"Kehilangan terberat itu ketika
orang yang paling lo sayangi meninggalkan kita."- Keyla Safira
•
•
•"K-kenapa sama orang tua saya sus? Mereka baik-baik aja kan? Atau perlu pengobatan instensif?"
"Orang tua kamu telah meninggal dunia Keyla." Hanya kalimat singkat yang diucapkan Suster Reni, namun berhasil membuat seluruh tubuhnya bergetar hebat. Sekujur tubuhnya mendadak kaku, dirinya sedang bertengkar dengan realita yang baru saja terungkap.
"Suster bercandanya gak lucu tau hahahaha." Keyla tertawa keras supaya menepis kenyataan itu jauh-jauh dari benaknya, ia menganggap itu hanyalah sebuah lelucon untuk dirinya.
"SUSTER SERIUS KEYLA!!" bentak Suster Reni menyadarkan Keyla bahwa semua yang terjadi adalah fakta, bukan karangan semata.
Bentakan keras itu mampu membuat Keyla mendadak bungkam. Bulir air mata yang perlahan mengalir setetes demi tetes kini berubah menjadi sangat deras.
Meskipun dengan keadaan bersebrangan, suara tangisan itu dapat terdengar hingga ke telinga Arsen. Awalnya ia ingin segera menghampiri cewek itu dan menanyakan apa yang telah terjadi, sebab kedua perempuan itu tengah saling menyalahkan satu sama lain. Namun Arsen lebih memilih untuk berdiam diri, ia yakin kedua perempuan itu bisa menyelesaikan masalah yang terjadi.
"KENAPA SUSTER BARU BILANG SEKARANG!!!" Emosi Keyla memuncak tiba-tiba. Keyla bangkit dari duduknya dan menatap tajam mata bewarna kecoklatan milik Suster Reni. Rahangnya mengeras dan mengacak rambutnya frustasi, dirinya sendiri tak mampu menahan air mata sedari tadi ingin turun.
"M-maaf Key, suster gak bermaksud buat nyembunyiin ini semua dari kamu."
"GAK BERMAKSUD LO BILANG? MEREKA ORTU KESAYANGAN GUE BANGSAT!" Amarahnya semakin mendidih, ia mencengkram baju milik Suster Reni dan menghempaskannya begitu saja. Ia tidak peduli jika dianggap kurang ajar oleh orang lain disekitarnya, dirinya hanya sakit hati telah dibohongi besar oleh Suster Reni, terlebih lagi terkait kedua orangtuanya.
Suster Reni hanya diam membisu seraya kepalanya menunduk. Ia sudah yakin Keyla akan marah besar padanya, sudah saatnya dirinya menerima konsekuensinya. Ia pun ikut bangkit dan meraih tangan Keyla, "M-maaf Keyla, suster bisa jelasin semuanya."
Keyla langsung melepaskan tangannya dari genggaman suster dihadapannya ini. Ia tidak sudi disentuh orang yang mengkhianati dirinya, padahal selama ini ia percaya dengan seluruh ucapan suster Reni yang mengatakan bahwa kedua orang tuanya baik-baik saja.
"Gak perlu, Gue gak butuh dengerin omongan lo. Karena apa? Semua omongan lo itu busuk! Lagian suster macam apa lo? Tega membuat anak kandungnya nggak melihat detik-detik terakhir kedua orangtuanya sendiri?!" Keyla menampar pipi mulus milik Suster Reni, air matanya mengalir deras hingga tenggorokannya tercekat tak mampu berkata apa-apa lagi.
Sementara disisi Arsen, ia melongo atas aksi yang dilakukan cewek itu. Hingga akhirnya ia memilih turun dari mobilnya dan menghampiri Keyla.
"Lo kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Arsen menatap bergantian kearah Keyla dan Suster Reni.
"Tanya aja sama cewek pembohong ini!" balas Keyla menunjuk kearah Suster Reni.
"Arsen, mobil lo dimana? Gue pengen istirahat disini panas soalnya ada cewek jahanam, ups!" sindir Keyla memutar bolanya malas dan menutup mulutnya dengan sengaja.
"E-ehh itu di seberang sana." Setelah mendengar penuturan Arsen, Keyla langsung melenggang pergi dan meninggalkan kedua orang tersebut ditaman.
"Nama kamu Arsen?" tanya Suster Reni dengan wajah sedihnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CARAPHERNELIA (END)
Teen FictionSeorang gadis berusia 15 tahun, yang sudah dipaksa mandiri oleh keadaan. Kedua orang tuanya baru saja meninggal dunia kemarin, Keyla Safira namanya, Hingga akhirnya, ada 2 seorang laki-laki datang dan membawa pelangi ke dalam hidupnya. Arsenio Dani...