☀BAB 4 : Sekolah⚡

1K 68 0
                                    

~°•×Happy Readingו°~

>>Tandai Typo!<<

𝕵𝖆𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖑𝖚𝖕𝖆 𝖙𝖊𝖐𝖆𝖓 𝖇𝖎𝖓𝖙𝖆𝖓𝖌𝖓𝖞𝖆!!

*

*

*

*

*

*

*

Suara derum motor menggema di penjuru garasi, pagi ini Rio akan berangkat ke sekolah dengan motornya. Padahal biasanya, pemuda berambut hitam itu akan menggunakan mobil.

Usai sarapan dengan selembar roti tadi, Rio langsung menuju garasi. Dia sungguh tidak betah berada di ruang makan jika tidak ada sang kembaran, agaknya Rio menyesal telah mengurung Aurel.

Tapi tidak apa-apa, itu sebagai bentuk kasih sayang seorang Derio Gavino Eguestrion pada sang Adik, Aurelia Vyndanava Eguestrion. Rio hanya tidak ingin kejadian dulu terulang kembali.

Di mana saat itu ia melihat dengan jelas luka-luka di sekujur tubuh Aurel. Luka yang selalu ia lihat di tubuh Aurel saat pulang sekolah selalu bertambah setiap harinya.

Kala itu, ia tidak memikirkan hal lain, karena saat malam hari, ia sudah tidak melihat luka-luka itu lagi seolah luka-luka yang ia lihat sebelumnya hanyalah ilusi. Rio pernah berpikir jika ada yang salah dengan matanya, tapi ternyata matanya baik-baik saja, tidak ada masalah sama sekali.

Pernah ia bertanya pada Aurel, dan Aurel menjawab jika dirinya tidak memiliki luka sama sekali. Puncaknya ketika suatu hari Aurel tidak kunjung pulang ke kediaman, padahal waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Tentu hal tersebut membuat Rio panik, ia pun langsung mengerahkan banyak bodyguard untuk mencari sang Adik.

Di sekolah Aurel, sudah berkali-kali para bodyguard dan Rio mengecek tempat tersebut, namun nihil. Aurel sama sekali tidak ada di sekolah.

Memang, Rio dan Aurel berbeda sekolah karena Rio harus sekolah di sekolah khusus mengajar calon penerus sebuah keluarga terpandang.

Pencarian terus berlanjut, hingga saat pukul sepuluh malam, seorang bodyguard melapor pada Rio jika ia sudah menemukan Aurel di sebuah gang yang lumayan jauh dari sekolah Aurel.

Tanpa berpikir lama, Rio langsung melesat menuju gang tersebut. Ketika sampai, betapa terkejutnya ia kala melihat tubuh sang kembaran yang dipenuhi dengan luka, tubuh Aurel basah kuyup.

Seragam merah putih yang biasa dikenakan anak SD itu begitu kotor dengan jejak tanah di bagian perut, tak lupa rambut yang sudah terpotong tidak karuan, dan juga beberapa telur busuk di kepala Aurel.

Pemandangan itu mampu membuat darah Rio mendidih, terlebih ketika melihat pancaran kekosongan dari manik kembar milik Aurel. Dia langsung memerintahkan Jarot untuk membereskan orang-orang yang sudah melakukan hal buruk itu pada kembarannya.

Sejak saat itu Aurel menjalani terapi untuk memulihkan kesehatan mentalnya, namun sayang sekali, agaknya gadis kecil itu sungguh trauma hingga kesehatan mentalnya bukannya semakin membaik, malah semakin memburuk.

Aurel sering kali menyakiti dirinya sendiri, ia bahkan tidak segan-segan melempar barang-barang pada semua orang yang mencoba mendekat, tak terkecuali pada Rio.

Transmigrasi: The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang