9

4.8K 278 8
                                    

Note! Little bit 🔞, banyak fake chat jangan hiraukan jam!!

📸📸📸

Saat ini ketiganya sedang menikmati hotpot bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini ketiganya sedang menikmati hotpot bersama. Sambil mendengarkan cerita Hendery selama di sekolah.

"Wah Dery pintar ya, terus Dejun nya masih nangis?" Tanya Ten tangannya sibuk memasukan beberapa jenis sayuran kedalam air kuah yang terus  mengepulkan panasnya.

"Dejun nangis karna tangannya sakit, tapi Dery kasih dia plaster terus Dery kasih kiss biar sembuh! am nyam!" Ucap Hendery sambil terus mengunyah makanan yang Mae nya berikan.

"Mae Dery tidak mau sayuur, mau dumpling!" Protes Dery saat menyadari kalau yang ia makan kebanyakan adalah sayur.

"Iya iya sayaang" lalu Ten menyuapi anaknya dumpling dengan sumpit.

"Kenapa di kasih kiss?" Tanya Johnny.

"Karnaaa.. nyam! Eumm enaak.. kata Mae kalau sakit harus di kiss biar cepat sembuh" ia terus mengoceh sambil makan.

"Oh ya? Dery sangat pintar ya" Johnny mengusap rambut anak itu. "Nanti kalau besar pasti pacarnya senang di perhatikan oleh Dery"

"Apa maksudnya?! Dery baru kelas satu belum boleh memikirkan itu" mata Ten memicing ke arah Johnny, kesal.

"Tapi! Dery sudah punya pacar Maeee"

"HAH?!" Kedua orang dewasa Tersebut membelalakkan matanya menatap Hendery.

Bahkan sumpit Ten sudah terjatuh. Johnny yang akan menyuap makanan sampai berhenti dengan mulut terbuka.

"Apa maksudnya?" Ten menatap anaknya dengan tajam. "Kamu tu masih kecil, apa apaan sudah punya pacar?!"

"Ih emang bener kok! Dery sudah punya pacar" Hendery membela dirinya sambil membalas menatap mata Ten.

"Dery.. emang pacar mu siapa?" Johnny bertanya dengan nada lembut.

"Dejun! Dery sudah pacaran dengan Dejuuuun~" Hendery menunjukan matanya penuh binar. "Sejak.. di Playground!" Ia menunjukan cengiran khas bocahnya itu.

"Oh astaga kepala ku pening!" Ten memijat pelipisnya.

"Dery, kamu masih kecil belum waktunya nak" Johnny mengelus kepala Hendery yang kini menghela nafas dan menurunkan bahunya.

"T-tapi kenapa?:(" ia menunjukan wajah cemberutnya.

"Masih kecil! Kamu saja baru kelas satu sayaaang" jawab Ten masih dengan tangan yang memijat pelipisnya.

"Tapi kan sebentar lagi kelas 2 berarti boleh?" Hendery menunjukan puppy eyes nya pada sang Mae.

"Nope! Kalau sudah besar baru boleh!"

"15 tahun boleh?" Ia masih mencoba menegosiasikan.

"Tidak!" Ten mengambil sumpit baru.

Top Model || johnten ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang