18 || Titik Koma (end)

516 51 8
                                    

"Anjir!" pekik Jisoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjir!" pekik Jisoo. Matanya membelalak seperti hendak keluar saat mendengar itu langsung dari Chaeyoung. "Apa, sumpah? Ulangi yang kamu bilang."

Chaeyoung di sisi lain kalap sudah. Kepalanya terlalu riuh sampai dia sudah tidak mempunyai ide lagi untuk menutupi apa yang baru saja dia lontarkan. "Aku ga tau...." Chaeyoung meletakkan kembali pisau yang dia pegang ke wastafel. Untung saja dia tidak jadi melempar itu. "Aku akui, aku ga suka sama kamu sejak awal kita ketemu. Kamu nyebelin banget soalnya," jelasnya. "Tapi kamu tau sendiri, kita udah banyak lewatin hal bareng, dan aku gak nyangka kita bakal jadi kayak gini sebelumnya. Aku rasa aku punya perasaan yang gak biasa ke kamu, Jisoo. Aku gak pernah ngerasain ini ke siapa pun."

Setelah mendengar pernyataan Chaeyoung, Jisoo terdiam dan menatap gadis di hadapannya dengan tatapan yang serius. Dahi Jisoo mengkerut, tampak serius memikirkan sesuatu.

Melihat ekspresi Jisoo yang seperti itu membuat Chaeyoung ingin menarik kembali kata-katanya. Dia khawatir telah salah bicara. Namun saat dia hendak bersuara, Jisoo memotongnya.

Chaeyoung menggeleng tidak yakin. "Uhm... lupain aja apa yang aku bilang tadi. Gak jelas juga-"

"Ayo bicarain soal ini, Chae," ajak Jisoo. Itu membuat tatapan Chaeyoung yang sedari tadi ke bawah, lantas naik ke arahnya. Gadis berambut terang itu memicingkan matanya kepada Jisoo, seolah-olah memintanya untuk mengulang kembali perkataannya.

Jisoo yang mengerti pun mempertegas, "Aku mau kita duduk sambil ngobrolin tentang hal ini. Biar lebih santai aja."

Dan berakhirlah mereka di meja makan yang sangat besar ukurannya di dapur itu. Meja berbahan marmer itu bisa muat sampai 8 orang. Di atas meja itu terdapat potongan buah alpukat yang sebelumnya telah Chaeyoung persiapkan, dan beberapa lembar roti tawar. Di samping itu juga terdapat secangkir kopi panas untuk Jisoo dan secangkir teh untuk gadis lainnya.

"Biar enggak tegang amat, kita sambilan sarapan aja, yuk?"

"Aku biasanya sarapan nasi."

"Makan aja dulu yang ada."

"Heum," dehem Chaeyoung menanggapi Jisoo. "Makan, Jisoo.."

"Makan, Chaeyoung."

Beberapa saat berlalu, Jisoo telah menghabisi setengah sarapannya di sana. Dan sebenarnya, ini tidak seperti biasanya, yang mana sarapan Jisoo sudah pasti akan habis sekarang. Dia tidak memiliki nafsu makan rasanya. Hal yang sama tampak juga dirasakan oleh Chaeyoung, dia hanya menatap makanannya sejak awal.

Pada saat itu Jisoo tahu mereka hanya akan terus berdiam sampai ada yang membuka suara di antara mereka, dan Jisoo berinisiatif untuk memulainya. "Chaeyoung," panggil Jisoo mengawali percakapan. "Jujur aja aku masih syok sama apa yang kamu bilang ke aku barusan."

"Iya. Kelihatan, sih."

"Aku gak nyangka kalau kamu bisa punya perasaan kayak gitu ke aku."

"Aneh banget, ya?"

𝐓𝐡𝐞𝐢𝐫 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬 || 𝐂𝐡𝐚𝐞𝐬𝐨𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang