12

4.3K 225 9
                                    

Ini kan yang kalian tunggu?🥴
Agak panjang tapi semoga kalian suka!

📸📸📸

Ketiganya berada di dalam mobil depan gerbang sekolah Hendery, sebentar lagi anak itu akan keluar dari sekolah.

Ten keluar dari mobil dan berdiri di samping mobil sambil meminum matcha latte nya.

Terlihat seperti anak SMA padahal umurnya hampir menginjak kepala tiga.

"MAEEE!!"

Hampir saja Ten menyemburkan minumannya saat mendengar anaknya berlari sambil berteriak.

Di belakangnya ada anak anak dari sahabatnya.

"Hehe" Hendery menunjukan cengiran khas nya pada sang ibu yang menatap tajam ke arahnya.

"Ayo pulang"

"Sebentar Mae!" Hendery membalikan badannya menatap teman temannya.

"Teman teman Dery pulang duluan yaa, Dejun Dery duluan yaa bye byee" 

Secara khusus Hendery mengucapkan salam pada Xiaojun sambil memegang tangannya. Lalu mencium pipi Xiaojun membuat Xiaojun memasang wajah terkejut yang lucu.

Akk!

"Sudah Mae bilang! Masih kecil belum boleh pacaran! Apa apaan itu barusan Guanheng?!"

Hendery meringis kesakitan saat kupingnya di jewer oleh sang ibu.

"Ih Mae kan Dery cuma mengucapkan bye bye!" Hendery mengelus kupingnya yang memerah.

"Tidak usah cium cium juga bisa kali!" Bukan ini bukan Ten tapi bocah dengan senyuman lebar.

"Lucas! Bilang saja iri tidak bisa pacaran dengan Dejun! Dejun punya Dery!"

Hendery berbalik menatap Xiaojun yang masih memerah wajahnya. "Bye bye Dejuun" lalu berlari ke arah mobil Johnny.

"Kalian jangan aneh aneh ya! Masih kecil ingat itu! Aunty adukan nanti ke orang tua kalian" Ten menatap tajam anak anak di depannya, lalu berjalan menyusul anaknya yang kesusahan menarik pintu mobil.

"Masuk cepat, jangan berisik ada yang tidur" Ten membukakan pintunya.

"Terimakasih Mae yang cantiik"

CK! Bocah SD sekarang kenapa si suka bergombal seperti ini. Stres kepala Ten.

📸📸📸

"Mae ini siapa?" Hendery sedari tadi menatap ke arah samping kanannya. Ada anak seumuran dirinya sedang tidur.

"Dia San, jangan ganggu dia Guanheng!" Ten menegur putranya yang sedang iseng menusuk-nusuk pipi gembul San.

"Ck! Mae jangan panggil Guanheng, seram tau kalau Mae memanggilku seperti itu!" Hendery memasang wajah tidak sukanya.

"Iya iya iya, up to you!"

"Nih Dery minum ini saja" Johnny memberikan es coklat pada Hendery agar tidak mendebat dengan Ten.

"Terimakasih Daddy, Daddy baik tidak seperti Mae suka marah" Hendery menjulurkan lidahnya meledek ibunya yang menoleh ke arahnya.

"Guanheng! Mau Mae turunkan di sini?" Tanya Ten dengan wajah datar.

"Bercanda Mae canti— eh?!" Hendery kaget saat kepala bocah di sampingnya jatuh di pundaknya.

"Sutts jangan berisik nanti bangun, dia kakak mu Dery"

Hendery seketika memasang wajah senang. Semakin lengkap rasanya ia memiliki keluarga.

📸📸📸

Kini mobil Johnny sudah sampai rumah. Hendery tertidur dengan posisi kepala yang bersandar di atas kepala San. Sangat lucu, sehingga Ten langsung mengabadikan momen manis tersebut.

Top Model || johnten ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang