17 || Anjir!

534 67 18
                                    

Pada pagi hari ketika Chaeyoung bangun, dia berada di atas kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pada pagi hari ketika Chaeyoung bangun, dia berada di atas kasur. Matahari sudah memancarkan sinarnya di balik jendela, harum bunga yang menyerbak di kamar membuat suasana pagi lebih menyegarkan rasanya.

Lampu di kamar masih sepenuhnya menyala, Chaeyoung harus segera mematikannya. Tidur dengan lampu menyala sudah menjadi kebiasaan Chaeyoung sejak kecil, karna dia selalu ketakutan jika berada di dalam kegelapan.

"Di mana Jisoo?" Gadis itu bergumam pada dirinya. Pertanyaan itu pertama terlintas di benaknya saat dia tersadar bahwa dirinya seharusnya masih di sofa. Dia tertidur saat menonton TV semalam. "Aku engga ingat aku tidurnya di kamar...."

Dengan gontai, Chaeyoung bangun dari kasurnya dan berjalan keluar kamar sebelum melakukan apa pun. Dia hanya ingin melihat Jisoo saat ini. Kakinya yang jenjang perlahan turun dengan menapak tangga, dan bibirnya yang penuh seketika melengkung senyum saat melihat Jisoo masih tidur di sofa.

"Di sana dia rupanya." Dari tangga, Chaeyoung turun untuk menghampiri Jisoo. Cahaya matahari masuk melalui jendela, menerpa sosok rupawan itu.

Kemudian, Chaeyoung berjongkok, dan dia bisa melihat Jisoo dari jarak yang lebih dekat sekarang. Sekarang, dia yakin bahwa perempuan berambut hitam ini yang megantarkannya ke kamar semalam. Jantungnya kian berdetak kian kencang, memandang seseorang tidak pernah membuat perasaannya sekacau ini.

Chaeyoung membelai rambut Jisoo, dan mengusap bulu matanya yang lentik. Chaeyoung ingin terus melakukan apa yang sedang dia lakukan, dan merasakan perasaan yang sekuat ini terhadap Jisoo. 

Kamu ini ngapain, sih? Kenapa aku ngerasain ini ke kamu, Jisoo?"

"Chaeyoung?"

Gawat. Jisoo bangun!

Dengan terbirit-birit, Chaeyoung langsung menjauhi Jisoo dan mengambil benda apa pun yang dia lihat. Dia tidak boleh ketahuan sedang memandang Jisoo. Itu memalukan!

Masih dengan mata yang sayu, Jisoo bangun dari sofa. Dia menguap. "Hoam.. Kamu...." Jisoo mengucek matanya, dan dia yakin bahwa pandangannya tidak salah saat dia melihat Chaeyoung- "Ngapain kamu pegang vas bunga begitu?"

Chaeyoung gelagapan dibuatnya. "Ehm..... aku..........."

Mikir, ege! Aku pegang vas bunga ngapain?!

Dan Chaeyoung akan menyesali ucapannya ke Jisoo. "Oh! Aku nyari serangga di bunganya. Kemarin ada tugas biologi buat lihat proses penyerbukan mereka!"

"Tapi, kan... itu bunga palsu?"

Chaeyoung meletakkan vasnya kembali ke meja dengan kasar, lantas langsung melenggang pergi ke dapur. "Terserah aku, dong!"

"Kamu ke mana, Chaeyoung?" Jisoo bingung dibuatnya, dan dia langsung mengikuti adik kelasnya itu.

"Ke dapur bikin sarapan!"

Merah sudah wajahnya Chaeyoung. Seperti buah ceri, itu yang dipikirkan Jisoo saat dia melihat Chaeyoung yang langsung memotong alpukat sesampainya mereka di dapur. Jisoo masih heran, Chaeyoung kenapa, sih?

"Kamu sakit, Chaeyoung?" tanya Jisoo sambil menggaruk tengkuknya.

Kehadiran Jisoo di dapur membuat gadis yang berusia 2 tahun lebih muda darinya itu gelisah. Chaeyoung salah tingkah sampai-sampai dia mengambil roti untuk dipotong. Bagus, dia kelihatan seperti manusia primitif yang tidak tahu caranya membedakan alpukat dan roti sekarang. 

Chaeyoung berdecak, "T-Tuh, kann!" Dia menghentikan seluruh kegiatannya dan menatap Jisoo penuh amarah. "Aku- Aku jadi salah motong ro-rotinyaa gara-gara kamu ganggu terus!!"

"Chaeyoung...," panggil Jisoo dengan kesabaran seperti Mas-Mas Jawa. "Kayaknya kamu sakit deh. Muka kamu merah banget dari tadi, beneran. Suaramu juga gemetar. Istirahat lagi aja, yuk? Biar sarapannya aku beli aja."

"E-Engga! Jangan ngaco, k-kamu!"

Jisoo menghela nafas, lantas tanpa berkata lagi, dia langsung mendekati Chaeyoung dan memegang dahinya untuk mengecek apakah bocah ini demam atau tidak. Anak ini sangat sulit untuk diajak bicara pada momen ini.

Dan kalau Chaeyoung bilang, sih, gawat, yaaa. Chaeyoung mau pingsan aja karna saking meltingnya dibuat Jisoo. Jika Chaeyoung adalah air panas, maka dia akan sangat mendidih sehingga uapnya akan menerbangkan tutup teko. 

Chaeyoung auto menjauh dari Jisoo. "Jangan pegang akuuu!!!!!"

"Heh! K-Kamu kenapa, sih?!" Jisoo engap menghindari alpukat yang tiba-tiba dilempar Chaeyoung ke arahnya. "Aneh banget pagi-pagi!!"

"Jauh, gak?!" teriak Chaeyoung. "Kamu nih gak sehat buat jantung aku!!"

Jisoo mendadak berhenti, dan dia menangkap alpukat terakhir yang dilempar Chaeyoung dengan kedua tangannya. Dia menatap Chaeyoung penuh tanya, kepalanya sedikit miring. "Gimana?" 

"Aku kayaknya suka sama kamu."

"Lah anjir!"

𝐓𝐡𝐞𝐢𝐫 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬 || 𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang