11

5.2K 259 9
                                    

"babe.."

Cup!

Johnny mengecupi bahu polos Ten yang kini di pelukannya. Sudah dua jam sejak ia pulang dalam keadaan horny karna video yang Ten kirim, kini keduanya sedang bermanja di atas ranjang sambil berpelukan setelah pergerumulan yang begitu singkat.

"Eum?" Ten menatap Johnny dengan mata bulat dan senyum manis di bibirnya.

"Ada hal yang ingin aku katakan padamu, tapi aku mohon jangan marah padaku ya?" Johnny mengelus Surai hitam Ten, Ten memang sudah mengganti warna rambutnya sejak Minggu kemarin.

"Ada apa?" Ten mengelus pipi Johnny dan menatapnya lembut.

"Aku juga sudah memiliki anak"

Johnny menatap Ten yang tidak menunjukkan ekspresi kaget ataupun kecewa.

"Aku tau, sudah lama"

Jawaban Ten membuat raut wajah Johnny bingung.

"Kau tau? T-tapi aku belum menikah Ten dia bukan anak kandungku" sedikit panik ia rasakan, saat Ten berhenti mengelus wajahnya.

Ia tidak ingin Ten salah paham mengenai hal ini.

"Dia memang bukan anak mu Joo, aku tau itu.." Ten menghela nafas dan duduk.

"Sebenarnya dia kembaran Hendery" Ten mengusap wajahnya dengan kasar, lalu mengacak rambutnya.

"M-maksudnya??" Johnny terperangah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Johnny.

"Aku melahirkan bayi kembar saat di Thailand.. saat itu karir mu begitu melonjak Joo membuat aku dendam padamu karna meninggalkan diriku begitu saja padahal aku sedang dalam masalah besar karna ibumu itu"

Tanpa di rasa air mata Ten menetes membasahi pipinya. Ia mengusap air mata itu dengan kasar, lalu berbalik dan menatap Johnny yang sedang diam terpaku.

"Aku sengaja mengirim anak itu yang padahal usianya belum satu bulan.. aku sengaja menaruhnya di rumah ayah dan ibumu, agar mereka tau bahwa aku sungguh kecewa padamu dan ingin menghancurkan karir mu"

Ten melanjutkan kalimatnya. "Tapi tidak di sangka kalian malah mengasingkan dirinya, aku tau kau dan keluarga mu mengurusinya hingga ia berusia 5 tahun dan menaruhnya di asrama anak anak"

"Aku tidak membuangnya sayang, hanya saja ibuku tidak mau menerima bayi itu.. aku membesarkan dirinya sendiri di apartemenku di bantu oleh manager ku Doyoung.." Johnny mengelus bahu Ten yang bergetar.

"Aku juga selalu mengunjungi dirinya setiap sebulan sekali, bahkan mengajaknya liburan sesekali atau menitipkannya pada suami Doyoung.."

"Dia anak yang tampan dan pintar, dia juga sangat ceria.. awalnya aku berfikir bahwa wajahnya mirip dengan mu dan sempat ingin mencari keberadaan dirimu sayang"  Johnny memeluk Ten dari belakang.

"Kau ingin bertemu dengannya?" Tanya Johnny.

"Apa boleh?" Cicit Ten dengan suara yang pelan. "Aku ibu yang jahat, membuang anaknya begitu saja hanya karna dendam padamu"

"Chitta, aku mengerti situasi nya, terlebih ini juga perbuatan ibuku yang sangat jahat padamu.. jangan menangis sayang"

Johnny terus mengelus bahu Ten, memberikannya kata kata untuk menenangkan kekasihnya itu.

"Kita bawa dia pulang ya sayang? Biarkan ia bersama dengan keluarganya di sini, bersama kita" Johnny menatap lekat mata Ten yang sembab.

Ten mengangguk. "Kita jemput Dery dulu atau menjemput nya dulu?"

"Sebaiknya menjemput San dulu, ah iya namanya San.. ingin lihat fotonya?" Ten mengangguk.

Johnny mengambil handphone miliknya dan mencari foto di galeri nya.

Top Model || johnten ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang