5

5.8K 343 4
                                    

Wajah manis yang kini terlelap terlihat begitu damai, bulu mata lentik itu, kulit bersih dan lembut itu, hidungnya, dan bibir merah muda yang setengah terbuka.

Johnny tidak bisa berhenti menatapnya, ia rindu. Pemandangan yang sudah lama tak ia dapatkan. Johnny merapihkan selimut yang sedikit turun di bahu si manis.

Johnny sengaja meminggirkan mobilnya di tepi jalan untuk menikmati pamandangan indah ini. Ia mengusap pelan Surai pirang milik Ten.

Ingin sekali Johnny memberikan pelukan hangat dan juga kecupan sayang pasa sosok yang ada di sampingnya itu. Benar benar rindu berat.

Setelah puas memandanginya, Johnny menjalankan kembali mobilnya ke rumah Ten.

Setelah puas memandanginya, Johnny menjalankan kembali mobilnya ke rumah Ten

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini mobil Johnny berhenti di depan rumah sederhana milik Ten. Terdapat banyak tumbuhan hijau di sampingnya terlihat begitu rimbun.

Sedikit lancang, Johnny merogoh tas milik Ten dan mengambil kunci yang hanya ada dua di dalam sana. Johnny turun dari mobil dan membuka pagar putih tersebut.

Lalu ia kembali ke mobilnya dan memarkirkan mobilnya di sana. Lalu mengunci pagar itu kembali.

Johnny membuka pintu rumah dengan kunci satunya, lalu kembali ke mobil untuk menggendong Ten dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Johnny merebahkan Ten di sofa dan kembali ke mobilnya mengambil barang-barang milik Ten. Ketika kembali lagi masuk ke dalam rumah ia melihat ada sosok anak kecil yang tidak asing sedang berdiri di samping Ten.

"Paman tampan!" Pekik Hendery dengan nada senang.

"Suttss.. jangan berisik" Johnny menaruh jarinya di bibirnya. Mengisyaratkan untuk memelankan suaranya.

"Paman kenapa di sini?" Henderi memasang wajah bingung nya sambil memiringkan kepalanya menatap ke arah Johnny.

Well.. ia juga bingung kenapa ia ikut masuk ke sini.

"Ini ayam Dery ya?" Kini perhatian Hendery Teralihkan pada bungkusan makanan yang sudah dingin.

"Iya, kamu belum makan? Makan lah dulu, kamar mama mu di mana? Biar paman pindahkan" Johnny mengusap gemas kepala Hendery.

"Ituu yang pintunya putih, itu kamar Mae bukan mama" Hendery menunjuk ke sebuah lorong.

"Paman izin masuk yaa, biar Mae bisa tidur dengan nyaman" Hendery mengangguk dan berjalan ke dapur untuk mengambil piring, ia sangat lapar.

Johnny mengangkat kembali tubuh Ten yang terasa begitu ringan. Lalu berjalan ke arah lorong. Ia membuka pintu bercat putih itu dengan tangan satunya yang masih menggendong Ten.

Top Model || johnten ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang