🍀BAB 14 : Petunjuk☀

476 31 10
                                    

~°•×Happy Readingו°~

>>Tandai Typo!<<

𝕵𝖆𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖑𝖚𝖕𝖆 𝖙𝖊𝖐𝖆𝖓 𝖇𝖎𝖓𝖙𝖆𝖓𝖌𝖓𝖞𝖆!!

*

*

*

*

*

*

*

Bel tanda istirahat berbunyi menimbulkan sorakan para murid dari dalam hati, namun ada sebagian murid yang mengumpat dalam hati lantaran sang guru yang tidak segera pergi dari kelas mereka dan masih sibuk mengajar.

Kelas Aurel mulai sepi lantaran para murid pergi ke kantin untuk mengisi ulang energi, Aurel berdiri setelah membereskan alat tulisnya. Ia akan ke perpustakaan hari ini, ia harus membaca beberapa novel agar tidak stress selama tinggal di dunia antah berantah ini.

Baru saja tiba di depan kelas, Rio sudah berdiri tegak tepat di depannya. Pemuda berambut hitam legam itu menggenggam tangan kanan Aurel lalu hendak beranjak dari sana sebelum suara seseorang mengalihkan perhatian mereka.

"Aurel!"

Tatapan Rio menajam melihat seorang pemuda manis tengah tersenyum ke arah sang kembaran, refleks kedua tangan kekar milik Rio menutupi mata Aurel agar tidak terus menatap pemuda yang tidak ia kenal itu.

Alen, pemuda yang memanggil Aurel menatap sepasang kembar itu bingung. Kenapa Rio menutup mata Aurel? Memilih abai, Alen menarik tangan Aurel dengan semangat tanpa menyadari atmosfer di sekitar berubah mencekam.

"Ayo ke perpus, gue mau ngomong sesuatu sama lo."

Aurel melepas paksa tangan Rio yang menutupi matanya lalu mengangguk, ia memang berniat untuk ke tempat penuh buku itu. Tapi seakan mengingat sesuatu, Aurel melirik Rio dengan gugup.

Jantungnya seakan ingin berpindah ke lutut melihat tatapan tajam Rio, Aurel beralih menatap Alen lalu kembali menatap Rio dengan lirikan mata seolah memberi kode. Paham akan kode dari Aurel, Alen pun melepaskan tarikan tangannya dengan canggung ketika menyadari bahwa atmosfer di sekitarnya berubah.

"Hehe, gue ikut kalian aja deh. Mau ke kantin, 'kan?"

Tanpa menjawab Rio langsung menarik tangan sang kembaran meninggalkan Alen yang misuh-misuh karena diabaikan, Alen pun mengikuti sepasang kembar di depannya dengan malas.

Tiba di kantin, ketiganya pun mencari tempat duduk kosong, setelah menemukan mereka duduk di sana sembari menunggu makanan datang. Sebelumnya Alen sudah meminta tolong pada Adik kelas untuk memesankan mereka makanan.

"Rel, ntar ke perpus, 'kan? Gue harus ngomong sesuatu sama lo."

"Kenapa ga di sini aja? Cepet ngomong terus pergi dari sini, lo ganggu waktu kita." Rio menatap Alen sinis, ia tidak suka ada laki-laki yang mendekati Aurel.

Kedua manik kembar Alen bergerak gelisah mencari jawaban. Ia tidak bisa mengatakannya jika ada Rio di sini. Hal yang ingin ia katakan pada Aurel ini mengenai novel 'Fallin Love', dan ia tidak ingin ada orang lain yang tahu selain dirinya dan Aurel.

"G-ga bisa, cuma gue sama Aurel yang boleh tau tentang ini." Suara Alen terdengar gugup menimbulkan kekehan kecil dari Aurel, ia merasa lucu melihat raut menggemaskan Alen.

Transmigrasi: The ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang