⚡BAB 8 : Ketakutan yang Kembali🌪

885 45 1
                                    

~°•×Happy Readingו°~

>>Tandai Typo!<<

𝕵𝖆𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖑𝖚𝖕𝖆 𝖙𝖊𝖐𝖆𝖓 𝖇𝖎𝖓𝖙𝖆𝖓𝖌𝖓𝖞𝖆!!

*

*

*

*

*

*

*

Hari demi hari pun berlalu, terhitung sudah dua Minggu Aurel sekolah umum, kehidupan sekolahnya berjalan dengan damai dan tentram. Saking tentramnya mampu membuat bulu kuduk Aurel berdiri.

Entahlah apa yang terjadi, ia hanya merasa jika sesuatu akan terjadi tapi ia tidak tahu apa itu.

Kini Aurel sedang di kelas bersama Irsya dan anak-anak lainnya, guru mereka berhalangan hadir karena sang anak tengah sakit. Irsya berdecak kecil melihat Aurel yang sangat fokus dengan ponsel pintarnya.

"Lagi nonton apa sih? Serius amat," tanya Irsya penasaran seraya mengintip ponsel pintar Aurel.

Melihat tontonan sang teman, Irsya bercedak. "Grafiknya jelek banget."

Seketika tatapan tajam Aurel layangkan ke arah Irsya. "Jelek?" beonya.

"Iya, grafiknya jelek banget. Bikin sakit mata aja."

"Kalo ga suka, ya ga usah diliat. Gue nonton bukan karena grafiknya, tapi karena alur ceritanya. Ga semua hal itu bisa dinilai cuma dari luarnya doang," sinis Aurel.

Ia tentu tidak terima animasi favoritnya dihina oleh Irsya. Apakah gadis itu tidak tahu jika membuat animasi itu susah?

'Murder Drones' adalah animasi favorit Aurel. Animasi yang menceritakan mengenai robot perempuan yang bernama Uzi, ia memiliki niat untuk membunuh semua manusia yang sudah membuang Worker Drones hingga para Drone pekerja itu harus berlindung di balik tiga pintu yang dibuat oleh Ayahnya Uzi.

Suatu hari, Uzi keluar untuk mencari sumber tenaga yang bisa ia gunakan untuk senjatanya. Tapi sayang sekali, di tengah jalan ia malah melihat salah satu Drone Pembongkar. Awalnya mereka memang sedikit terlibat masalah, tapi lama-kelamaan mereka menjadi akrab. Namun, ada satu masalah lagi yang harus Uzi hadapi sebelum membunuh para manusia.

Alur ceritanya sungguh menarik, dan membuat Aurel menyukai animasi tersebut sama seperti ia menyukai animasi dari Monsta dan Wau Animasi.

Tentu saja Aurel tidak suka ada yang menjelekkan animasi favoritnya. Memang benar semua orang itu memiliki hak untuk berpendapat, tapi jika pendapat itu menyinggung orang lain maka hal tersebut tidak dibenarkan.

Irsya tertawa pelan. "Hehe, becanda kali, Rel."

Perputaran bola mata malas Irsya didapat dari Aurel. Ya ampun, Irsya sedikit keterlaluan.

⚡.......🌪

Jam yang ditunggu-tunggu oleh para siswa-siswi pun berbunyi, mereka langsung berlarian keluar kelas setelah sang guru keluar dari ruang kelas mereka.

Seperti biasa, Aurel dan Irsya kini berjalan dengan santai menuju kantin. Tapi kali ini ada yang berbeda dari sebelumnya, yaitu keberadaan Rio yang terus mengekori mereka berdua.

Transmigrasi: The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang