❄BAB 3 : Amarah🍀

1.5K 82 0
                                    

~°•×Happy Readingו°~

>>Tandai Typo!<<

𝕵𝖆𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖑𝖚𝖕𝖆 𝖙𝖊𝖐𝖆𝖓 𝖇𝖎𝖓𝖙𝖆𝖓𝖌𝖓𝖞𝖆!!

*

*

*

*

*

*

*

Brak!

Suara gebrakan meja yang cukup kencang mampu membuat Aurel terkejut, ia menatap Rio yang terlihat menahan amarah. Aurel menghela napas kasar, mungkinkah Rio marah karena perkataannya?

"Apa kamu bilang? Sekolah umum? Jangan bercanda!" Sentak Rio.

Kekehan lirih terdengar dari bibir Rio, pemuda dengan rambut hitam itu menatap sang kembaran dengan tajam.

"Kamu lupa sama perkataan aku!? Aku bilang, kamu bakal homeschooling! Kamu dilarang masuk sekolah umum! Sampai kapan pun!" Bentak Rio yang mampu membuat Aurel sedikit tercengang.

Barusan ... ia dibentak? Oleh bocah ingusan di depannya? Oh astaga, Lia yang sejatinya berusia 20 tahun sungguh tidak terima. Enak saja dirinya dibentak oleh anak yang lebih muda darinya, ditambah ia dibentak oleh anak laki-laki!? Oh tidak-tidak, harga diri seorang Lia bisa tercoreng jika ia hanya diam saja.

"Emangnya kenapa!? Gue cuma minta buat sekolah umum, bukan minta setengah dari bulan! Satu lagi, jangan bentak gue, gue ga budeg, ya!"

Satu kata yang dapat menggambarkan perasaan Rio saat ini, terkejut. Dia tidak menyangka Aurel akan membalas perkataannya, sebenarnya siapa yang mengajari Adiknya untuk mulai membangkang pada dirinya?

Dengan perasaan marah, Rio mencengkram pergelangan tangan Aurel hingga mengakibatkan suara rintihan keluar dari bibir cantik Aurel, namun Rio mengacuhkan hal tersebut.

"Mulai berani membantah heh, siapa yang ngajarin kamu? Ikut aku!"

Rio menyeret Aurel dengan kasar tanpa memedulikan Aurel yang berjalan terseok-seok mencoba mengimbangi langkah mereka.

Si kembar berhenti tepat di depan sebuah pintu berwarna biru gelap, terlihat Rio sedang membuka pintu tersebut dengan salah satu kunci. Setelah pintu terbuka, Rio langsung menghempaskan Aurel hingga si empunya terjatuh ke lantai, beruntung lantai tersebut dilapisi oleh karpet tebal hingga Aurel tidak begitu merasa kesakitan.

Tatapan bingung terpancar dengan jelas di kedua manik kembar Aurel. Kenapa? Pertanyaan tersebut memenuhi pikiran Aurel.

la jelas bingung, sejak ia dilahirkan kembali baru kali ini Rio berperilaku kasar padanya.

Menghiraukan tatapan bingung Aurel, Rio berkata, "Mulai hari ini sampai minggu depan, kamu dikurung di sini! Ngerti!?"

Tanpa menunggu balasan Aurel, Rio berbalik pergi dan tak lupa mengunci ruangan tempat Aurel dikurung. Sedangkan di dalam ruangan, Aurel terdiam mencerna perkataan kembaran dari si pemilik tubuh.

Tersadar, Aurel melotot tidak terima. Baru saja hendak protes, ia dibuat terdiam kala tidak mendapati siapapun di sana kecuali dirinya sendiri. Aurel mengumpat dalam hati ketika menyadari jika pintu ruangan sudah dikunci dari luar.

Transmigrasi: The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang