CEMBURU

50 1 2
                                    

Di kelas, pelajaran Seni Budaya saat itu. Aku dan teman-temanku mendapat tugas untuk menggambar. Jujur saja, aku tak pandai untuk menggambar, apalagi mewarnai. Ya terus terang saja, aku meminta Rara Putri untuk menggambarkan. Tidak hanya menggambar saja, aku juga minta tolong ke dia untuk mencatatkan materi di buku ku. Sungguh, aku sangat merepotkan.

Sembari menunggu gambarnya selesai, aku curi pandang ke dara. Dara terlihat sibuk. Tidak seperti aku yang selalu santai. Sesekali, dara sempat melihatku menatap dirinya. Sepersekian detik langsung aku alihkan pandanganku ke Rara Putri yang sedang menggambar. Hal tersebut terulang lagi, lagi dan lagi. Aku tidak ingin Dara tahu, kalau aku sedang memperhatikan dia.

Melihat paras dara yang cantik dan manis

"Ih dara cantik, manis pula. kalau dara jadi pacar ku, bisa ga yaa...." batinku.

Bisa-bisanya aku sering berpikir hal itu saat melamun menatap dara. Ah! cinta memang sekuat itu untuk mengalihkan pikiranku.

Ya sudah, aku tidak kembali menatap dara. Aku melihat kembali gambar yang sedang dikerjakan Putri. Jujur, Putri ini pandai menggambar.

Ghea juga pandai menggambar loo. Ghea orangnya suka ketawa receh. Suka bercanda dengan ku juga. Setiap aku cerita apa saja yang bisa di ceritakan, dia selalu ketawa, entah cerita senang, cerita sedih, bahkan cerita mengerikan pun dia masih sempat tertawa. Aneh? Iya, memang aneh. Tapi hal itu bisa membuat mood ku menjadi bagus. Karena setiap dia tertawa, aku jadi ikut tertawa hahaha.

Sampai di rumah, muncul notif dari dara

"Michel"

"Iya, gimana ra??"

"Asik banget ya."

"Hah? asik kenapa?" tanyaku heran, karena memang tidak tau apa-apa.

"Bercandanya asik. sampai main tabok-tabokan"

Aku masih tidak mengerti hal ini. Memang aku ini tidak peka, hffttt...

"Bercanda apa si raa? yang jelas dong" tanyaku dengan polos

"Lah tadi pas pelajaran seni budaya, kamu banyak bercanda sama ghea, sampai tabok-tabokan, suka ya sama ghea?" jelas dara

"Hah? enngga suka kok, kan cuma bercandaan gitu doang.

Daripada aku ngga ngapa-ngapain, yaudah aku cerita aja sama ghea dan putri" pembelaan dari aku

"Oh gitu ya, besok bercandanya yang lebih lama lagi ya, cerita yang banyak sekalian, curhat yang lama, biar ghea suka sama kamu dan sebaliknya."

Aku bingung dan senang. Bingung karena sepertinya dara cemburu dengan ghea. Senangnya? dan senangnya karena mungkin dara sudah mulai menyukaiku hahahah. Eitttssss... itu cumpa perasaanku saja, semoga iya.

"Eh engga kok, besok dikurangin deh bercandanya, maaf yaa. ngga banyak cerita lagi dehh, beneran. maaf yaa" jawab ku dengan penuh harapan maaf oleh dara."

"Ya terserah kamu situ mau bercanda kek, mau curhat kek, mau main bareng sama ghea kek, ya terserah kamu situ"

"Beneran maaf ni raa. Aku janji dikurangin lagi bercandanya, beneran. janjiiii."

"Bohong!!" jawab singkat dara

"Lah emang kalau aku bercanda sama ghea kenapa? Cemburu yaaa? Hahaha. Bilang aja kalau cemburu raa...."

"Ih, engga ya, biasa aja."

"Yaudah, kalau emang cemburu, aku minta maaf, besok besok dikurangin bercandanya, beneran."

"Janji ya?"

"Iya raa" jawabku sambil senyum

Ah, dara mulai suka nih sama aku, dia kan mulai cemburu. Berarti... jelas dia suka denganku, hahaha.

"Semoga dara punya perasaan yang sama denganku saat ini" harapku.

Michel & Dara: Michel's Point of ViewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang