengir

Megan mengambil dompetnya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah muda.

"Cukup?"tanyanya

"Cukup bang makasih."

Dion berangkat menggunakan motornya dan Megan memutuskan untuk mandi.

The Final Chapter - Kim Mingyu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang