🔥BAB 6 : Terpaksa❄

917 57 0
                                    

~°•×Happy Readingו°~

>>Tandai Typo!<<

𝕵𝖆𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖑𝖚𝖕𝖆 𝖙𝖊𝖐𝖆𝖓 𝖇𝖎𝖓𝖙𝖆𝖓𝖌𝖓𝖞𝖆!!

*

*

*

*

*

*

*

Setelah membiarkan keempat partner kerja kelompoknya masuk, Rio berjalan pergi meninggalkan mereka di ruang tamu menuju kamar untuk mengganti pakaian.

Di ruang tamu, mereka yang ditinggalkan hanya bisa terdiam. Tidak tahu harus berbuat apa karena baru pertama kali datang ke kediaman salah satu teman kelas mereka. Tidak lama kemudian dua orang pelayan datang membawa nampan berisi minuman dan camilan.

Selesai meletakkan kedua nampan itu, kedua pelayan langsung pergi tanpa memberi sapaan ataupun hanya sekedar tersenyum. Mereka seolah terganggu dengan kedatangan para remaja tidak dikenal itu.

Para remaja yang diketahui merupakan para protagonis di novel 'Fallin Love' itu mengamati kediaman Rio dengan teliti. Ruang tamu itu memiliki berbagai perabotan, dengan dinding bercat putih, tiga buah meja kaca, enam buah sofa panjang, dan tiga buah sofa single.

Lampu gantung yang sangat megah dan cantik, beberapa vas bunga di setiap sudut ruang tamu, dan tak lupa juga rak kayu yang berisikan tanaman hidup minimalis.

"Rumah Rio megah cuy, rumah gue aja kalah," celetuk salah satu protagonis, Daniel.

Azwar mengangguk setuju. "Fiks sih ini, si Rio anak orang kaya. Tapi marganya apa, ya?"

Daniel mengangkat bahu tanda tidak tahu. "Pas dulu dia ngenalin diri depan kelas aja, marganya ga disebut. Di buku absen juga ga tertulis tuh nama marganya."

"Gue jadi penasaran, deh." Azwar mengangguk setuju, dirinya pun penasaran dengan marga Rio.

🔥.......❄

Meninggalkan protagonis Ori, mari beralih ke protagonis baru kita.

Rio masuk ke dalam kamar, dia melemparkan tasnya ke ranjang dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tubuhnya terasa lengket seharian ini.

Selesai membersihkan diri dan berganti pakaian, Rio berjalan keluar kamar menuju lift. Tangan kekar itu menekan angka empat, dirinya berniat untuk melihat keadaan sang kembaran di ruang hukuman.

Tiba di lantai empat, Rio kembali berjalan menuju ruangan yang berada paling pojok. Kening Rio mengernyit bingung ketika tidak mendapati satupun bodyguard di depan pintu ruang hukuman. Seharusnya ada dua bodyguard yang menjaga, namun sekarang di depan pintu kosong melompong.

Pikiran negatif memenuhi kepalanya sejenak, tapi dia dengan cepat menggelengkan kepalanya. Ia yakin Nava tidak akan berani kabur dari ruang hukuman. Lagipula, kunci pintu ada padanya, dan kamar itu tidak memiliki jendela atau balkon, bagaimana Nava bisa kabur?

Rio mendekati pintu dan mengeluarkan kunci dari saku celana. Tapi ketika hendak memasukkan kuncinya, tangan Rio terhenti kala melihat pintu tersebut sedikit terbuka.

Transmigrasi: The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang